Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Pengelola Obat di

berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih giat dalam bekerja. Mengacu kepada hasil uji statistik regresi berganda menunjukkan motivasi intrinsik dengan indikator tanggung jawab, prestasi, pengakuan orang lain, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pengembangan dan kemajuan berpengaruh signifikan p0,05 terhadap kinerja pengelola obat, artinya semakin baik motivasi intrinsik pengelola obat maka semakin meningkat kinerjanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Hasibuan 2005, bahwa faktor yang berasal dari dalam intrinsik seperti tanggung jawab, prestasi, pengakuan orang lain, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pengembangan dan kemajuan merupakan motivator atau faktor pendorong yang kuat bagi pegawai dalam bekerja.

5.3 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Pengelola Obat di

Puskesmas Kota Medan Mengacu kepada hasil penelitian tentang motivasi ekstrinsik dengan indikator insentif, kondisi kerja, hubungan kerja, dan prosedur kerja sebagai pembahasan diuraikan sebagai berikut: a. Motivasi Ekstrinsik Indikator Insentif Berdasarkan skor rata-rata tentang motivasi ekstrinsik indikator insentif sebesar 71.8 menjawab tidak setuju pemberian insentif mendorong semangat untuk bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola obat tidak termotivasi dengan jumlah insentif yang diterima dalam mengelola obat di puskesmas. Berdasarkan hasil Universitas Sumatera Utara wawancara dengan pengelola obat mereka menyadari bahwa sebagai pegawai sistem insentif telah ditetapkan oleh pemerintah namun belum mencukupi kebutuhan sehingga melaksanakan pekerjaan apa adanya dan menyatakan tidak ada tambahan yang diterima selain gaji dan insentif. Petugas pengelola obat menginginkan adanya penambahan insentif atas pekerjaan ekstra misalnya mendapatkan imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja dan dibagi secara merata. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Luthans 2003, bahwa tidak ada satu organisasipun yang dapat memberikan kekuatan baru kepada tenaga kerjanya atau meningkatkan produktivitas, jika tidak memiliki sistem kompensasi yang realistis dan gaji, apabila sistem kompensasi dan penggajian diimplementasikan dengan benar akan memotivasi pegawai. Demikian juga dengan pendapat Gibson et.al. 1996 bahwa motivasi ekstrinsik imbalan yang berasal dari pekerjaan yang mencakup uang, status, promosi dan rasa hormat dapat menjadi motivator setiap karyawan untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik, dengan memberi imbalan, perusahaan akan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas karyawan. Menurut Simamora 2004, pemberian insentif berdasarkan prestasi dapat meningkatkan kinerja seseorang yaitu dengan sistem pembayaran karyawan berdasarkan berdasarkan prestasi kerja. Hal demikian juga diungkapkan oleh Kopelman, bahwa kompensasi akan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu. Universitas Sumatera Utara

b. Motivasi Ekstrinsik Indikator Kondisi Kerja