Karekteristik Pembelajaran Kontekstual Pendekatan dan Strategi Kontekstual

commit to user 27 4 Kemajuan belajar siswa diukur dari proses, kinerja, dan produk, berbasis pada prinsip authentic assesment.

b. Karekteristik Pembelajaran Kontekstual

Menurut Nurhadi, Burhanuddin, dan Agus Gerrad Senduk 2003:3 1, pendekatan pembelajaran kontekstual Contextua l tea ching a nd lea rning memiliki tujuh komponen utama pembelajaran yang efektif, yaitu: kontruktivisme constr uctivism, menemukan inquiry, bertanya questioning, masyarakat belajar lea r ning community, pemodelan modeling, refleksi r eflection, penilaian yang sebenarnya a uthentic a ssessment. Gambar : Keterkaitan antar komponen pembelajaran kontekstual Sumber : Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Nurhadi, Burhanudin, dan Agus G.S 2003 : 31 Penerapan masing-masing komponen pembelajaran kontekstual di atas dijelaskan dalam uraian berikut 1 Kontruktivisme contr uctivism Kontruktivisme merupakan landasan berfikir filosofi pendekatan Contextua l tea ching a nd lea r ning CTL, Konstruktivism menemukan pemodelan penilaian bertanya Masyarakat refleksi commit to user 28 yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas sempit serta tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta- fakta, konsep-konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkar hal tersebut pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses beIajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru. Pandangan kontruktivisme lebih diutamakan dibandingan seberapa banyak siswa memperoleh dan rrtengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan : a Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa. b Memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri. c Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri. 2 Menemukan inquir y . Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi d4ri menemukan sendiri. Guru hares merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. commit to user 29 Observasi Observa tion Bertanya Questioning Mengajukan dengan Hipotesis Pengumpulan data Da ta gha tering Penyimpulan Concula tion Gambar : Proses Inkuiri Sumber : Pembelajaran Kontekstual, Depdiknas 2003 : 12 commit to user 30 Langkah-langkah yang dilaksanakan: a Merumuskan masalah dalam mata pelajaran apapun b Mengamati atau melakukan observasi. c Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, label, dan karya lainnya. d Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien lain. 3 Bertanya questioning Bertanya Questioning merupakan strategi utama dalam pembelajaran yang berbasis Contextua l Tea ching a nd Lea rning CTL. Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian paling dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan pada aspek yang belum diketahuinya. Pertanya adalah sua tu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan. Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan untuk merangsang siswa berfikir, berdiskusi, dan berspekulasi. Guru dapat menggunakan teknik bertanya dengan cars memodelkan keingintahuan siswa dan mendorong siswa agar mengajukan pertanyaan -pertanyaan. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk a Menggali informasi commit to user 31 b Mengecek pemahaman siswa; c Memecahkan persoalan yang dihadapi; d Membangkitkan respon kepada siswa; e Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa; f Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; g Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikqhendaki guru; h Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;dan i Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4 Masyarakat belajar lea r ning community Konsep lea r ning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing, antar teman, antar kelompok, dan antara mereka yang tahu ke mereka yang belum tahu. Dalam pembelajaran Contextua l Tea ching a nd lea r ning CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok - kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat. Masyarakat pembelajar atau learning community m engandung arti sebagai berikut: a Adanya kelompok belajar yang berkomunikasi untuk berbagai gagasan dan pengalaman. b Ada kerja sama untuk memecahkan masalah. commit to user 32 c Pada umumnya hash kerja kelompok lebih baik daripada kerja individual. d Ada rasa tanggung jawab kelompok, semua anggota dalam kelompok mempunyai langgung jawab yang lama. e Upaya membangun motivasi belajar bagi anak yang belum mampu dapat diadakan. f Menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan seorang anak belajar dengan anak lainnya. g Ada rasa tanggung jawab dan kerja lama antara anggota kelompok untuk saling memberi dan menerima. h Ada guru yang memandu proses belajar dalam kelompok. i Harus ada komunikasi dua arah atau multi arah. j Ada kemauan untuk menerima pendapat yang lebih baik. k Ada kesediaan untuk menghargai pendapat orang lain. l Tidak ada kebenaran yang hanya satu raja m Dominasi siswa yang pintar perlu diperhatikan agar yang lambat bisa berperan 5 Pemodelan modeling Pemodelan artinya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang biasa ditiru. Model itu bisa cara pengoperasian sesuatu, cara memperbesar