Motivasi Ekstrinsik Indikator Prosedur Kerja

hubungan kerja yang baik maka pengelolaan obat dapat dilakukan dengan lebih baik pula. Menurut mereka petugas pengelola obat sebagai sumber daya manusia dalam melayani pasien berobat merupakan unsur yang terpenting sehingga pemeliharaan hubungan yang kontiniu dan serasi menjadi sangat penting namun pihak manajemen puskesmas sangat minim perhatiannya. Seharusnya pihak manajemen puskesmas meningkatkan perhatian kepada lingkungan kerja di Puskesmas, memelihara kondisi kerja yang baik dan komunikasi yang efektif, karena melalui komunikasi berbagai hal yang menyangkut pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan hubungan kerja akan menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Luthans 2003, bahwa faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan ketidakpuasan seseorang dalam bekerja adalah hubungan kerja yang kurang harmonis dalam bekerja.

d. Motivasi Ekstrinsik Indikator Prosedur Kerja

Berdasarkan skor rata-rata tentang motivasi ekstrinsik indikator insentif, sebesar 87,2 setuju dengan prosedur kerja yang diberlakukan di tempat kerja memudahkan saya melakukan semua tugas-tugas merupakan urutan pertama tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur kerja di Puskesmas dalam pengelolaan obat kepada pasien sudah ada dan tidak kaku, namun pengimplementasiannya masih kurang. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola obat, bahwa aturan tentang perencanaan sampai dengan penggunaan obat di Puskesmas sudah jelas, namun Universitas Sumatera Utara prosedur yang telah ada mereka anggap kadang-kadang hanya sebatas himbauan namun bukan keharusan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Luthans 2003, keadilan dan kebijakasanaan dalam menghadapi pekerja, serta pemberian evaluasi dan informasi secara tepat kepada pekerja juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap motivasi pekerja. Mengacu kepada hasil uji statistik regresi berganda menunjukkan motivasi ekstrinsik dengan indikator insentif, kondisi kerja, hubungan kerja, dan prosedur kerja berpengaruh p0,05 terhadap kinerja pengelola obat, artinya semakin baik motivasi ekstrinsik maka semakin meningkat kinerjanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Hasibuan 2005, bahwa faktor yang berasal dari luar ekstrinsik seperti gaji, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, hubungan kerja, prosedur kerja perusahaan dan status merupakan motivator secara ekstrinsik bagi pegawai dalam bekerja. Selaras dengan teori Gibson et.al. 1996, menyatakan bahwa manusia termotivasi untuk bekerja dengan bergairah ataupun bersemangat tinggi, apabila ia memiliki keyakinan akan terpenuhinya harapan-harapan yang didambakan serta tingkat manfaat yang akan diperolehnya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi terpenuhinya akan harapan-harapan dan hasil kongkrit yang akan diperolehnya, maka semakin tinggi pula motivasi positif yang akan ditunjukkan olehnya. Universitas Sumatera Utara

5.4 Keterbatasan Penelitian