Komponen kebugaran jasmani Kajian Tentang Kebugaran Jasmani

11 2 Daya tahan otot Menurut Djoko Pekik Irianto 2000: 33, daya tahan otot merupakan kemampuan untuk kontraksi sub-maksimal secara berulang-ulang atau berkontraksi secara terus menerus dalam suatu waktu tertentu dalam jangka waktu yang cukup lama. Pendapat Djoko sejalan dengan Rusli Lutan 2002: 63, daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan gerak secara maksimum selama periode waktu tertentu. Berbeda dengan Djoko, Suharjana 2013: 7, mengatakan bahwa daya tahan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk bekerja melawan beban secara berulang. Sedangkan menurut Lynne Barick 2001: 5, daya tahan otot merupakan suatu bentuk aktivitas aerobik dengan melakukan gerakan-gerakan ringan seperti melompat-lompat, mengangkat lutut, dan menendang. Dari pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan serangkaian kerja dalam waktu tertentu. 3 Daya tahan kardiovaskuler Menurut Rusli Lutan 2002: 63, daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan organ jantung dan paru-paru serta sistem peredaran darah untuk berfungsi secara efisien dalam tempo yang cukup tinggi selama periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Suharjana 2013: 7, daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan paru-jantung menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama. Dari pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien sehingga 12 semakin baik daya tahan paru-jangtung seseorang maka akan semakin baik juga kebugaran jasmaninya. 4 Fleksibilitas kelentukan Menurut Rusli Lutan 2002: 63, fleksibilitas adalah ruang gerak dari berbagai sendi tubuh. Sejalan dengan Rusli Lutan, Suharjana 2013: 7, bahwa fleksibilitas kelentukan adalah kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa. Berbeda dengan kedua pendapat tadi, Santoso S. 1986: 1, berpendapat perkembangan kelenturan tubuh flexibility development adalah perubahan secara progresif pada otot dan kemampuan untuk melakukan gerak yang elastis yang diperoleh melalui interaksi antar faktor kematangan Maturation dan latihan Experiences selama kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan pergerakan yang dilakukan. 5 Komposisi tubuh Menurut Suharjana 2013: 7, komposisi tubuh yaitu perbandingan seberapa banyak tubuh dengan lemak dan tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dengan presentase lemak tubuh. Sejalan dengan Suharjana menurut Djoko Pekik Irianto 2004: 4, komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dalam presentase lemak tubuh. b. Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan 1 Koordinasi coordination Menurut Suharjana 2013: 8, koordinasi adalah perpaduan beberapa unsur gerak dengan melibatkan gerak tangan dan mata, kaki dan mata atau tangan, kaki dan mata secara serempak untuk hasil gerak yang maksimal dan efisien. Berbeda 13 dengan Suharjana, M. Sajoto 1988: 17, mengatakan koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Sejalan dengan M. Sajoto, Suharno HP 1978: 34, bahwa koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerakan menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. 2 Kelincahan agility Menurut Suharjana 2013, 8, kelincahan adalah kemampuan bergerak memindahkan tubuh untuk merubah arah dengan cepat dan tepat. Sejalan dengan Suharjana, M. Sajoto 1988: 17, mengatakan kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi di arena tertentu. Berbeda dengan kedua pendapat tadi, Dangsina 1984: 8, menggunakan istilah ketangkasan, yang mengandung pengertian sebagai kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. 3 Kecepatan speed Menurut Abdul Kadir Ateng 1992: 66, kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan-gerakan yang berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Menurut Nuril Ahmadi 2007: 65, kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan atau melakukan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat- singkatnya. Muhajir 2007: 60, mengungkapkan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Sejalan dengan ketiga pendapat tadi, Suharjana 2013: 7, bahwa kecepatan adalah 14 kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat- singkatnya. Dari uraian pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak atau gerakan dengan secepat mungkin. 4 Keseimbangan balance Menurut Suharjana 2013: 8, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap tubuh yang tepat saat melakukan gerakan atau pada saat berdiri. Sejalan dengan Suharjana, Dangsina 1984: 10, mengatakan keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan yang bergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indra penglihatan, kanalis semisir-kularis pada telinga dan reseptor pada otot. Sedangkan Suharno HP 1978: 36, mendefinisikan keseimbangan sebagai kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan badan dalam berbagai keadaan agar tetap seimbang. 5 Daya ledak power Menurut Wahjoedi 2000: 58, daya ledak atau power adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk bekerja secara eksplosif. Menurut Suharjana 2013: 7-8, daya ledak adalah kombinasi antara kekuatan dan kecepatan yang merupakan dasar dari setiap melakukan aktivitas. Daya ledak ialah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh Suharno HP, 1978: 33. Sedangkan menurut M. Sajoto 1988: 17, daya ledak disebut juga Muscular Power maksudnya adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan 15 kemampuan maksimal yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Jadi dari beberapa definisi di atas mengandung pengertian yang sama, bahwa seseorang dapat melakukan gerakan dengan kemampuan maksimal namun dalam waktu yang singkat bila dalam keadaan fit atau dengan kata lain kesegaran jasmaninya baik. 6 Ketepatan accuracy Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. M. Sajoto, 1988: 18. Suharno HP 1978: 350, menyebutkan ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Orang yang mempunyai ketepatan yang baik dapat mengontrol gerakan dari satu sasaran ke sasaran yang lainnya. 