12
dibanding daun tua. Jenis kerusakan oleh ulat ini sangat khas: daun menampilkan jendela putih tidak teratur Kalshoven, 1981.
3. Biologi hama
Plutella xylostella
Ulat Plutella xylostella disebut juga hama bodas, hama krancang atau hama wayang. Tanaman inangnya antara lain kubis, lobak, sawi
dan tanaman lain yang termasuk dalam keluarga Cruciferae., ulat 12 hari, pupa 6-7 hari dan kupu-kupu 20 hari. Rukmana, Rahmad, 1997:
76
Gambar 1. Siklus hidup Plutella xylostella Foto: Tonny K. Moekasan
a. Telur
Bentuk telur bulat panjang dengan lebar kurang lebih 0,26mm dan panjang 0,49mm. Di daerah panas sampai ketinggian
250 meter dari permukaan air laut stadium telur hanya dua hari. Di
13
dataran tinggi berketinggian 1.100m – 1.200m dari permukaan air
laut umurnya lebih panjang, yaitu stadium telur 3-4 hari. Umumnya telur diletakan pada permukaan bawah daun.
Untuk oviposisi Plutella xylostella peran faktor fisik tumbuhan sangat besar. Permukaan daun yang berlekuk-lekuk lebih disukai
sebagai tempat oviposisi. Permukaan bawah daun lebih dipilih untuk oviposisi dibandingkan dengan permukaan atas karena
lekuk-lekuk lebih memudahkan imago untuk meletakkan telurnya. Rukmana, 1997; Mulyaningsih, 2010: 85.
b. Larva
Ulat yang baru menetas berwarna hijau pucat, sedangkan yang lebih tua warnanya lebih hijau dengan kepala pucat serta
terdapat bintik-bintik cokelat. Panjang ulat 5mm-10mm. Larva mempunyai lima pasang proleg, sepasang proleg menonjol keluar
dari ujung posterior membentuk huruf V yang jelas CABI.2015
Gambar 2. Larva Plutella xylostella Foto: Dokumentasi pribadi
14
Larva berbentuk silindris, berwarna hijau muda, relatif tidak berbulu dan mempunyai lima pasang proleg. Larva Plutella
xylostella terdiri atas empat instar. Larva lincah dan jika tersentuh
akan menjatuhkan diri serta menggantungkan diri pada benang halus. Larva jantan dapat dibedakan dari larva betina karena
memiliki sepasang calon testis yang berwarna kuning. Pada ketinggian 1100-2000 mdpl stadium larva lebih panjang yaitu 12
hari dan dibawah ketinggian 250 mdpl lebih pendek yaitu 9 hari Rukmana, 1997; Mulyaningsih, 2010: 96. Rata-rata lamanya
stadium larva instar ke satu adalah 3,7 hari, larva instar ke dua adalah 2,1 hari, larva instar ke 3 adalah 2,7 hari dan larva instar ke
empat adalah 3,7 hari Sastrosiswodjo, et. al.2005:8.
c. Pupa
Setelah cukup umur, ulat mulai membentuk kepompong dari bahan seperti benang sutera abu-abu putih dibalik permukaan daun
untuk menghindari panasnya sinar matahari. Pembentukan kepompong mulai dari dasarnya, sisinya kemudian tutupnya.
Kepompong masih terbuka pada bagian ujung untuk keperluan pernafasan. Pembuatan kepompong ini diselesaikan dalam waktu
24 jam. Setelah selesai, ulat berubah menjadi pupa. Kulit ulat biasanya diletakkan di dalam kepompong namun kadang juga di
luar kepompong Pracaya, 2007: 114