88
B. Pembahasan
1. Pemanfaatan  Lingkungan  sebagai  Sumber  Belajar  pada  Mata  Pelajaran  IPA
Kelas IIIB SD Negeri Panggang Sedayu, Bantul, Yogyakarta Berdasarkan  hasil  wawancara  dan  observasi  yang  telah  dilakukan,  diketahui
guru  kelas  IIIB  memanfaatkan  lingkungan  sebagai  seumber  belajar  pada  mata pelajaran  IPA.  Jenis  lingkungan  yang  dimanfaatkan  sebagai  sumber  belajar  pada
mata  pelajaran  IPA  meliputi,  lingkungan  kelas,  halaman  sekolah,  kebun  sekolah, sungai, perswahan, hutan buatan, kolam ikan, dan lingkungan warga yang tinggal di
dekat  sekolah.  Karena  sempat  diadakan  kegiatan  outbond  setelah  UTS,  maka  Desa Wisata dan Outbond dapat dikatakan menjadi salah satu tempat belajar menggunakan
alam terbuka karena disana terdapat sungai, sawah, pegunungan yang sesuai dengan materi  IPA  sebelumnya.  Hal  ini  dilakukan  guru  karena  pada  mata  pelajaran  IPA  di
sekolah  dasar  guru  tidak  hanya  menjelaskan  secara  teori  saja  tentang  materi  yang sedang  dibahas.  Akan  tetapi,  guru  juga  harus  memberikan  contoh  langsung  atau
sesuatu yang nyata tentang objek yang sedang dipelajari. Langkah yang diambil oleh guru  tersebut  merupakan  langkah  yang  akan  memudahkan  siswa  dalam  menerima
materi pelajaran ditengah kepadatan mata pelajaran yang lain. Lingkungan  merupakan  salah  satu  jenis  sumber  belajar  yang  dapat
dimanfaakan  dalam  pembelajaran,  karena  lingkungan  menyediakan  banyak  media dan  kegiatan  pembelajaran  yang  dapat  merangsang  individu  dalam  proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Mariyana 2010: 16 yang menyatakan
89 bahwa, lingkungan dapat diartikan sebagai suatu tempat atau suasana keadaan yang
dapat  mempengaruhi  pertumbuhan  dan  perkembangan  seseorang.  Lingkungan menyediakan  rangsangan  stimulus  terhadap  individu  begitu  sebaliknya  individu
memberikan respon terhadap lingkungan. Proses interaksi tersebut membuat individu mengalami perubahan berupa tingkah laku. Seperti yang kita tahu, proses perubahan
tingkah  laku  merupakan  suatu  proses  belajar.  Interaksi  individu  dengan  lingkungan akan  membantu  dalam  memperoleh  pengetahuan  dan  pengalaman  yang  lebih
bermakna. 2.
Jenis  Lingkungan  yang  Dimanfaatkan  sebagai  Sumber  Belajar  pada  Mata Pelajaran IPA Kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  diketahui  bahwa jenis  lingkungan  yang  dimanfaatkan  oleh  guru  IPA  kelas  IIIB  di  SD  Negeri
Panggang  meliputi  lingkungan  kelas,  halaman  sekolah,  kebun  sekolah,  sungai, persawahan, kolam ikan, lingkungan tempat tinggal warga, dan tempat wisata seperti
Desa Wisata dan Outbond di Grogol, Sleman, Yogyakarta. Pemanfaatan lingkungan tersebut  sebagai  sumber  belajar  sesuai  dengan  pendapat  Sudjana  dan  Rivai  2010:
212-214,  yang  menyatakan  bahwa  lingkungan  yang  dapat  digunakan  dalam  proses pendidikan  dan  pengajaran  secara  umum  dapat  dikategorikan  menjadi  tiga  macam,
yaitu lingkungan sosial lingkungan warga sekitar, lingkungan alam lingkungan di sekitar  sekolah:  cuaca,  sungai,  pegunungan,  dan  lingkungan  buatan  sawah,  kebun
90 buatan, kolam ikan, dan lingkungan kelas yang dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat memfasilitasi siswa ketika belajar. Selain  lingkungan  yang  dimanfaatkan  sebagai  sumber  belajar,  guru  juga
memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar sebagai sarana yang digunakan untuk mendukung  proses  pembelajaran.  Hal  ini  diungkapkan  oleh  Majid  2011:  170-171
yang  mengategorikan  sumber  belajar  menjadi  beberapa  kategori,  yaitu  tempat  atau lingkungan  alam  sekitar,  benda,  orang,  buku,  peristiwa  dan  fakta.  Guru
menggunakan  buku  berupa  buku  paket  dan  LKS  disetiap  pembelajaran.  Ketika mempelajari  materi  penghematan  energi,  guru  memanfaatkan  benda  berupa  kipas
angin, lampu, dan kran air sebagai sumber belajar. 3.
Proses  Pemanfaatan  Lingkungan  sebagai  Sumber  Belajar  pada  Mata  Pelajaran IPA di Kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul Yogyakarta
Berdasarkan  hasil  penelitian,  diketahui  bahwa  pemanfaatan  lingkungan sebagai  sumber  belajar  pada  mata  pelajaran  IPA  kelas  IIIB  SD  Negeri  Panggang,
Sedayu,  Bantul,  Yogyakarta  dilakukan  setelah  guru  melihat  kesesuaian  materi dengan  lingkungan,  kondisi  siswa,  setelah  itu  guru  mengobservasi  terlebih  dahulu
lingkungan  yang  akan  dijadikan  sebagai  sumber  belajar  sehingga  proses pembelajarannya  dapat  berjalan  dengan  optimal  dan  tujuan  pembelajaran  dapat
tercapai. Proses pembelajaran  yang dilakukan masih menggunakan Kurikulum KTSP,
namun  pelaksanaannya  tetap  mengandung  5M.  Pemanfaatan  lingkungan  dilakukan
91 dengan  cara  membawa  siswa  belajar  di  lingkungan,  untuk  melakukan  kegiatan
survey,  game,  pengamatan,  dan  praktik  lapangan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat Uno    Mohamad  2011:  146-147  yang  menyatakan  bahwa  salah  satu  keuntungan
dari  pemanfaatan  lingkungan  sebagai  sumber  belajar  adalah  siswa  dapat  dibawa langsung ke dunia yang konkret tentang penanaman konsep pembelajaran, sehingga
peserta  didik  tidak  hanya  mengkhayal  atau  membayangkan  materi.  Setelah
melakukan  pengamatan  langsung,  siswa  diminta  untuk  menuliskan  hasil  kegiatan yang  dilakukan  di  lingkungan,  kemudian  mempresentasikannya  di  depan  kelas.
Siswa  juga  dapat  diajak  melakukan  outbond.  Melalui  kegiatan  outbond,  siswa seacara  tidak  langsung  mempelajari  materi  IPA  menggunakan  alam  terbuka.  Di
samping  itu,  pemanfaatan  lingkungan  dapat  dilakukan  dengan  cara  membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti menghadirkan narasumber untuk menyampaikan
materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan langkah perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Langkah  yang  dilakukan  oleh  guru  sebelum  memanfaatkan  lingkungan berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah  dipaparkan  sebelumnya,  guru  melihat
kesesuaian  materi  yang  akan  dipelajari  terlebih  dahulu,  kemudian  melihat  kondisi siswa. Setelah itu, guru melakukan observasi lingkungan yang akan dijadikan sumber
belajar.  Setelah  dirasa  cukup  sesuai,  langkah  selanjutnya  guru  merancang  kegiatan pembelajaran  membuat  RPP.  Kegiatan  pembelajaran  yang  sering  dilakukan  guru
adalah,  guru membentuk siswa menjadi  6 kelompok kemudian siswa diminta untuk
92 melakukan  pengamatan  di  lingkungan.  Setelah  melakukan  pengamatan,  siswa
diminta untuk menuliskan hasil pengamatannya di  LKS. Lalu, siswa diajak kembali ke dalam kelas kemudian mempresentasikan hasil pengamatannya. Selain melakukan
pengamatan, terkadang  guru juga mengajak siswa bermain  game  agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Permainan dipilih oleh guru, dikarenakan karakteristik
