Tabel 4.25. Hasil Anaisis Uji F Variabel X1 Motivasi untuk Faktor Motivator, X2 Motivasi untuk Faktor Higienis, dan Variabel Y Kinerja
Dokter
ANOVAb Model
Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
44,700 2
22,350 83.786
.000a Residual
10,937 41
,267 Total
55,636 43
a Predictors: Constant, variabel x2, variabel x1 b Dependent Variable: variabel y
Sumber : Hasil Penelitian, 2011
f. Hasil Analisis Uji t
Analisis Uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Pada penelitian ini, Analisis Uji t
menunjukkan bahwa Sig. 2- tailed = 0,000 α = 0,05 sehingga H
Tabel 4.26. Hasil Anaisis Uji t Parsial Variabel X1 Motivasi untuk Faktor Motivator, X2 Motivasi untuk Faktor Higienis, dan Variabel Y
Kinerja Dokter ditolak. Artinya,
Faktor Motivator dan Faktor Higienis secara parsial bermakna mempengaruhi Kinerja Dokter PPK I dalam Merujuk Pasien.
One-Sample Test Test Value = 0
T Df
Sig. 2-tailed Mean
Difference 95 Confidence Interval
of the Difference Lower
Upper
Faktor Motivator 48,846
43 .000
41.773 40,05
43,50 Faktor Higienis
34,011 43
.000 51.045
48,02 54,07
Kinerja Dokter Merujuk Pasien
28,627 43
.000 4.909
4,56 5,25
Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kinerja Dokter dalam Merujuk Pasien
Gibson dkk 1998 mengatakan bahwa kinerja merupakan cerminan perilaku sehingga perilaku yang diharapkan oleh sebuah organisasi adalah perilaku yang
berhubungan dengan prestasi, yaitu perilaku yang berkaitan langsung dengan tugas- tugas pekerjaan dan yang perlu diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu pekerjaan.
Penelitian Kinerja Dokter PPK I dalam Merujuk Pasien menunjukkan bahwa 79,6 dokter PPK I memiliki kinerja sedang dimana skor kinerja dokter dalam merujuk
pasien sebesar 4,91 dari nilai maksimal 10. Bila diprosentasekan maka nilai Kinerja Dokter PPK I dalam Merujuk Pasien hanya sebesar 49,10. Hasil penelitian ini
menunjukkan para dokter PPK I hanya menjalankan sebagian dari tugas dan fungsinya dalam merujuk pasien kepada pelayanan tingkat lanjutan, sebagian lagi
tidak berjalan atau dilaksanakan pada taraf rendah seadanya. Mengkaji lebih lanjut, dari 2 indikator pengukuran Kinerja Dokter dalam
Merujuk Pasien ditemukan indikator Indikasi Rujukan memiliki skor rata-rata lebih rendah dibandingkan indikator Ketepatan Rujukan. Bila Indikasi Rujukan memiliki
skor rata-rata 2,05 maka Ketepatan Rujukan memiliki skor 2,86. Data ini menggambarkan kecenderungan bahwa dokter kurang berorientasi pada indikasi
medis ketika merujuk pasien kepada pelayanan tingkat lanjutan, padahal dalam tata
Universitas Sumatera Utara