Pengertian permainan tradisional Kajian Permainan Tradisional

22 karena menang atau bersaing tidak diperhitungkan, tujuannya hanya untuk kesenangan. Sedangkan menurut Tedjasaputra 2001: 8, bahwa hal yang penting dan perlu ada dalam kegiatan bermain adalah rasa senang dari individu yang ditandai dengan tertawa. Permainan merupakan suatu hal yang banyak disukai kebanyakan anak. Anak-anak lebih mampu berbagi secara jujur dan terbuka mengenai perasaannya dalam sebuah permainan, menurut Hurlock 1978: 320, kegiatan bermain dalam permainan itu ada 2 yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif adalah bermain yang melibatkan aktivitas tubuh atau gerakan-gerakan, sedangkan bermain pasif adalah ber main sebagai “hiburan”, menghabiskan sedikit tenaga. Beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bermain merupakan suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan seorang anak dengan rasa senang tanpa ada paksaan dari orang lain dan menimbulkan perasaan senang bagi yang melakukan permainan tersebut. Masing-masing kegiatan bermain tersebut di atas mempunyai sumbangan positif terhadap kebugaran jasmani anak, begitu juga dengan permainan tradisional selain memberi sumbangan positif terhadap kebugaran jasmani juga dapat melestarikannya. Direktorat Permuseuman 1998: 1, tradisional mempunyai arti sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun menurun. Namun tradisional mempunyai arti pula menurut tradisi. Maka permainan tradisional mempunyai makna sesuatu permainan yang dilakukan dengan berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-menurun dan dapat memberikan rasa puas atau 23 senang bagi si pelaku. Senada dengan Direktorat Permuseuman, menurut Seagoe Hurlock, 1978: 322, traditional game is a game that is passed to one generation to another in a particular culture. one game should undergo the test of time and its generation. One that survives will be passed for a long time. Permainan tradisional adalah permainan yang diwariskan ke satu generasi ke generasi dalam budaya tertentu. Satu permainan harus menjalani ujian waktu dan generasi. Salah satu yang bertahan akan diteruskan untuk waktu yang lama. Contoh dari permainan tradisional yang beragam seperti gobak sodor, gangsingan, cinciripit petak umpet, egrang, benthik, bekelan, engklek, jamuran, dll. Dari dua pendapat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional adalah suatu jenis permainan yang ada pada satu daerah tertentu yang berdasarkan kepada budaya daerah tersebut. Permainan tradisional biasanya dimainkan oleh orang-orang pada daerahnya tertentu dengan aturan dan konsep yang tradisional pada jaman dulu. Menurut Ahmad Yunus 1981: 7, Permainan tradisional bukanlah hanya sekedar alat penghibur hati, sekedar penyegar pikiran atau sekedar sarana berolah raga tetapi memiliki berbagai latar belakang yang bercorak rekreatif, kompetitif, paedogogis, magis dan religius. Permainan tradisional juga menjadikan orang bersifat terampil, ulet, cekatan, tangkas dan lain sebagainya. Sejalan dengan pendapat tadi, Sukirman Dharmamulya, dkk 2008: 8-9, menyebutkan bahwa permainan tradisional mengandung beberapa nilai yang dapat ditanamkan. Nilai- nilai tersebut antara lain rasa senang, rasa bebas, rasa berteman, rasa demokrasi, penuh tanggung jawab, rasa patuh, rasa saling membantu yang kesemuanya merupakan nilai-nilai yang sangat baik dan berguna dalam kehidupan masyarakat. 24 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional adalah permainan yang diwariskan secara turun menurun yang berfungsi sebagai alat hiburan dan alat untuk memelihara tradisi yang dapat memberikan sumbangan positif dalam kebugaran jasmani anak, dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua permainan yaitu permainan ingkling dan dingklik oglak-aglik.

2. Jenis permainan tradisional

Menurut Bambang Sujiono, dkk 2005: 2.5, aktivitas fisik yang diberikan kepada anak harus bervariasi sehingga anak-anak merasa tertantang, selain itu aktifitas fisik tersebut tidak hanya menggerakkan badannya tetapi juga untuk bermain dan bergembira. Menurut Fad Aisyah 2014: 2, permainan tradisional sangat beragam bentuk dan jumlahnya, namun dapat dikelompokkan menjadi beberapa, yaitu: a. Permainan tradisional dalam rumah, contohnya bekel, cublak-cublak suweng, kecikan, congklakdakon, dll. b. Permainan tradisional luar rumah, contohnya gobak sodor, dhelikan, kucing- kucingan, gatheng, ancak-ancak alis, jamuran, dll. c. Permainan tradisional 17 agustusan, contohnya bakiak beregu, gepuk bantal, balap karung, balap kelereng, dll. d. Permainan tradisional outbond dan pramuka, contohnya bintang beralih, kucing lan tikus, musang lan pitek, jala iwak dll 25 Sedangkan menurut Sukirman Dharmamulya 2008: 9, permainan tradisional dikategorikan dalam tiga pola permainan yaitu a. Bermain dan bernyanyi, dan atau dialog seperti ancak-ancak alis, bethet thing-thong, cublak-cublak suweng, jamuran, dhingklik oglak-aglik, kucing- kucingan, layangan, dan sebagainya. b. Bermain dan adu ketangkasan seperti bas-basan sepur, dhakon, macanan, dan mul-mulan. c. Bermain dan olah pikir seperti anjir, ingkling, benthik, dhul-dhulan, jeg- jegan, layung, patil lele, dan sebagainya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua permainan tradisional yaitu ingkling dan dingklik oglak-aglik. Jika dikaitkan dengan kebugaran jasmani permainan ingkling dan dingklik oglak-aglik dapat mengembangkan kemampuan tubuh ketika dapat mempertahankan tubuh tidak goyang ataupun jatuh keseimbangan, kaki dapat menompang tubuh sesuai aturan waktu tanpa jatuh kekuatan dan anak dapat berbalik arah atau bergerak dengan berpindah tempat menggunakan satu kaki kelincahan. Berikut penjelasan dari permainan ingkling dan dingklik oglak-aglik tersebut: a. Ingkling 1 Asal usul permainan Permainan ini berasal dari bahasa Belanda, yaitu Zondag dan Maandag. Zondag berarti “Minggu” dan Maandag berarti “senin”. Permainan ini pada mulanya dilakukan pada hari Minggu dan Senin. Pada mulanya dikarenakan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PERMAINAN SAINS KELOMPOK A TK ABA Peningkatan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Metode Permainan Sains Kelompok A TK ABA Merbung Klaten Tahun 2011/2012.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK B2 Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok B2 TK ABA Tangkisanpos Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 16

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA GADING IV Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Permainan Balok Pada Anak Kelompok B Di Tk ABA Gading IV Belangwetan Klaten Utara Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DETEKTIF PADA ANAK USIA KELOMPOK A DI TK ABA CANDI PURWOBINANGUN PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA.

0 5 172

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN.

0 16 134

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B2 TK ABA PLUS AL FIRDAUS MANCASAN, PANDOWOHARJO, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 169

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN SAINS MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA BALERANTE SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 263

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KELOMPOK A2 TK ABA KARANGKAJEN YOGYAKARTA MELALUI PERMAINAN.

1 1 136

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUKURAN (MEASUREMENT) MELALUI PROBLEM SOLVING PADA ANAK KELOMPOK B2 TK ABA 3 IMOGIRI BANTUL.

0 5 225

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA NGABEAN 2 TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA.

0 7 135