Perencanaan Pelaksanaan Siklus I

55 Tindakan yang dilakukan adalah bermain ingkling dengan karpet ingkling yang sudah dipersiapkan oleh observer. Sebelum bermain guru menjelaskan tentang tata cara bermain dan aturan dalam permainan ingkling. Selanjutnya anak mencoba satu per satu secara bergantian dengan tertib dan saling menjaga teman. Sehingga semua anak dapat mencobanya dan saat bermain tidak saling berebut. Hal tersebut menimbulkan rasa peduli terhadap teman, saling menjaga, dan tertib serta dapat meningkatkan kebugaran jasmani anak. Skenario dan pelaksanaan permainan tradisional tindakan I pertemuan I yaitu, anak-anak dikondisikan untuk duduk di atas karpet secara bersama-sama, dan guru mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan, lalu guru menjelaskan tentang cara bermain dan aturan dalam permainan ingkling. Selanjutnya guru memberi contoh untuk ingkling ke depan dua kali, ke belakang dua, ke kiri dua kali dan ke kanan dua kali, lalu anak-anak mencoba untuk ingkling bersama-sama dan diulang beberapa kali. Guru memperlihatkan karpet ingkling, lalu guru memberi contoh cara bermainnya dan anak-anak mencoba satu persatu. Kemudian guru mengajak anak-anak untuk bermain ingkling menggunakan karpet ingkling di dalam kelas secara bergantian dengan urutan sesuai absen. Guru dan peneliti mengamati cara anak bermain, ada beberapa anak yang belum dapat mempertahankan keseimbangannya, ada juga yang kurang lincah saat bermain namun ada 6 anak yang sudah bisa bermain dengan baik dan dapat memberi contoh kepada temannya. Tetapi ada 2 anak yang belum mau untuk mencoba bermain ingkling bersama teman-temannya dan kedua anak ini berusaha untuk mengganggu temannya saat bermain. Selain itu ada juga anak yang 56 mencoba bermain beberapa kali. Anak ini sangat antusias saat bermain. Pada pelaksanaan pertemuan I menggunakan tidakan I guru agak kerepotan karena anak belum terkondisi dengan baik, ada anak yang bercanda sendiri ada juga yang berebut bermain ingkling karena tidak sabar menunggu giliraan. Selain itu karpet ingkling yang digunakan hanya 1 yang digunakan untuk bergantian. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan tanya jawab tentang keseruan bermain ingkling, dan guru menghargai usaha anak dengan memberikan reward berupa pujian kepada semua anak yang mau mencoba dan juga memberi hadiah makanan kecil untuk semua anak. 2 Pertemuan II Tindakan I Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 Mei 2015. Tema pembelajaran yang disampaikan yaitu tanah airku dengan sub tema lambang negara. Tindakan yang dilakukan di pertemuan II adalah bermain ingkling dengan model karpet ingkling yang lebih sedikit rumit. Pada pertemuan II anak bermain ingkling dengan karpet ingkling yang berbeda dengan kemarin. Selanjutnya anak mencoba satu per satu secara bergantian dengan tertib dan saling menjaga teman. Semua anak dapat mencobanya dan saat bermain tidak saling berebut, sehingga menimbulkan rasa peduli terhadap teman, saling menjaga, dan tertib serta dapat meningkatkan kebugaran jasmani anak. Skenario dan pelaksanaa permainan tradisional tindakan I pertemuan II yaitu anak-anak dikondisikan untuk duduk melingkar sembari guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Guru mengkomunikasikan dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak yaitu bermain ingkling. 57 Guru memperkenalkan tentang permainan yang akan dimainkan yaitu ingkling yang membedakan dengan hari kemarin adalah pola ingkling yang digunakan. Guru menjelaskan tentang cara bermain dan aturan dalam permainan ingkling. Guru memperlihatkan karpet ingkling, lalu guru meminta salah seorang anak yang berani untuk memberi contoh cara bermain kepada teman lainnya, setelah itu anak-anak mencoba satu persatu. Kemudian guru membagi anak menjadi 2 kelompok sesuai jenis kelamin, ketika anak lelaki bermain maka untuk anak perempuan dipersilahkan duduk dipinggir dan memperhatikan anak lelaki bermain dan sebaliknya. Untuk menentukan urutan bermain