siswa  kelas  III  masih  suka  bermain.  Jadi,  guru  mengambil  upaya  belajar  sambil bermain.  Menurut  Izzaty,  dkk  2013:  115  menyebutkan  bahwa  masa-masa  kelas
rendah  kelas  I,  II,  III  memiliki  ciri-ciri  khas  diantatanya  adalah  kehidupan  adalah bermain.  Sehingga pada  usia ini, anak belum bisa membedakan dengan jelas antara
bermain dan belajar. Selain  kedua  kegiatan  pembelajaran  diatas,  terkadang  guru  juga  meminta
siswa  untuk  melakukan  praktik  atau  percobaan  sederhana.  Contoh  percobaan  yang dilakukan adalah “Hujan Buatan.” Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan langkah
tindak lanjut. Langkah yang dilakukan guru adalah memancing siswa untuk menarik kesimpulan,  melakukan  evaluasi  pembelajaran  dengan  cara  memberikan  soal,  kuis,
test,  maupun  melakukan  tanya  jawab  dengan  siswa  seputar  materi  yang  telah dipelajari.  Setelah  itu,  terkadang  guru  juga  memberikan  pekerjaan  rumah  dan
menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah yang dilakukan  guru  dalam  memanfaatkan  lingkungan  sebagai  sumber  belajar  sesuai
dengan pendapat Sudjana dan Rivai 2010: 214-217, menyebutkan ada tiga langkah
93 yang harus ditempuh dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, yaitu
langkah perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. a.
Cara  Memanfaatkan  Lingkungan  sebagai  Sumber  Belajar  IPA  Kelas  IIIB  SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta
Berdasarkan  hasil  penelitian,  diketahui  bahwa  pemanfaatan  lingkungan sebagai  sumber  belajar  pada  mata  pelajaran  IPA  di  kelas  IIIB  dilakukan  secara
bervariatif  oleh  guru  kelas.  Pembelajaran  variatif  dapat  dilakukan  di  dalam  kelas maupun  di  luar  kelas.  Pemanfaatan  lingkungan  kelas  sebagai  sumber  belajar  siswa
yang  dirancang  sedemikian  rupa  agar  dapat  memfasilitasi  siswa  dalam  belajar  akan membuat siswa merasa senang dan semangat, contoh kelas dirancang menjadi arena
game,  selain  itu  guru  juga  dapat  membawa  sumber  belajar  ke  dalam  kelas. Sedangkan  pemanfaatan  lingkungan  di  luar  kelas  dapat  dilakukan  dengan  cara
pengamatan langsung terhadap objek. Pengamatan  dapat  dilakukan  di  lingkungan  sekitar  sekolah,  seperti  halaman
sekolah, kebun sekolah, sawah, dan lingkungan warga yang tinggal di dekat sekolah. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat dari Samatowa Uno  Mohamad, 2011:
137 yang mengatakan bahwa pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan di luar kelas out  door  education  dengan  memanfaatkan  lingkungan  sebagai  laboratorium  alam.
Hal ini dilakukan untuk membuat siswa lebih aktif dan berani mencoba karena dalam IPA  bukan  hanya  guru  yang  aktif  dalam  pembelajaran,  siswa  juga  harus  aktif  agar
dapat berpikir kritis.
