Uji Hipotesis Penelitian Uji coba instrument

64 1 Ketaatan terhadap waktu Ketaatan terhadap waktu merupakan ukuran bagi seorang siswa dalam hal kedisiplinan. Siswa yang datang terlambat akan mendapat hukuman dan harus meminta ijin ke guru piket sebelum masuk kelas, sehingga pekerjaan dalam praktik akan terbengkalai dan mengganggu jam praktik yang sudah ditentukan. Sebagai cerminan dalam hal ini dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Kategori kecenderungan indikator ketaatan terhadap waktu No Kriteria Kategori Frekuensi Prosentase 1 ≥ 9,75 Sangat tinggi 58 58 2 7,5 - 9,75 Tinggi 37 37 3 5,25 – 7,5 Cukup 4 4 4 ≤ 5,25 Rendah 1 1 Jumlah 100 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata sebagian besar siswa 58 berada pada kategori sangat tinggi dalam hal ketaatan terhadap waktu. Siswa yang berada pada kategori tinggi ada 37, sedangkan kategori cukup ada 4. Siswa yang memiliki ketaatan terhadap waktu dengan kategori rendah masih ada 1 . Pada butir pernyataan nomor 3 yang berbunyi pembagian jam kerja mulai dari persiapan, pengolahan, penyajian dan berkemas, baik siswa kelas X dan kelas XI menunjukkan skor terendah dibandingkan butir instrumen indikator ketaatan waktu yang lain. 2 Mampu memanfaatkan perlengkapan dengan baik Sudah seharusnya siswa memahami dan mampu menggunakan perlengkapan di lab praktik dengan baik. Meski demikian masih ada siswa 65 yang kurang memahami cara menggunakan dan memanfaatkan perlengkapan di lab. Padahal pemahaman penggunaan perlengkapan praktik jelas sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran praktik agar tidak terjadi kesalahan yang akan mengakibatkan kecelakaan kerja. Berikut data yang diperoleh dari responden disajikan pada tabel 12. Tabel 12. Kategori kecenderungan indikator mampu memanfaatkan perlengkapan dengan baik No Kriteria Kategori Frekuensi Prosentase 1 ≥ 6,5 Sangat tinggi 42 42 2 5 – 6,5 Tinggi 24 24 3 3,5 – 5 Cukup 32 32 4 ≤ 3,5 Rendah 2 2 Jumlah 100 100 Menurut data yang diperoleh mengenai kemampuan siswa dalam memanfaatkan perlengkapan praktik adalah 42 kemampuan siswa menunjukkan kategori sangat tinggi, 24 menunjukkan kategori tinggi, 32 berada pada kategori cukup. Selanjutnya masih ada siswa yang kemampuan dalam memanfaatkan perlengkapan praktik masih rendah yaitu sebesar 2. Kemampuan siswa yang masih rendah dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang prosedur penggunaan alat, pernyataaan ini didukung dengan perolehan skor pada butir instrumen tentang prosedur penggunaan alat yang rendah. 3 Menunjukkan hasil memuaskan Penilaian kedisiplinan kerja siswa dalam praktik secara kuantitas dapat dilihat dari pekerjaan yang dihasilkan. Kesadaran dan kesediaan siswa dalam 66 mengerjakan pekerjaannya dengan baik harus disertai dengan inisiatif dan ketertiban kerja sehingga mampu mendapatkan hasil yang memuaskan. Data hasil penelitian dapat digambarkan pada tabel 13. Tabel 13. Kategori kecenderungan indikator menunjukkan hasil memuaskan No Kriteria Kategori Frekuensi Prosentase 1 ≥ 9,75 Sangat tinggi 37 37 2 7,5 - 9,75 Tinggi 47 47 3 5,25 – 7,5 Cukup 13 13 4 ≤ 5,25 Rendah 3 3 Jumlah 100 100 Hasil penelitian mengenai kemampuan siswa dalam menunjukkan hasil yang memuaskan menunjukkan bahwa 37 siswa berada pada kategori sangat tinggi dengan rincian 12 merupakan siswa kelas X dan sisanya 25 siswa kelas XI. Kategori tinggi yaitu sebesar 47 dengan rincian 16 siswa kelas X dan 31 siswa kelas XI. Meski demikian ada 13 siswa yang berada dalam kategori cukup dengan 4 siswa kelas X dan 9 siswa kelas XI. Dan 3 siswa masih berada pada kategori rendah dalam hal ini hanya berada pada siswa kelas X. Siswa yang masih dalam kategori cukup dan rendah disebabkan karena siswa kurang mentaati aturan resep yang diberikan guru, seperti yang terlihat pada hasil quesioner pada butir nomor 6 yang menunjukkan skor terendah. 4 Taat terhadap tata tertib Tata tertib dan peraturan praktik digunakan untuk menciptakan kondisi yang kondusif. Tata tertib dibuat untuk kelancaran pekerjaan agar tujuann

Dokumen yang terkait

PENDAPAT SISWA KELAS X TERHADAP SIKAP PROFESIONAL DALAM PELAJARAN PRAKTIK PENGOLAHAN MAKANAN INDONESIA PROGRAM KEAHLIAN JASA BOGA DI SMK NEGERI 3 WONOSARI TAHUN AJARAN 2012/2013.

1 10 192

Hubungan Pembelajaran Praktik Pengelolaan Usaha Jasa Boga (PUJB) Dengan Motivasi Berwirausaha Siswa SMK Negeri Keahlian Tata Boga Di Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 142

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA SMK NEGERI 1 SEWON YOGYAKARTA.

1 1 217

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII KEAHLIAN JASA BOGA SMK NEGERI 1 SEWON.

0 0 140

HUBUNGAN MINAT MEMBACA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PROGRAM STUDI KEAHLIAN JASA BOGA DI SMK N 1 SEWON TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 181

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGELOLAAN USAHA JASA BOGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII JASA BOGA DI SMK N 1 SEWON.

0 1 147

PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BOGA SMK NEGERI I SEWON.

0 2 119

HUBUNGAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN JASA BOGA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 3 221

PROFIL KOMPETENSI SISWA PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA SMK NEGERI 3 WONOSARI DALAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI HOTEL.

2 2 163

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI, SIKAP TERHADAP GIZI DAN POLA KONSUMSI SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN JASA BOGA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

2 6 142