Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA
36 kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanankan tugas yang harus
dilaksanakan Santoso Giriwijoyo dan Didik Zafar Sidik, 2012: 17. Berbeda dengan Santoso dan Didik, menurut Depdiknas 2000: 53, diartikan sebagai
kesanggupan atau kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari
tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Sejalan dengan Depdiknas, menurut Rusli Lutan 2002: 62, kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas.
Kebugaran jasmani anak usia 5-6 tahun meningkat pesat karena pada masa ini, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan
memperbaiki keterampilan yang sudah dimilikinya. Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang PAUD, anak dapat melakukan gerakan tubuh
secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan,dan kelincahan; melakukan permainan fisik dengan aturan. Bredekamp Copple Bambang
Sujiono, 2005: 15-16, menegaskan anak dapat berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan, sejalan dengan Bredekamp Copple,
Bambang Sujiono 2007: 1.15, mengatakan, anak dapat melompat dengan 1 kaki, berdiri dengan kedua tumit dirapatkan, tangan disamping dengan seimbang.
Sedangkan menurut Suharjana 2013: 169, anak dapat merubah arah dengan cepat dan tepat ketika tubuh bergerak dalam rintangan. Pendapat ini didukung
oleh Bredekamp dan Copple Tazdkiroatun Musfiroh, 2008: 71, bahwa anak dapat melompat dengan aturan tempo yang memadai.
37 Hasil observasi dilapangan kebugaran jasmani anak ditingkatkan melalui
kegiatan yang dilakukan di dalam kelas, antara lain dengan melempar kantong biji, tetapi dari 21 anak 12 anak melemparkan kantong biji ke atas dan
menangkap kembali masih belum tepat sasaran dan belum mampu untuk menangkap kembali dalam sekali tangkapan. Untuk melompat ke depan dan
melompat ke samping anak kelompok B2 masih banyak yang belum mampu untuk melompat dengan menggunakan satu kaki tanpa jatuh. Penelitian ini
menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani anak, yang diaplikasikan oleh guru sehingga menarik perhatian anak, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan permainan tradisional. Permainan tradisional termasuk kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya dan banyak mengandung
nilai-nilai budaya tertentu serta mempunyai fungsi melatih pemainnya melakukan hal-hal yang akan pentingnya nantinya bagi kehidupan mereka di tengah
masyarakat Sukirman Dharmamulya, dkk, 2008: 27. Permainan tradisional juga dapat meningkatkan kebugaran jasmani anak karena sebagian besar permainannya
membutuhkan ketahanan fisik yang baik dan dalam permainan tradisional anak dituntut untuk terampil menggerakkan badannya, sehingga anak dapat
menyalurkan tenaganya secara terarah dan membuat kebugaran jasmani anak meningkat.
Dalam penelitian ini peneliti fokus pada kebugaran jasmani anak. Komponen yang digunakan dalam kebugaran jasmani yaitu keseimbangan, kekuatan dan
kelincahan anak dalam gerakan dasar melompat melalui permainan ingkling dan dingklik oglak-aglik.
38 Untuk memperjelas dan mempertegas alur kerangka berpikir dalam penelitian
ini menggunakan gambar 1.
Gambar 1. Alur Kerangka Pikir