dan memperkecil skala peta, cara menggunakan peta, cara mengukur suhu udara dan sebagainya. Pendekatan Contextua l Tea ching a nd Lea r ning C TL, guru bukan satu-satunya model, model dapat commit to user 33 dirancang dengan melibatkan siswa, model juga dapat didatangkan dari luar. Contoh pemodelan di dalam atau di luar kelas: a Guru menyuruh siswa, yang menjadi juara lomba puisi, untuk memberi contoh cara membaca puisi. b Guru bahasa Inggris memberi contoh cara melafalkan kata yang benar. c Guru IPA mendemonstrasikan cara menggunakan jangka sorong. d Guru olah raga menunjuk siswa, yang pandai bermain sepak bola, untuk melaksanakan drible dan tendangan yang benar e Guru IPS Ekonomi mendatangkan seseorang yang sukses dalam berdagang ke kelas lalu siswa diminta bertanya tentang beberapa hal dengan orang itu. f Guru agama Islam mempraktekkan cara beribadah haji di lapangan manasik haj i 6 Refleksi r eflection Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang telah kita lakukan di masa yang lalu. Siswa mengedepankan apa yang barn dipelajari sebagai struhtur pengetahuan yang bar u, yang merupakan pengayaan atau revisi dari perlgetahuan sebelumnya. Realisasi refleksi dapat berupa a Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehya hari itu. b Catatan atau jurnal di buku siswa. c Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. commit to user 34 d Diskusi e Hasil karya. 7 Penilaian yang Sebenarnya authentic a ssessment Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran. Apabila data yang dikumpulkan oleh guru mengidentifikasi bahwa siswa mengalami kemacetaq dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbatas dari kemacetan belajar. Gambaran tentang kem ajuan belajar itu diperlukan sepanjang prows pembelajaran, maka a ssessment tidak hanya dilakukan diakhir periode semester pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar seperti USUN, tetapi dilakukan bersama dengan secara terintegrasi tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Data yang dikumpulkan dalam a ssessment bukanlah untuk mencari informasi tqntang belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya dilekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari, bukan ditekankan pada perolehan sebanyak mungkin informasi di akhir pembelajaran. Karena a ssessment menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus di peroleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. commit to user 35 Prinsip-prinsip yang dipakai dalam penilaian autentik adalah sebagai berikut : a Harus mengukur semua aspek pembelajaran : proses, kinerja, dan produk. b Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung c Menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber. d Tes hanya sebagai salah satu alat pengumpul data penilaian. e Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa bukan keluasannya. f Tugas-tugas yang diberikan harus mencerminkan bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari. Karakteristik a uthentic a ssessment dapat dikemukaan butir-butir berikut: 1 Dilaksanakan selama dan sesudah pro ses pembelajaran berlangsung. 2 Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. 3 Yang diukur ketrampilan performance, bukan megingat fakta. 4 Berkesinambungan 5 Terintegrasi 6 Dapat digunakan untuk feed ba ck Jenis penilaian yang digunakan dalam authentic assesment adalah penilaian proyek, hasil tes tertulis, portofolio, pekerj aan rumah, kuis, karya commit to user 36 wisata, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, karya tulis, kelompok diskusi, dan wawancara.

c. Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG Pengelolaan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Gebang Surakarta.

0 3 19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG Pengelolaan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Gebang Surakarta.

0 3 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Gebang Surakarta.

0 3 7

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR Pengelolaan Media Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Banyuanyar I Surakarta.

1 9 19

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BOYOLALI Pengelolaan Media Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 3 Boyolali.

0 7 17

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BOYOLALI Pengelolaan Media Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 3 Boyolali.

0 6 15

MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 6 DENGAN MACROMEDIA Media Pembelajaran Matematika Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 6 Dengan Macromedia Flash 8.

0 3 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RSBI DI SMP NEGERI 1 PURWODADI BERBASIS MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Rsbi Di SMP Negeri 1 Purwodadi Berbasis MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

0 0 11

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RSBI DI SMP NEGERI 1 PURWODADI BERBASIS MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Rsbi Di SMP Negeri 1 Purwodadi Berbasis MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

0 4 22

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD NEGERI 4 PURWODADI GROBOGAN

1 0 11