folder turut memberi kontribusi penting bagi koordinasi pelayanan kesehatan yang lebih baik Carlson, 2009
Lebih lanjut Savas dkk 2011 menjelaskan fungsi gatekeeper secara spesifik yang dikaitkan dengan rujukan pasien. Otorisasi rujukan dari rawat jalan tingkat
pertama kepada dokter spesialis dilakukan oleh provider rawat jalan tingkat pertama yang ditunjuk. Gatekeeping telah dianggap penting karena adanya bukti bahwa akses
kepada spesialis memicu permintaan pelayanan kesehatan yang mahal dan kadang- kadang tidak perlu. Hal ini bisa menyebabkan kemungkinan prosedur diagnostik dan
terapi yang akan diterapkan menjadi tidak tepat. Gatekeeper bisa menjadi filter untuk perawatan spesialis yang menimbulkan biaya sampingan. Pemberian insentif dan
hukuman bagi dokter yang menjalankan fungsi gatekeeper dapat membatasi biaya rawat jalan dengan membatasi jumlah kunjungan dokter spesialis Savas dkk, 2011.
2.1.4. Standar Pelayanan Medik Rawat Jalan Tingkat Pertama
Saat ini belum tersedia standar pelayanan medis bagi pelayanan primer rawat jalan tingkat pertama. Standar pelayanan medis yang pernah dikeluarkan
Kementerian Kesehatan dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia PB IDI lebih diarahkan bagi pelayanan kesehatan sekunder dan tertier yang ada di rumah sakit.
Menyikapi hal tersebut maka PT. Jamsostek Persero bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia PDKI telah menyusun standar pelayanan
medis bagi dokter keluarga yang ada di PPK I sebagai pedoman untuk penatalaksanaan pengobatan bagi pasien Sugito dan Yulherina, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Standar pelayanan ini disusun dalam bentuk algoritme untuk efisiensi penggunaannya. Didalam standar ini dimuat data-data anamnesis dan pemeriksaan
fisik pasien yang terkait dengan penyakit tertentu, obat-obatan yang digunakan dan kriteria penyakit yang dapat dirujuk kepada rumah sakit untuk maksud konsultasi
spesialis atau rawat inap. Meskipun standar ini disusun oleh PT. Jamsostek Persero dan PDKI, namun pemanfaatannya tidak hanya sebatas di lingkungan PT. Jamsostek
Persero saja karena standar ini disusun berdasarkan kaidah-kaidah klinis yang berlaku secara umum. Dengan demikian, standar ini semestinya bisa digunakan juga
oleh dokter umum atau dokter keluarga untuk pelayanan pasien yang berasal diluar peserta program JPK PT. Jamsostek Persero.
2.1.5. Rujukan Medis
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri atas rujukan internal dan rujukan eksternal. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional SKN adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk
mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna efektif dan berdaya guna efesien, perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan
kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal,
kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Universitas Sumatera Utara
pelayanan di dalam institusi tersebut, misalnya dari jejaring puskesmas puskesmas pembantu ke puskesmas induk. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar
unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap maupun vertikal dari puskesmas ke rumah sakit
umum daerah. Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri atas rujukan Medik dan
rujukan Kesehatan. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan kuratif dan pemulihan rehabilitatif. Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus ke rumah sakit umum daerah. Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang
umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan promotif dan pencegahan preventif. Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik
konsultasi gizi pojok gizi puskesmas, atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas pos Unit Kesehatan Kerja Sudayasa, 2010 dalam
http:www.puskel.com4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan diakses tanggal 16
Juni 2011 Rujukan medik meliputi: a konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik,
pengobatan, dan atau operasi, b pengiriman bahan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium, dan c mendatangkan atau mengirimkan tenaga yang lebih kompeten
atau yang lebih ahli untuk keperluan pelayanan kesehatan. Rujukan medis dimaksudkan untuk: a menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinis yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
kuratif dan rehabilitatif, dan b menghasilkan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif.
2.2. Teori tentang Kinerja 2.2.1. Pengertian Kinerja