anak-anak melakukan hompimpah hompimpah dilakukan perkelompok. Kemudian guru mengajak anak-anak untuk bermain ingkling menggunakan karpet ingkling di dalam kelas secara bergantian dengan urutan sesuai hompimpah. Pada permainan pertemuan kedua menggunakan tindakan I ini anak sudah mulai terkondisi terlihat saat bermain sudah dapat menunggu giliran sesuai nomor urut dan hompimpah yang sudah dilakukan, dalam melakukan hompimpah ini terjadi interaksi antar anak-anak, anak yang sudah faham membantu anak lain yang belum faham. Selain itu, masih ada dua anak yang belum mau untuk mencoba bermain ingkling dengan teman-temannya. Kedua anak ini masih suka menganggu temannya saat bermain, terkadang mereka juga memperhatikan ketika temannya bermain, tetapi saat diberi kesempatan untuk bermain kedua anak ini tersenyum malu dan berlari di belakang temannya. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan bertukar pendapat antara anak lelaki dan perempuan, yaitu ketika guru menanyakan permainan yang dilakukan anak laki- 58 laki maka anak perempuan yang menjawab dan sebaliknya, dan guru memberikan reward berupa pujian kepada semua anak yang melakukan ingkling dengan baik dan yang berusaha melakukan ingkling dan juga memberi hadiah makanan kecil untuk semua anak. 3 Pertemuan III Tindakan II Pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 Mei 2015. Tema pembelajaran yang disampaikan yaitu tanah airku dengan sub tema pahlawan. Tindakan yang dilakukan di pertemuan III adalah bermain dingklik oglak-aglik. Sebelum bermain guru menjelaskan tentang tata cara bermain dan aturan dalam permainan dingklik oglak-aglik. Selanjutnya anak mencoba untuk melompat- lompat dengan berputar menggunakan satu kaki diangkat ke atas dengan tertib dan saling menjaga teman, sehingga menimbulkan rasa peduli terhadap teman, saling menjaga, dan tertib serta dapat meningkatkan kebugaran jasmani anak. Skenario dan pelaksanaan permainan tradisional tindakan I pertemuan III yaitu guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, anak-anak dikondisikan untuk duduk berkelompok tiga anak. Selanjutnya guru mengkomunikasikan dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak yaitu bermain dingklik oglak-aglik. Guru menjelaskan tentang cara bermain dan aturan dalam permainan dingklik oglak-aglik. Guru memberi contoh cara membuat kaitan kaki dan cara bermain dengan dibantu oleh 3 anak sebagai contoh, dan dilakukan secara perlahan dan diulang sampai semua anak paham. Setiap kelompok mencoba untuk melompat dengan satu kaki dan bergerak memutar. Guru membantu anak untuk untuk membuat formasi dingklik oglak- 59 aglik dari menerobos dan mengkaitkan kaki untuk membentuk posisi yang kokoh. Kemudian anak-anak bermain dingklik oglak-anglik dengan menyanyikan tembang dingklik oglak-aglik. Pada permainan dingklik oglak-aglik ini masih banyak anak yang kesusahan saat membuat kaitan kaki, tetapi anak-anak merasa antusias untuk terus mencoba permainan ini sehingga beberapa anak dapat membuat kaitan kaki dan bermain dingklik oglak-aglik. Anak-anak yang sudah bisa membuat kaitan kaki dan bermain dingklik oglak-aglik membantu temannya yang belum bisa dengan membantu menunjukkan mengkaitkan dan menjelaskan, disini terjadi saling interaksi yaitu anak-anak saling mengobrol bagaimana cara membuat kaitannya. Dalam permainan ini anak yang pada pertemuan sebelumnya belum mau mencoba, di permainan ini salah satu dari kedua anak mau mencoba dan bermain dengan temannnya, hanya saja anak yang satunya belum mau mencoba dan masih suka mengganggu temannya saat bermain. Ketika diberi kesempatan sendiri untuk mencoba anak tersebut masih malu-malu dan berlari, tetapi terkadang memperhatikan temannya bermain. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara tanya jawab kesulitan yang dialami saat bermain dingklik oglak-aglik, dan guru memberikan reward acungan jempol, tanda bintang dan sebagainya kepada anak saat kegiatan berlangsung, sehingga anak lebih termotivasi.

c. Observasi Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas anak dalam mengikuti kegiatan permainan tradisional menggunakan permainan ingkling dan dingklik oglak-aglik. 60 Anak dibebaskan untuk bermain ingkling dan dingkling oglak-aglik sesuai aturan yang sudah disepakati dengan bahan dan alat yang sudah disediakan oleh guru, dengan mengamati indikator yaitu komponen kebugaran jasmani anak dalam permainan tradisional meliputi kekuatan, keseimbangan, dan kelincahan. Hasil observasi kebugaran jasmani anak Siklus I dapat dilihat pada Tabel 11 halaman 61. Hasil rekapitulasi pada Tabel 11 dapat dilihat pada Tabel 12 di halaman 61. Dari tabel 12, diperoleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria mulai berkembang ada 4 anak dengan persentase yang diperoleh 19.05. Keempat anak tersebut memperoleh jumlah skor dari 10-18 dari skor maksimal 36. Keempat anak tersebut sudah mampu ingkling dan mengangkat satu kaki ke atas, namun ketika diaplikasikan dalam sebuah permainan anak belum dapat menjaga keseimbangan, saat diminta untuk berbalik arah secara cepat anak masih kesusahan dan saat bermain anak belum dapat konsisten mengangkat satu kaki. Anak yang berada pada kriteria berkembang sesuai harapan ada 6 anak dengan persentase yang diperoleh 28.57. Keenam anak tersebut sudah mampu menjaga konsisten kaki, keseimbangan dan dapat berbalik arah secara cepat. Sedangkan anak yang berada pada kriteria berkembang sangat baik ada 11 anak dengan presentase yang diperoleh 52.38. Sebelas anak tersebut sudah mampu secara mandiri bermain ingkling dan dingklik oglak-aglik. Dari hasil di atas diperjelas melalui gambar 4 di halaman 62. Dari gambar 4 dapat diketahui bahwa hasil tindakan pada Siklus I meningkat menjadi kriteria mulai berkembang sebesar 19.05, berkembang sesuai harapan sebesar 28.57 dan berkembang sangat baik sebesar 52.38, jadi pada Siklus I

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PERMAINAN SAINS KELOMPOK A TK ABA Peningkatan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Metode Permainan Sains Kelompok A TK ABA Merbung Klaten Tahun 2011/2012.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK B2 Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok B2 TK ABA Tangkisanpos Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 16

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA GADING IV Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Permainan Balok Pada Anak Kelompok B Di Tk ABA Gading IV Belangwetan Klaten Utara Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DETEKTIF PADA ANAK USIA KELOMPOK A DI TK ABA CANDI PURWOBINANGUN PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA.

0 5 172

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN.

0 16 134

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B2 TK ABA PLUS AL FIRDAUS MANCASAN, PANDOWOHARJO, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 169

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN SAINS MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA BALERANTE SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 263

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KELOMPOK A2 TK ABA KARANGKAJEN YOGYAKARTA MELALUI PERMAINAN.

1 1 136

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUKURAN (MEASUREMENT) MELALUI PROBLEM SOLVING PADA ANAK KELOMPOK B2 TK ABA 3 IMOGIRI BANTUL.

0 5 225

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA NGABEAN 2 TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA.

0 7 135