sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar. Dalam hal ini terlihat motivasi bersifat positif.
Sebaliknya, jika seseorang kurang berhasil melakukan kewajiban maka ia akan mendapat teguran dari atasannya yang merupakan faktor negatif bagi yang
bersangkutan yang seterusnya dapat dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan di masa depan supaya situasi kekurangberhasilannya tidak
terulang kembali Siagian, 2004.
2.3.3.5. Teori Pengharapan
Teori pengharapan ini dikenal dengan teori Vector Vroom yang mengatakan bahwa kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu tergantung
penghargaan, bahwa tindakan ini segera diikuti oleh suatu hasil dan tergantung pada daya tarik hasil tersebut kepada individu itu sendiri Hasibuan, 2003.
2.4. Landasan Teori
Gibson dkk 1997 berpendapat bahwa salah satu variabel yang memengaruhi perilaku dan prestasi kerja adalah motivasi. Motivasi terbentuk dari motif yang
menggerakkan seseorang melakukan sesuatu untuk memperoleh kebutuhan yang belum terpenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut akan mendorong
terciptanya kepuasan kerja dan sebaliknya. Pada setiap individu karyawan termasuk dokter umum ada faktor-faktor yang dapat memberikan kepuasan kerja seperti
tanggung jawab, kemajuan, dan kemungkinan berkembang yang kemudian disebut faktor motivator. Bila faktor motivator ini terpenuhi maka kepuasan kerja akan
Universitas Sumatera Utara
diperoleh karyawan. Disisi lain terdapat faktor-faktor ketidakpuasan seperti Upah gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, dan mutu supervisi yang selanjutnya disebut
faktor higienis. Bila faktor higienis ini terjadi maka tidak akan terbentuk rasa ketidakpuasan di diri karyawan. Seterusnya, rasa puas atau ketidakpuasan ini
menciptakan motivasi karyawan. Motivasi yang terbentuk mendorong karyawan berperilaku kerja yang baik dan berujung pada prestasi kerja yang baik pula. Pada
konteks pelayanan kesehatan di PPK I, rasa puas atau tidak puas yang dirasakan dokter akan menciptakan motivasi yang akhirnya memengaruhi perilaku dan kinerja
mereka dalam merujuk pasien ke rumah sakit.
2.5. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen X Variabel Dependen Y
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Pengaruh Motivasi Dokter terhadap Tindakan
Merujuk Pasien
Faktor Motivator X1 : a.
Tanggung Jawab b.
Kemajuan c.
Kemungkinan Berkembang Faktor Higienis X2 :
a. Kondisi Kerja
b. Jaminan Pekerjaan
c. Gaji
d. Mutu Supervisi
Kinerja Dokter Dalam Merujuk Pasien
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja dokter dalam merujuk pasien
di PPK I yang bekerjasama dengan PT. Jamsostek Persero Kantor Cabang Medan selama pemberian pelayanan kesehatan pada tahun 2011.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni dan Juli 2011 di PPK I yang bekerjasama dengan PT. Jamsostek Persero Kantor Cabang Medan yang berjumlah
16 unit.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah dokter umum yang berpraktik pada PPK I yang bekerjasama dengan PT. Jamsostek Persero Cabang Medan. Seluruh dokter
dimaksud berjumlah 44 orang yang tersebar pada 16 PPK I. PPK I ini melayani pasien yang didominasi oleh pasien peserta program JPK Jamsostek, dimana pasien
umum dan pasien badan asuransi atau badan jaminan sosial lainnya hanya berjumlah 5 saja.
Universitas Sumatera Utara