89
7,5 terhadap kelompok perlakuan kontrol air 0 dan 10 terhadap kelompok perlakuan kontrol air 0.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti kesulitan dalam mencari hama Plutella xylostella, sehingga jumlah hama yang diinfeksikan pada masing-masing tanaman sawi berjumlah
lima ekor. Selain itu Green House tidak memiliki cukup ruang untuk menampung seluruh pot tanaman sawi sehingga pada saat dilakukannya
aplikasi pestisida nabati pada perlakuan kontrol terlalu dekat dengan penelitian pestisida nabati perlakuan daun sirih akibatnya kelompok kontrol
terkontaminasi. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji pendahuluan, sehingga belum diketahui berapa dosis optimal pestisida nabati perasan daun tembakau
Nicotiana tabacum untuk pengendalian hama Plutella xylostella.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Pemberian pestisida nabati perasan daun tembakau Nicotina
tabacum berpengaruh terhadap mortalitas hama Plutella xylostella.
Semakin meningkat konsentrasi pestisida nabati perasan daun tembakau Nicotina tabacum maka rata-rata jumlah mortalitas larva
hama Plutella xylostella instar III juga semakin tinggi. 2.
Pestisida nabati perasan daun tembakau Nicotina tabacum memberi pengaruh terhadap pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella
instar III pada fase larva. Namun setelah dilakukan uji Statistik tidak terdapat pengaruh dosis perasan daun tembakau Nicotina tabacum
terhadap pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella instar III pada fase larvabaik pada penyemprotan pertama maupun kedua.
3. Penggunaan pestisida nabati perasan daun tembakau berpengaruh
terhadap tingkat kerusakan daun sawi Brassica juncea L. meliputi lubang pada daun, daun kering, daun layu serta tangkai patah.
4. Penggunaan pestisida nabati perasan daun tembakau Nicotina
tabacum berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman sawi
Brassica juncea L.. Rata-rata persentase berat basah tertinggi pada kelompok perlakuan 2,5.