94 Mengingat  beban  pelajaran  lain  yang  harus  ditempuh  siswa,  kegiatan
pembelajaran tidak harus selalu diisi dengan ceramah dari guru saja. Guru juga harus menghadirkan  cara  belajar  yang  inovatif  dan  menyenangkan  agar  siswa  termotivasi
dalam  belajar,  agar  materi  pelajaran  dapat  tersampaikan  dengan  baik  kepada  siswa dan  siswa  dapat  memahami  materi  serta  mampu  mengingat  materi  karena  kegiatan
pembelajaran yang bermakna. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Iskandar Uno,  2011:  137  yang  menyatakan  bangkitnya  motivasi  belajar  intrinsik  siswa
sangat dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik, yaitu behavior lingkungan. Sharp  Barlia,  2006:  10  menyatakan  bahwa  tidak  ada  sekolah  yang  terlalu
lengkap  dan  sangat  maju  di  dalam  hal  proses  belajar  mengajar  tanpa  ditunjang dengan  eksplorasi  ke  lingkungan  alam  sekitar.  Pendapat  tersebut  dapat  dijadikan
sebagai inspirasi bagi kita semua bahwa untuk dapat melangsungkan kegiatan belajar mengajar  yang  efektif,  tidak  selalu  ditunjang  oleh  ketersedianya  fasilitas  yang
lengkap, atau ketiadaan fasilitas belajar di dalam kelas tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk tidak terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang optimal.
Dari  alam  sekitar  siswa  dibimbing  untuk  mempelajari  berbagai  macam kegiatan  dan  kehidupan.  Hal  tersebut  terkait  dengan  pemanfaatan  alam  sekitar
sebagai  sumber  belajar  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Pembelajaran  melalui pemanfaatan  lingkungan  alam  sebagai  sumber  belajar  memungkinkan  siswa  untuk
dapat melihat seeing, berbuat sesuatu doing, melibatkan diri dalam proses belajar undergoing, serta mengalami secara langsung experiencing terhadap hal-hal yang
95 dipelajari.  Kegiatan  pembelajaran  akan  lebih  bermakna  dan  bernilai,  sebab  para
siswa  dihadapkan  dengan  peristiwa  dan  keadaan  yang  sebenarnya.  Pembelajaran lebih  nyata,  lebih  faktual,  dan  kebenarannya  lebih  dapat  dipertanggungjawabkan.
Seperti yang diungkapkan oleh Bruner Sugihartono, dkk, 2013: 111 bahwa belajar adalah  proses  yang  bersifat  aktif  yang  terkait  dengan  ide  Discovery  Learning  yaitu
siswa  berinteraksi  dengan  lingkungan  melalui  eksplorasi  dan  manipulasi  objek, membuat pertanyaan dan menyelenggarakan eksperimen.
b. Aktivitas Siswa ketika Belajar di Luar Kelas
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa kondisi siswa  ketika belajar di  dalam kelas  kurang bersemangat  dalam  mengikuti  pelajaran.
Sehingga  guru  mengambil  langkah  untuk  mengajaknya  belajar  di  luar  kelas  dan memanfaatkan  lingkungan  sebagai  sumber  belajar.  Siswa  yang  tadinya  kurang
bersemangat berubah menjadi semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Rohani  2010:  188  menyatakan  sumber  belajar  adalah  segala  apa  daya,
lingkungan,  pengalaman  yang  dapat  digunakan  dan  dapat  mendukung  proses pembelajaran  agar  lebih  efektif  dan  dapat  memudahkan  pencapaian  tujuan
pengajaran,  baik  yang  telah  disediakandipersiapkan,  baik  yang  langsungtidak langsung, baik konkret.yang abstrak. Di sekitar sekolah banyak terdapat lingkungan
yang berpotensi dijadikan sebagai sumber belajar. Seperti yang dilakukan oleh guru di kelas IIIB SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta yang memanfaatkan
lingkungan  kelas,  halaman  sekolah,  kebun  sekolah,  sungai,  sawah,  dan  lingkungan
96 warga  sebagai  sumber  belajar  dalam  mata  pelajaran  IPA  yang  menyebabkan  siswa
menjadi  antusias  dalam  mengikuti  pelajaran.  Penjelasan  tersebut  sesuai  dengan pendapat  Hamalik  2011:  196  suatu  lingkungan  pendidikan  memiliki  fungsi,  salah
satu  fungsinya  adalah  fungsi  psikologis.  Stimulus  berasal  dari  lingkungan  yang merupakan  rangsangan  terhadap  individu  sehingga  muncul  respon  yang
menunjukkan  tingkah  laku  tertentu.  Respon  tersebut  sewaktu-waktu  dapat  menjadi stimulus  baru  yang  menimbulkan  respon  baru,  demikian  seterusnya.  Artinya,
lingkungan mengandung suatu makna dan melaksanakan fungsi psikologis tertentu. 4.
Keuntungan  yang  Diperoleh  dari  Pemanfaatan  Lingkungan  sebagai  Sumber Belajar  pada  Mata  Pelajaran  IPA  Kelas  IIIB  SD  Negeri  Panggang,  Sedayu,
Bantul, Yogyakarta Berdasarkan  pemaparan  hasil  penelitian  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan
bahwa  guru  dan  siswa  sama-sama  mendapatkan  keuntungan  dari  pemanfaatan lingkungan  sebagai  sumber  belajar  dalam  mata  pelajaran  IPA.  Keuntungan  yang
diperoleh, yaitu memudahkan guru dalam menyampaikan materi, siswa memperoleh pengalaman  belajar  yang  bermakna,  dapat  mempengaruhi  hasil  belajar  siswa,
membuat siswa lebih antusias dan lebih semangat dalam mengikuti pelajaran, siswa dapat  berinteraksi  langsung  dengan  lingkungan,  siswa  menjadi  terbiasa  untuk  lebih
aktif  dan  berpikir  kritis  dalam  menyelesaikan  suatu  masalah.  Siswa  juga  menjadi lebih  mandiri,  disiplin,  bertanggung  jawab,  serta  mempunyai  rasa  ingin  tahu  yang
tinggi  terhadap  sesuatu.  Selain  keuntungan  akademik  yang  diperoleh,  pemanfaatan
97 lingkungan  sebagai  sumber  belajar  juga  dapat  menumbuhkan  kesadaran  siswa
terhadap lingkungan sekolah dan lingkungan disekitarnya. Pemamparan  di  atas  sejalan  dengan  pendapat  Rohani  1997:  103  yang
menyebutkan  bahwa  sumber  belajar  memberikan  manfaat,  diantaranya  memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret bagi siswa, memberi motivasi yang
positif bagi siswa, merangsang siswa untuk berpikir kritis, bersikap, dan berkembang lebih  lanjut.  Interaksi  yang  terjadi  antara  siswa  dengan  lingkungan  menyebabkan
pengalaman belajar yang baru bagi siswa. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan lebih mudah diingat oleh siswa.
Lingkungan  yang  secara  sengaja  digunakan  dalam  proses  pembelajaran  bisa disebut  sebagai  sumber  pembelajaran  Musfiqon,  2012:  133.  Pemanfaatan
lingkungan  sebagai  sumber  belajar  pada  mata  pelajaran  IPA  dapat  mengarahkan siswa pada peristiwa atau keadaan sebenarnya  sehingga sumber belajar lebih  nyata,
aktual, dan sesuai fakta. Pemanfaatan lingkungan dalam kegiatan pembelajaran juga sangat  berpengaruh  terhadap  perkembangan  fisik,  keterampilan  sosial,  budaya,
motivasi belajar, dan perkembangan emosional serta intelektual anak. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPA
dapat  menumbuhkan  motivasi  dan  inspirasi  siswa  dalam  mengikuti  kegiatan pembelajaran  sehingga  mampu  meningkatakan  pemahaman  siswa  terhadap  materi
yang  diajarkan.  Pemanfaatan  lingkungan  dalam  pembelajaran  dapat  membuat pengetahuan  yang  diperoleh  siswa  menjadi  lebih  tahan  lama  karena  siswa
98 dihadapkan  dengan  keadaan  secara  langsung  sehingga  membuat  pembelajaran  yang
lebih  bermakna.  Menurut  Uno    Mohamad  2011:  146-147  kelebihan  yang diperoleh dari pemanfaataan lingkungan sebagai sumber belajar, diantaranya; peserta
didik  dibawa  langsung  ke  dunia  yang  konkret  tentang  penanaman  konsep pembelajaran,  sehingga  peserta  didik  tidak  hanya  mengkhayal  atau  membayangkan
materi; pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan mudah dicerna oleh peserta didik  karena  peserta  didik  disajikan  materi  yang  sifatnya  konkret  bukan  abstrak;
motivasi belajar peserta didik akan lebih bertamabah karena peserta didik mengalami suasana belajar yang berbeda dari biasanya; membuka peluang kepada peserta didik
untuk  berimajinasi;  dan  peserta  didik  akan  lebih  leluasa  dalam  berpikir  dan cenderung  untuk  memikirkan  materi  yang  diajarkan  karena  materi  yang  diajarkan
telah tersaji di depan mata konkret. 5.
Kendala yang Muncul Saat Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPA di Kelas IIIB SD Negeri Panggang
Berdasarkan  hasil  penelitian,  diketahui  bahwa  terdapat  kendala  dalam memanfaatkan  lingkungan  sebagai  sumber  belajar  pada  mata  pelajaran  IPA,  yaitu
kendala bagi guru dan kendala bagi siswa. Kendala yang dirasakan oleh guru, adalah guru  kesulitan  dalam  mengkondisikan  siswa,  guru  membutuhkan  waktu  yang  lebih
lama,  sumber  belajar  yang  tersedia  di  lingkungan  sekolah  terbatas,  guru membutuhkan  pengawasan  ekstra.  Penjelasan  tersebut  senada  dengan  pendapat
Izzaty, dkk 2013: 115 yang menyebutkan, bahwa masa-masa kelas rendah kelas I,
99 II,  III  memiliki  ciri-ciri  khas  diantaranya  adalah  kehidupan  adalah  bermain.
Sehingga  pada  usia  ini,  anak  belum  bisa  membedakan  dengan  jelas  antara  bermain dan  belajar.  Sedangkan  kendala  yang  dialami  siswa  ketika  belajar  di  lingkungan
yaitu  siswa  kesulitan  untuk  menulis  karena  tidak  ada  papan  atau  tatakan  yang digunakan untuk menulis.
6. Upaya Menghadapi dan Mengatasi Kendala yang Muncul saat Pembelajaran di
Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui guru melakukan beberapa upaya
untuk  menghadapi  sekaligus  mengatasi  kendala  yang  muncul,  yaitu  guru memberikan  teguran  dan  nasihat  bagi  siswa  yang  sering  membuat  gaduh  dan
mengganggu  siswa  yang  lain,  guru  meminta  siswa  yang  ramai  untuk menggantikannya mengajar di  depan kelas atau  menyuruhnya bermain  di  luar kelas
agar tidak mengganggu  konsentrasi  belajar siswa  yang lain,  guru membentuk  siswa menjadi  6  kelompok  yang  dibentuk  secara  heterogen  sehingga  siswa  yang
mempunyai  kepandaian  lebih  dapat  dijadikan  sebagai  koordinator  dalam mengkoordinir  teman-temannya,  keterbatasan  waktu  diatasi  dengan  menjelaskan
point pentingnya saja pada saat pembelajaran berlangsung sehingga fokus materi dan tujuan  pembelajaran  dapat  tercapai,  keterbatasan  sumber  belajar  di  sekolah  dapat
diganti  dengan  menggunakan  media  pembelajaran  yang  disediakan  oleh  pihak sekolah  alat  peraga,  gambar,  buku  panduan,  maupun  video  audiovisual,  guru
memberikan  aturan  dan  penjelasan  mengenai  alur  pembelajaran  di  luar  kelas  agar
100 pembelajaran  dapat  berjalan  dengan  terarah  dan  tidak  mengganggu  kelas  lain.
Sedangkan  untuk  mengatasi  kesulitan  menulis  siswa  ketika  mengikuti  kegiatan pembelajaran  di  luar  kelas,  guru  menjelaskan  kembali  materi  yang  di  bahas  di
lingkungan  secara  garis  besar  ketika  siswa  sudah  kembali  ke  kelas.  Upaya  ini  juga dilakukan guru memeriksa pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
Tebel ringkasan deskripsi disajikan pada lampiran 1 halaman 108.
101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN