54 permainan tradisional, dengan menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan dan sesuai dengan minat anak. Permainan tradisional diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani anak kelompok B2 TK ABA Keringan.
3. Siklus I
a. Perencanaan
Penelitian tindakan pada Siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis-Sabtu, 28-30 Mei 2015. Tema yang diajarkan pada
Siklus I adalah tanah airku. Adapun tahap perencanaan pada Siklus I meliputi
kegiatan sebagai berikut.
1 Melakukan koordinasi dengan guru kelas tentang kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani melalui permainan tradisional di kelompok B2. Guru kelas bertindak sebagai pelaksana tindakan dan peneliti
sebagai observer. 2
Membuat Rencana Kegiatan Harian RKH yang akan digunakan guru sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam permainan tradisional.
Menggunakan karpet ingkling dan gacok yang dipersiapkan oleh observer. 4
Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat tingkat perkembangan kebugaran jasmani anak melalui permainan tradisional.
b. Pelaksanaan Siklus I
1 Pertemuan I Tindakan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 Mei 2015. Tema pembelajaran disampaikan yaitu tanah airku dengan sub tema lambang negara.
55 Tindakan yang dilakukan adalah bermain ingkling dengan karpet ingkling yang
sudah dipersiapkan oleh observer. Sebelum bermain guru menjelaskan tentang tata cara bermain dan aturan dalam permainan ingkling. Selanjutnya anak
mencoba satu per satu secara bergantian dengan tertib dan saling menjaga teman. Sehingga semua anak dapat mencobanya dan saat bermain tidak saling berebut.
Hal tersebut menimbulkan rasa peduli terhadap teman, saling menjaga, dan tertib serta dapat meningkatkan kebugaran jasmani anak.
Skenario dan pelaksanaan permainan tradisional tindakan I pertemuan I yaitu, anak-anak dikondisikan untuk duduk di atas karpet secara bersama-sama, dan
guru mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan, lalu guru menjelaskan tentang cara bermain dan aturan dalam permainan ingkling. Selanjutnya guru
memberi contoh untuk ingkling ke depan dua kali, ke belakang dua, ke kiri dua kali dan ke kanan dua kali, lalu anak-anak mencoba untuk ingkling bersama-sama
dan diulang beberapa kali. Guru memperlihatkan karpet ingkling, lalu guru memberi contoh cara bermainnya dan anak-anak mencoba satu persatu. Kemudian
guru mengajak anak-anak untuk bermain ingkling menggunakan karpet ingkling di dalam kelas secara bergantian dengan urutan sesuai absen.
Guru dan peneliti mengamati cara anak bermain, ada beberapa anak yang belum dapat mempertahankan keseimbangannya, ada juga yang kurang lincah saat
bermain namun ada 6 anak yang sudah bisa bermain dengan baik dan dapat memberi contoh kepada temannya. Tetapi ada 2 anak yang belum mau untuk
mencoba bermain ingkling bersama teman-temannya dan kedua anak ini berusaha untuk mengganggu temannya saat bermain. Selain itu ada juga anak yang