34
C. Langkah Pembelajaran
Langkah pembelajaran permainan dingklik oglak-aglik dan ingkling adalah sebagai berikut
1. Permainan dingklik oglak-aglik dan permainan ingkling dilakukan belainan
hari secara bergantian yaitu pertemuan 1- 2 ingklin, pertemuan 3-4 dingklik oglak-aglik, dan pertemuan 5-6 dingklik oglak-aglik dengan ingkling.
2. Anak-anak membantu guru menyiapkan alat dan bahan
3. Saat bermain ingkling anak-anak melakukan hompimpah untuk menentukan
siapa yang bermain dahulu saat ingkling. 4.
Anak bermain ingkling secara bergantian dan guru beserta peneliti mengamatinya dan memberi arahan.
5. Untuk permainan dingklik oglak-aglik peneliti memberikan penjelasan dan
contoh terlebih dahulu kepada anak-anak, lalu anak-anak mencari pasangan 3-4 untuk membuat kelompok.
6. Berkumpul perkelompok dan memulai dengan bermain dingklik oglak-aglik.
7. Anak-anak bergandengan lalu berputar dan menyilangkan kaki, menguncinya
kemudian bernyanyi dingklik oglak-aglik dengan ingkling dan berputar.
D. Penelitian Relevan
Penelitian dilakukan oleh Joko Pamungkas 2010, dengan judul “Identifikasi
Dolanan Anak Tradisional untuk Meningkatkan Potensi Anak Usia Dini di RA Sunan Pandanaran Candi Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yog
yakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui potensi
perkembangan anak melalui dolanan anak tradisional pada pembelajaran di
35 Pendidikan Anak Usia Dini PAUD khususnya Taman Kanak-kanak TK. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Subjek penelitian anak RA Sunan Pandanaran Candi Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta kelompok B
yang jumlahnya 25 anak. Pengumpulan data dilakukan menggunakan pengamatan dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan pembelajaran dolanan anak tradisional pada anak usia dini adalah guru belum sepenuhnya menyadari bahwa
pembelajaran melalui dolanan anak tradisional mempunyai kelebihan-kelebihan. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengoptimalkan kompetensi guru dalam
meningkatkan strategi pembelajaran. Penanaman keberanian anak dalam melakukan gerakan, nyanyian dan bertanya dalam pembelajaran dolanan anak
tradisional dapat diatasi dengan teladan guru dan pembiasaan guru. Peningkatan tersebut nampak dalam keberanian melakukan gerakan dolanan, bernyanyi,
mengemukakan pendapat, bertanya, mengatakan yang benar, memimpin doa, dan menyiapkan barisan. Peningkatan potensi anak dalam pembelajaran melalui
dolanan anak tradisional nampak pada kemampuan berbahasa, kemampuan jasmani, daya cipta, sosial budaya, emosi, konsep diri. Peningkatan minat siswa
ditandai dengan tidak nampak rasa takut dalam melakukan dolanan anak tradisional yang ada adalah gembira.
E. Kerangka Pikir
Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan aktivitas fisik. Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan maka tingkat kebugaran jasmanipun akan semakin
tinggi. Kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi