Kajian Belajar LANDASAN TEORI

13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Belajar

1. Pengertian Belajar Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang pasti mengalami proses belajar dalam hidupnya. Belajar berlangsung seumur hidup, sejak manusia itu dilahirkan hingga mati. Menurut Musfiqon 2012: 6, belajar merupakan “suatu aktivitas terencana untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan, agar perilaku seseorang berubah menuju pada kedewasaan yang nantinya akan memperngaruhi seseorang dalam berpikir, bertindak, dan berperilaku ”. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugihartono, dkk 2013: 74, yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif menetap karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Menurut Daryanto 2009: 2, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Hamalik 2011: 27, mendefinisikan belajar sebagai suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan perilaku. Jadi, belajar menurut Hamalik dapat 14 dikatakan sebagai suatu perubahan proses tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yang bersifat positif, baik perubahan tingkah laku maupun perilaku menuju kedewasaan sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi antara individu dengan lingkungan di sekitarnya yang berlangsung sepanjang hayat. 2. Jenis-Jenis Belajar Menurut Daryanto 2009: 5-8 jenis-jenis belajar dapat dikategorikan sebagai berikut. a. Belajar Bagian Part Learning, Tractional Learning Belajar bagian dilakukan oleh sesorang apabila dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif yang kemudian seluruh materi pelajaran akan dipecah menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. b. Belajar dengan Wawasan Learning by Insight Wawasan merupakan proses mengorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi suatu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan. 15 c. Belajar Diskriminatif Discriminative Learning Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasistimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. d. Belajar Global Keseluruhan Global Whole Learning Bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang kali sampai pelajar menguasainya. e. Belajar Insidental Incidental Learning Belajar disebut insidental apabila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan kepada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak. f. Belajar Instrumental Instrumental Learning Salah satu bentuk belajar instrumental yang khusus adalah “pembentukan tingkah laku”. Siswa akan diberi hadiah apabila ia bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki guru dan sebaliknya ia akan diberikan hukuman apabila memperlihatkan tingkah laku yang tidak sesuai atau tidak dikehendaki. g. Belajar Intensional Intentional Learning Belajar intensional yaitu belajar yang terarah dan bertujuan. h. Belajar Laten Latent Learning Belajar laten yaitu belajar yang perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara sengaja. 16 i. Belajar Mental Mental Learning Belajar mental yaitu belajar yang perubahannya hanya terjadi pada proses kognitif karena adanya materi yang dipelajari, sedangkan perubahan tingkah laku tidak nyata terlihat. j. Belajar Produktif Productive Learning Belajar disebut produktif apabila individu mampu mentransfer prinsip penyelesaian persoalan dalam sutu situasi ke situasi yang lain. k. Belajar Verbal Verbal Learning Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal melalu latihan dan daya ingat. 3. Ciri-Ciri Perilaku Belajar Tidak semua perilaku dikategorikan sebagai aktivitas belajar. Menurut Sugihartono 2013: 74-76, tingkah laku yang dikategorikan sebagai perilaku belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Perubahan Tingkah Laku terjadi secara Sadar Suatu perilaku dikategorikan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan tersebut atau merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya. Salah satu contoh perubahan yang terjadi yaitu pelaku menyadari bahwa pengetahuannya bertambah. 17 b. Perubahan Bersifat Kontinu dan Fungsional Perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil dari belajar berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi kehidupan. c. Perubahan Bersifat Positif dan Aktif Perubahan positif yang dimaksud adalah perilaku yang senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan semakin banyak pula perubahan yang diperoleh. Perubahan dalam belajar bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu itu sendiri. d. Perubahan Bersifat Permanen Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam bermain sepeda setelah belajar tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang apabila terus dipergunakan atau dilatih. e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 18 f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan lain sebagainya. 4. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Dimyati Mudjiono 2010: 42-50, yang termasuk prinsip-prinsip belajar diantaranya sebagai berikut. a. Perhatian dan Motivasi Jika siswa merasa butuh dengan materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya dan diperlukan dalam kehidupannya, maka akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya dan disitulah akan timbul perhatian terhadap pelajaran. Motivasi juga mempunyai kaitan yang erat dengan minat siswa. Jika siswa memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu, maka secara otomatis akan muncul perhatian dan motivasi. b. Keaktifan Siswa usia dasar merupakan makhluk yang aktif dan mempunyai dorongan untuk ingin mengetahui sesuatu yang ingin diselesaikannya. Misalnya, siswa yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi akan terus menerus aktif di dalam kelas. 19 c. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman Keterlibatan atau pengalaman langsung yang dialami oleh siswa saat sedang mempelajari sesuatu. d. Pengulangan Belajar adalah daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, mengingat, merasakan, dan berpikir. Daya-daya tersebut akan berkembang, jika aktivitas belajar dipelajari secara berulang-ulang. e. Tantangan Siswa pasti mengalami tantangan disetiap situasi pembelajaran. Contoh dalam memecahkan suatu permasalahan siswa harus berpikir kritis untuk dapat memecahkan permasalahan tersebut dan siswa akan mengalami hambatan apabila siswa tidak menguasi materi pelajaran tersebut. f. Balikan dan Penguatan Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui bahwa ia memperoleh hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan akan berpengaruh baik terhadap usaha belajar selanjutnya. g. Perbedaan Individual Setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Jadi, guru harus dapat melihat setiap perbedaan individu siswanya untuk mencapai tujuan. 20 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi belajar, baik faktor dari dalam diri individu itu sendiri internal, maupun faktor yang berasal dari luar diri individu eksternal. Menurut Musfiqon 2012: 8 menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari dalam diri siswa internal factor dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan external factor. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa. Selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik, dan psikis. Sedangkah faktor lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Sejalan dengan pendapat yang diuraikan sebelumnya, Sugihartono, dkk. 2013: 76-77 menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ke dalam dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun penjelasannya sebagai berikut. a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan. 21 b. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri individu. Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Sedangkan faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan media massa.

B. Kajian Ilmu Pengetahuan Alam IPA