Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

88

B. Pembahasan

1. Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar pada Mata Pelajaran IPA Kelas IIIB SD Negeri Panggang Sedayu, Bantul, Yogyakarta Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, diketahui guru kelas IIIB memanfaatkan lingkungan sebagai seumber belajar pada mata pelajaran IPA. Jenis lingkungan yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPA meliputi, lingkungan kelas, halaman sekolah, kebun sekolah, sungai, perswahan, hutan buatan, kolam ikan, dan lingkungan warga yang tinggal di dekat sekolah. Karena sempat diadakan kegiatan outbond setelah UTS, maka Desa Wisata dan Outbond dapat dikatakan menjadi salah satu tempat belajar menggunakan alam terbuka karena disana terdapat sungai, sawah, pegunungan yang sesuai dengan materi IPA sebelumnya. Hal ini dilakukan guru karena pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar guru tidak hanya menjelaskan secara teori saja tentang materi yang sedang dibahas. Akan tetapi, guru juga harus memberikan contoh langsung atau sesuatu yang nyata tentang objek yang sedang dipelajari. Langkah yang diambil oleh guru tersebut merupakan langkah yang akan memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran ditengah kepadatan mata pelajaran yang lain. Lingkungan merupakan salah satu jenis sumber belajar yang dapat dimanfaakan dalam pembelajaran, karena lingkungan menyediakan banyak media dan kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang individu dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Mariyana 2010: 16 yang menyatakan 89 bahwa, lingkungan dapat diartikan sebagai suatu tempat atau suasana keadaan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Lingkungan menyediakan rangsangan stimulus terhadap individu begitu sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Proses interaksi tersebut membuat individu mengalami perubahan berupa tingkah laku. Seperti yang kita tahu, proses perubahan tingkah laku merupakan suatu proses belajar. Interaksi individu dengan lingkungan akan membantu dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih bermakna. 2. Jenis Lingkungan yang Dimanfaatkan sebagai Sumber Belajar pada Mata Pelajaran IPA Kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, diketahui bahwa jenis lingkungan yang dimanfaatkan oleh guru IPA kelas IIIB di SD Negeri Panggang meliputi lingkungan kelas, halaman sekolah, kebun sekolah, sungai, persawahan, kolam ikan, lingkungan tempat tinggal warga, dan tempat wisata seperti Desa Wisata dan Outbond di Grogol, Sleman, Yogyakarta. Pemanfaatan lingkungan tersebut sebagai sumber belajar sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai 2010: 212-214, yang menyatakan bahwa lingkungan yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu lingkungan sosial lingkungan warga sekitar, lingkungan alam lingkungan di sekitar sekolah: cuaca, sungai, pegunungan, dan lingkungan buatan sawah, kebun 90 buatan, kolam ikan, dan lingkungan kelas yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi siswa ketika belajar. Selain lingkungan yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar, guru juga memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar sebagai sarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Majid 2011: 170-171 yang mengategorikan sumber belajar menjadi beberapa kategori, yaitu tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, buku, peristiwa dan fakta. Guru menggunakan buku berupa buku paket dan LKS disetiap pembelajaran. Ketika mempelajari materi penghematan energi, guru memanfaatkan benda berupa kipas angin, lampu, dan kran air sebagai sumber belajar. 3. Proses Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPA kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta dilakukan setelah guru melihat kesesuaian materi dengan lingkungan, kondisi siswa, setelah itu guru mengobservasi terlebih dahulu lingkungan yang akan dijadikan sebagai sumber belajar sehingga proses pembelajarannya dapat berjalan dengan optimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan Kurikulum KTSP, namun pelaksanaannya tetap mengandung 5M. Pemanfaatan lingkungan dilakukan 91 dengan cara membawa siswa belajar di lingkungan, untuk melakukan kegiatan survey, game, pengamatan, dan praktik lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Uno Mohamad 2011: 146-147 yang menyatakan bahwa salah satu keuntungan dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah siswa dapat dibawa langsung ke dunia yang konkret tentang penanaman konsep pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya mengkhayal atau membayangkan materi. Setelah melakukan pengamatan langsung, siswa diminta untuk menuliskan hasil kegiatan yang dilakukan di lingkungan, kemudian mempresentasikannya di depan kelas. Siswa juga dapat diajak melakukan outbond. Melalui kegiatan outbond, siswa seacara tidak langsung mempelajari materi IPA menggunakan alam terbuka. Di samping itu, pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti menghadirkan narasumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan langkah perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Langkah yang dilakukan oleh guru sebelum memanfaatkan lingkungan berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, guru melihat kesesuaian materi yang akan dipelajari terlebih dahulu, kemudian melihat kondisi siswa. Setelah itu, guru melakukan observasi lingkungan yang akan dijadikan sumber belajar. Setelah dirasa cukup sesuai, langkah selanjutnya guru merancang kegiatan pembelajaran membuat RPP. Kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan guru adalah, guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok kemudian siswa diminta untuk 92 melakukan pengamatan di lingkungan. Setelah melakukan pengamatan, siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatannya di LKS. Lalu, siswa diajak kembali ke dalam kelas kemudian mempresentasikan hasil pengamatannya. Selain melakukan pengamatan, terkadang guru juga mengajak siswa bermain game agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Permainan dipilih oleh guru, dikarenakan karakteristik siswa kelas III masih suka bermain. Jadi, guru mengambil upaya belajar sambil bermain. Menurut Izzaty, dkk 2013: 115 menyebutkan bahwa masa-masa kelas rendah kelas I, II, III memiliki ciri-ciri khas diantatanya adalah kehidupan adalah bermain. Sehingga pada usia ini, anak belum bisa membedakan dengan jelas antara bermain dan belajar. Selain kedua kegiatan pembelajaran diatas, terkadang guru juga meminta siswa untuk melakukan praktik atau percobaan sederhana. Contoh percobaan yang dilakukan adalah “Hujan Buatan.” Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan langkah tindak lanjut. Langkah yang dilakukan guru adalah memancing siswa untuk menarik kesimpulan, melakukan evaluasi pembelajaran dengan cara memberikan soal, kuis, test, maupun melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi yang telah dipelajari. Setelah itu, terkadang guru juga memberikan pekerjaan rumah dan menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah yang dilakukan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai 2010: 214-217, menyebutkan ada tiga langkah 93 yang harus ditempuh dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, yaitu langkah perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. a. Cara Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPA Kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPA di kelas IIIB dilakukan secara bervariatif oleh guru kelas. Pembelajaran variatif dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Pemanfaatan lingkungan kelas sebagai sumber belajar siswa yang dirancang sedemikian rupa agar dapat memfasilitasi siswa dalam belajar akan membuat siswa merasa senang dan semangat, contoh kelas dirancang menjadi arena game, selain itu guru juga dapat membawa sumber belajar ke dalam kelas. Sedangkan pemanfaatan lingkungan di luar kelas dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek. Pengamatan dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah, seperti halaman sekolah, kebun sekolah, sawah, dan lingkungan warga yang tinggal di dekat sekolah. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat dari Samatowa Uno Mohamad, 2011: 137 yang mengatakan bahwa pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan di luar kelas out door education dengan memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium alam. Hal ini dilakukan untuk membuat siswa lebih aktif dan berani mencoba karena dalam IPA bukan hanya guru yang aktif dalam pembelajaran, siswa juga harus aktif agar dapat berpikir kritis. 94 Mengingat beban pelajaran lain yang harus ditempuh siswa, kegiatan pembelajaran tidak harus selalu diisi dengan ceramah dari guru saja. Guru juga harus menghadirkan cara belajar yang inovatif dan menyenangkan agar siswa termotivasi dalam belajar, agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa dan siswa dapat memahami materi serta mampu mengingat materi karena kegiatan pembelajaran yang bermakna. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Iskandar Uno, 2011: 137 yang menyatakan bangkitnya motivasi belajar intrinsik siswa sangat dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik, yaitu behavior lingkungan. Sharp Barlia, 2006: 10 menyatakan bahwa tidak ada sekolah yang terlalu lengkap dan sangat maju di dalam hal proses belajar mengajar tanpa ditunjang dengan eksplorasi ke lingkungan alam sekitar. Pendapat tersebut dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi kita semua bahwa untuk dapat melangsungkan kegiatan belajar mengajar yang efektif, tidak selalu ditunjang oleh ketersedianya fasilitas yang lengkap, atau ketiadaan fasilitas belajar di dalam kelas tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk tidak terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang optimal. Dari alam sekitar siswa dibimbing untuk mempelajari berbagai macam kegiatan dan kehidupan. Hal tersebut terkait dengan pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran melalui pemanfaatan lingkungan alam sebagai sumber belajar memungkinkan siswa untuk dapat melihat seeing, berbuat sesuatu doing, melibatkan diri dalam proses belajar undergoing, serta mengalami secara langsung experiencing terhadap hal-hal yang 95 dipelajari. Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan bernilai, sebab para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya. Pembelajaran lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Seperti yang diungkapkan oleh Bruner Sugihartono, dkk, 2013: 111 bahwa belajar adalah proses yang bersifat aktif yang terkait dengan ide Discovery Learning yaitu siswa berinteraksi dengan lingkungan melalui eksplorasi dan manipulasi objek, membuat pertanyaan dan menyelenggarakan eksperimen. b. Aktivitas Siswa ketika Belajar di Luar Kelas Berdasarkan pemaparan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa kondisi siswa ketika belajar di dalam kelas kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Sehingga guru mengambil langkah untuk mengajaknya belajar di luar kelas dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Siswa yang tadinya kurang bersemangat berubah menjadi semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Rohani 2010: 188 menyatakan sumber belajar adalah segala apa daya, lingkungan, pengalaman yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses pembelajaran agar lebih efektif dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pengajaran, baik yang telah disediakandipersiapkan, baik yang langsungtidak langsung, baik konkret.yang abstrak. Di sekitar sekolah banyak terdapat lingkungan yang berpotensi dijadikan sebagai sumber belajar. Seperti yang dilakukan oleh guru di kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta yang memanfaatkan lingkungan kelas, halaman sekolah, kebun sekolah, sungai, sawah, dan lingkungan 96 warga sebagai sumber belajar dalam mata pelajaran IPA yang menyebabkan siswa menjadi antusias dalam mengikuti pelajaran. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat Hamalik 2011: 196 suatu lingkungan pendidikan memiliki fungsi, salah satu fungsinya adalah fungsi psikologis. Stimulus berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga muncul respon yang menunjukkan tingkah laku tertentu. Respon tersebut sewaktu-waktu dapat menjadi stimulus baru yang menimbulkan respon baru, demikian seterusnya. Artinya, lingkungan mengandung suatu makna dan melaksanakan fungsi psikologis tertentu. 4. Keuntungan yang Diperoleh dari Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar pada Mata Pelajaran IPA Kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa sama-sama mendapatkan keuntungan dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam mata pelajaran IPA. Keuntungan yang diperoleh, yaitu memudahkan guru dalam menyampaikan materi, siswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna, dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, membuat siswa lebih antusias dan lebih semangat dalam mengikuti pelajaran, siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan, siswa menjadi terbiasa untuk lebih aktif dan berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa juga menjadi lebih mandiri, disiplin, bertanggung jawab, serta mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu. Selain keuntungan akademik yang diperoleh, pemanfaatan 97 lingkungan sebagai sumber belajar juga dapat menumbuhkan kesadaran siswa terhadap lingkungan sekolah dan lingkungan disekitarnya. Pemamparan di atas sejalan dengan pendapat Rohani 1997: 103 yang menyebutkan bahwa sumber belajar memberikan manfaat, diantaranya memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret bagi siswa, memberi motivasi yang positif bagi siswa, merangsang siswa untuk berpikir kritis, bersikap, dan berkembang lebih lanjut. Interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan menyebabkan pengalaman belajar yang baru bagi siswa. