Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Dokter Merujuk Pasien di PPK I

mudah dalam menjalankan praktik kedokteran. Bagaimanapun, kesulitan dokter dalam menjalankan praktiknya berdampak negatif bagi PT. Jamsostek Persero.

5.3. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Dokter Merujuk Pasien di PPK I

Dari uraian diatas, secara sederhana sebetulnya penulis sudah dapat melihat pengaruh motivasi dokter PPK I terhadap kinerja mereka dalam mengelola rujukan pasien dimana dengan pemenuhan faktor motivator dan faktor higienis yang berada pada kategori sedang akan menghasilkan kinerja yang dikategorikan sedang juga. Artinya pemenuhan faktor motivator dan faktor higienis berpengaruh terhadap kinerja dokter PPK I dalam merujuk pasien. Begitupun, untuk memastikannya secara ilmiah dibutuhkan beberapa uji statistik yang relevan. Hasil Analisis Regresi Sederhana sebagaimana Tabel 4.19 menunjukkan signifikansi variabel motivasi dan variabel kinerja dimana α = 0,05 Sig. 1-tailed 0,000. Artinya, motivasi dan kinerja memiliki hubungan atau korelasi Pramesti, 2007. Analisis Regresi Sederhana ini menghasilkan persamaan Y = – 1,293 + 0,067 X + ε dimana X adalah motivasi, Y adalah kinerja dokter dalam merujuk pasien, dan ε sebagai term of error. Dengan menempatkan faktor motivator sebagai variabel bebas X1 dan faktor higienis sebagai variabel bebas X2 maka dapat dilakukan Analisis Regresi Berganda untuk menguji korelasi antar variabel. Tabel 4.21 menunjukkan signifikansi variabel X1, X2, dan variabel Y dimana α = 0,05 Sig. 1-tailed 0,000. Artinya, faktor motivator, faktor higienis, dan faktor kinerja memiliki korelasi atau hubunan. Analisis Regresi Berganda ini menghasilkan Universitas Sumatera Utara persamaan Y = – 2,367 + 0,139X1 + 0,029X2 + ε dimana X1 adalah motivasi untuk faktor motivator, X2 adalah motivasi untuk faktor higienis, Y adalah kinerja dokter PPK I dalam merujuk pasien, dan ε sebagai term of error. Hasil Analisis Uji F sebagaimana Tabel 4.24 menunjukkan nilai F hitung = 83,78 F 0,05,1,42 = 4,07 atau α = 0,05 Sig. 1-tailed = 0,000 sehingga H Hasil Analisis Uji t sebagaimana Tabel 4.25 menunjukkan Sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05 sehingga H ditolak yang berarti bahwa variabel motivasi untuk faktor motivator X1 dan variabel motivasi untuk faktor higienis X2 secara simultan memengaruhi variabel kinerja dokter dalam merujuk pasien Y Pramesti, 2007. Hasil analisis ini sejalan dengan pendapat Gibson dkk 1998 dan pendapat Herzber dalam Gibson dkk 1998. Dari uji statistik diatas, tampak bahwa motivasi dokter PPK I memang memengaruhi kinerja mereka dalam merujuk pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gibson dkk 1998 yeng menyebutkan bahwa salah satu variabel yang memengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi. Begitupun Herzberg dalam Gibson dkk 1998 yang menyatakan bahwa keberadaan faktor motivator akan meningkatkan motivasi karyawan dan sebaliknya ketiadaan faktor higienis menyebabkan ketidakpuasan karyawan yang berujung pada kinerja mereka. ditolak. Artinya, faktor motivator dan faktor higienis secara parsial memengaruhi kinerja dokter PPK I dalam merujuk pasien. Besarnya pengaruh variabel motivasi terhadap kinerja dapat dilihat pada Tabel 4.23 dimana koefisien determinasi R 2 yang dihasilkan pada penelitian ini sebesar 0,803. Artinya, pengaruh motivasi dokter PPK I terhadap kinerja merujuk pasien Universitas Sumatera Utara sebesar 80,3. Sisanya sebesar 19,7 merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Variabel lain tersebut dapat berupa variabel individu kemampuan dan keterampilan, mental, fisik, latar belakang, umur, dan lain-lain, variabel organisasi kepemimpinan, sumber daya, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan, atau variabel psikologis persepsi, sikap, keperibadian, dan belajar. Memperhatikan hasil Analisis Regresi Berganda yang diuraikan pada Tabel 4.22 tampak persamaan regresi yang dihasilkan berupa Y = – 2,367 + 0,139X1 + 0,029X2 + ε dimana X1 adalah motivasi untuk faktor motivator, X2 adalah motivasi untuk faktor higienis, Y adalah kinerja dokter PPK I dalam merujuk pasien, dan ε sebagai term of error. Tampak variabel faktor motivator dan variabel faktor higienis berbanding lurus dengan variabel kinerja. Semakin besar nilai variabel faktor motivator dan variabel faktor higienis menyebabkan nilai kinerja semakin besar pula. Kolom 95 Confidence Interval for B mencantumkan selang kepercayaan β untuk X1 adalah 0,097 ≤ β ≤ 0,180. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95, untuk setiap penambahan Faktor Motivator sebesar 1 satuan rata-rata Kinerja Dokter dalam Merujuk Pasien Y naik antara 0,097 dan 0,180 satuan. Demikian juga, selang kepercayaan β untuk X2 adalah 0,005 ≤ β ≤ 0,053. Artinya, tingkat kepercayaan 95, untuk setiap penambahan Faktor Higienis sebesar 1 satuan rata-rata Kinerja Dokter dalam Merujuk Pasien Y naik antara 0,005 dan 0,053 satuan. Dengan informasi tersebut dapat dipertimbangkan berbagai cara untuk meningkatkan kinerja dokter PPK I merujuk pasien melalui peningkatan pemenuhan Universitas Sumatera Utara faktor motivator dan faktor higienis. Pada sub bab 5.2.1 dan 5.2.2 penulis telah menyinggung konsep kontrak dokter selama selang waktu tertentu yang diikuti dengan pemenuhan kebutuhan mereka terkait job content sebagai seorang klinisi. Bila hal ini diimplementasikan maka kemampuan beli program JPK dituntut lebih besar. Oleh sebab itu maka PT. Jamsostek Persero Kantor Cabang Medan harus memperbesar kemampuan belinya terhadap pelayanan kesehatan dengan cara memperbesar jumlah peserta program JPK untuk terpenuhinya jumlah bilangan besar. Dengan demikian maka disatu sisi jumlah penerimaan iuran program JPK semakin besar untuk peningkatan pembiayaan pelayanan kesehatan PPK I dan disisi lain semakin memudahkan pengendalian risiko sakit yang berdampak pada pengendalian pembiayaan yang semakin baik. Untuk PPK I, upaya meningkatkan motivasi dokter PPK I dapat dilakukan dengan cara : a menyediakan obat yang lebih bervariatif sehingga dokter PPK I dapat menjalankan praktik medis sesuai dengan kondisi penyakit pasien tabel 4.7, b memberikan kesempatan kepada dokter untuk melakukan upaya kesehatan bagi pasien secara optimal. Bila perlu, sistem rujukan dibedakan menjadi 2 bagian; rujukan yang bersifat konfirmasi diagnostik untuk penegakan diagnosis dapat dilakukan kepada laboratorium klinik dan rujukan yang bersifat alih tanggung jawab untuk pengobatan lanjutan dapat dilakukan kepada dokter spesialis di rumah sakit tabel 4.8, dan c menyusun program-program pelatihan, workshop, dan sejenisnya untuk memberikan kesempatan bagi dokter mengembangkan kemampuan klinisnya tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara Terkait dengan Faktor Higienis, guna mengurangi faktor-faktor yang dapat menciptakan ketidakpuasan dokter maka PPK I dapat melakukan upaya : a menyediakan dan melengkapi fasilitas pelayanan rutin dan gawat darurat tabel 4.11, b mendaftarkan setiap dokter PPK I menjadi peserta jamsostek agar terhindar dari risiko sosial tabel 4.12, c menerapkan standar gaji, bonus, dan tunjangan yang memadai tabel 4.13, dan d bekerjasama dengan PT. Jamsostek Persero untuk meningkatkan kegiatan supervisi.

5.4. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Sosiopsikologi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Belawan Tahun 20

2 78 156

Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa PT. Jamsostek (Persero) Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan

0 38 71

Peranan PT. Pegadaian (Persero) dalam Meningkatkan Pelayanan Pinjaman Dana Kepada Masyarakat (Studi pada Kantor Cabang Simpang Limun Medan)

11 172 104

Hubungan Mutasi terhadap Prestasi kerja pada kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Wilayah I Medan.

11 121 93

Pelaksanaan Perjanjian Pinjaman Dana Program Kemitraan Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan Dengan Mitra Binaannya

5 56 146

Analisis Kinerja Jasa PT. Jamsostek (Persero) Terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehat

0 23 1

PENDAHULUAN ANALISIS KEPUASAN PESERTA JAMSOSTEK PADA KANTOR CABANG PT. JAMSOSTEK (PERSERO) SEMARANG.

0 1 5

Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Sosiopsikologi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Belawan Tahun 2013

0 0 48

1.1. Latar Belakang - Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Sosiopsikologi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PT. Jamsostek (Persero) Kantor Caban

0 0 11

Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Sosiopsikologi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek di Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Belawan Tahun 2013

0 0 19