7 Reaksi Reaksi menurut Sajoto M. 1988: 18, adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera atau saraf lainnya. Sedangkan menurut Nurhasan 1986: 247, reaksi adalah interval waktu antara penerimaan rangsang dengan jawaban atau respon. Dari pendapat diatas maka seseorang yang memiliki reaksi yang baik akan dapat melakukan aktivitasnya dengan cepat setelah menerima rangsang yang diterima dari inderanya. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa komponen atau unsur kebugaran jasmani antara lain: kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan 16 kardiovaskuler, fleksibilitas kelentukan, komposisi tubuh, koordinasi coordination, kelincahan agility, kecepatan speed, keseimbangan balance, daya ledak power, ketepatan accuracy, dan reaksi. Dalam penelitian ini komponen atau unsur yang sudah diteliti adalah kekuatan strength, kelincahan agility dan keseimbangan balance.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang, yang membedakan satu dengan yang lain: a. Faktor makanan dan gizi Menurut Suharjana 2013: 9, manusia memerlukan energi untuk melakukan aktivitas setiap hari. Energi dapat diperoleh dari makanan dengan proporsi karbohidrat 60, lemak 25, dan protein 15. Sedangkan Djoko Pekik Irianto 2004: 7, menjelaskan syarat makanan sehat berimbang adalah makanan yang terdapat unsur-unsur seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air di dalamnya, agar tubuh dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. b. Faktor usia Menurut dokter Sundardas Suharjana, 2013: 10, kebugaran jasmani anak akan meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25 tahun dan kemudian setelah usia mencapai 30 tahun akan mengalami penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 1 tiap tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini hanya akan terjadi sebesar 0.1 tiap tahun. Berbeda dengan pendapat dokter Sundardas, Bambang Sujiono, dkk 2005: 1.15 yang menyatakan bahwa kemampuan seseorang anak untuk bergerak sehingga dapat meningkatkan 17 kebugaran jasmani tidak sama dengan anak lain walaupun usia anak sama. Hal tersebut tergantung pada latihan, rasa percaya diri, dan kematangan alat-alat tubuh. c. Faktor jenis kelamin Menurut Perry Astrianto, 2011: 22-23, masing-masing jenis kelamin memiliki keuntungan yang berbeda khususnya pada kebugaran jasmani yang dimiliki. Dalam keadaan normal, perempuan memiliki keunggulan dalam menghadapi perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba. Sedangkan laki-laki memiliki keunggulan dalam hal eksplorasi tenaga dan kecepatan. Sejalan dengan Perry, menurut Suharjana 2013: 10, tingkat kebugaran jasmani anak laki-laki dan anak perempuan berbeda karena kegiatan fisik yang mereka lakukan memiliki porsi yang berbeda. Namun sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, hanya setelah pubertas anak laki- laki biasanya mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang jauh lebih tinggi. d. Faktor istirahat Menurut Djoko Pekik Irianto 2000: 6, istirahat dapat memperbarui sel yang rusak, selain itu dapat membuat badan segar kembali dan siap untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sejalan dengan Djoko Pekik Irianto, menurut Suharjana 2013: 9, istirahat diperlukan seseorang untuk memberikan recovery, sehingga dapat melakukan kerja sehari-hari dengan baik. Istirahat yang baik untuk orang dewasa adalah tidur selama 7-8 jam setiap hari, sedangkan untuk anak-anak bisa sampai 10 jam setiap hari.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PERMAINAN SAINS KELOMPOK A TK ABA Peningkatan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Metode Permainan Sains Kelompok A TK ABA Merbung Klaten Tahun 2011/2012.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK B2 Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok B2 TK ABA Tangkisanpos Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 16

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA GADING IV Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Permainan Balok Pada Anak Kelompok B Di Tk ABA Gading IV Belangwetan Klaten Utara Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DETEKTIF PADA ANAK USIA KELOMPOK A DI TK ABA CANDI PURWOBINANGUN PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA.

0 5 172

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN.

0 16 134

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B2 TK ABA PLUS AL FIRDAUS MANCASAN, PANDOWOHARJO, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 169

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN SAINS MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA BALERANTE SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 263

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KELOMPOK A2 TK ABA KARANGKAJEN YOGYAKARTA MELALUI PERMAINAN.

1 1 136

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUKURAN (MEASUREMENT) MELALUI PROBLEM SOLVING PADA ANAK KELOMPOK B2 TK ABA 3 IMOGIRI BANTUL.

0 5 225

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA NGABEAN 2 TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA.

0 7 135