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan lebih mudah diingat oleh siswa. Lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai sumber pembelajaran Musfiqon, 2012: 133. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPA dapat mengarahkan siswa pada peristiwa atau keadaan sebenarnya sehingga sumber belajar lebih nyata, aktual, dan sesuai fakta. Pemanfaatan lingkungan dalam kegiatan pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, budaya, motivasi belajar, dan perkembangan emosional serta intelektual anak. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPA dapat menumbuhkan motivasi dan inspirasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga mampu meningkatakan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran dapat membuat pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih tahan lama karena siswa 98 dihadapkan dengan keadaan secara langsung sehingga membuat pembelajaran yang lebih bermakna. Menurut Uno Mohamad 2011: 146-147 kelebihan yang diperoleh dari pemanfaataan lingkungan sebagai sumber belajar, diantaranya; peserta didik dibawa langsung ke dunia yang konkret tentang penanaman konsep pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya mengkhayal atau membayangkan materi; pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan mudah dicerna oleh peserta didik karena peserta didik disajikan materi yang sifatnya konkret bukan abstrak; motivasi belajar peserta didik akan lebih bertamabah karena peserta didik mengalami suasana belajar yang berbeda dari biasanya; membuka peluang kepada peserta didik untuk berimajinasi; dan peserta didik akan lebih leluasa dalam berpikir dan cenderung untuk memikirkan materi yang diajarkan karena materi yang diajarkan telah tersaji di depan mata konkret. 5. Kendala yang Muncul Saat Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPA di Kelas IIIB SD Negeri Panggang Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat kendala dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran IPA, yaitu kendala bagi guru dan kendala bagi siswa. Kendala yang dirasakan oleh guru, adalah guru kesulitan dalam mengkondisikan siswa, guru membutuhkan waktu yang lebih lama, sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah terbatas, guru membutuhkan pengawasan ekstra. Penjelasan tersebut senada dengan pendapat Izzaty, dkk 2013: 115 yang menyebutkan, bahwa masa-masa kelas rendah kelas I, 99 II, III memiliki ciri-ciri khas diantaranya adalah kehidupan adalah bermain. Sehingga pada usia ini, anak belum bisa membedakan dengan jelas antara bermain dan belajar. Sedangkan kendala yang dialami siswa ketika belajar di lingkungan yaitu siswa kesulitan untuk menulis karena tidak ada papan atau tatakan yang digunakan untuk menulis. 6. Upaya Menghadapi dan Mengatasi Kendala yang Muncul saat Pembelajaran di Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui guru melakukan beberapa upaya untuk menghadapi sekaligus mengatasi kendala yang muncul, yaitu guru memberikan teguran dan nasihat bagi siswa yang sering membuat gaduh dan mengganggu siswa yang lain, guru meminta siswa yang ramai untuk menggantikannya mengajar di depan kelas atau menyuruhnya bermain di luar kelas agar tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa yang lain, guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok yang dibentuk secara heterogen sehingga siswa yang mempunyai kepandaian lebih dapat dijadikan sebagai koordinator dalam mengkoordinir teman-temannya, keterbatasan waktu diatasi dengan menjelaskan point pentingnya saja pada saat pembelajaran berlangsung sehingga fokus materi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, keterbatasan sumber belajar di sekolah dapat diganti dengan menggunakan media pembelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah alat peraga, gambar, buku panduan, maupun video audiovisual, guru memberikan aturan dan penjelasan mengenai alur pembelajaran di luar kelas agar 100 pembelajaran dapat berjalan dengan terarah dan tidak mengganggu kelas lain. Sedangkan untuk mengatasi kesulitan menulis siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di luar kelas, guru menjelaskan kembali materi yang di bahas di lingkungan secara garis besar ketika siswa sudah kembali ke kelas. Upaya ini juga dilakukan guru memeriksa pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Tebel ringkasan deskripsi disajikan pada lampiran 1 halaman 108. 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN