Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Pengelola Obat di Puskesmas Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Pengelola Obat di

Menguji hipotesis yang telah diajukan, dilakukan dengan menggunakan uji statistik, yaitu uji t dan uji F dengan rincian sebagai berkut :

4.6.2 Pengujian Hipotesis

1. Pengujian hipotesis secara parsial Pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t dimaksudkan untuk menguji keberartian pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

a. Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Pengelola Obat di Puskesmas

Kota Medan Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda terangkum pada Tabel 4.23 di atas untuk membuktikan apakah variabel motivasi intrinsik berpengaruh secara parsial digunakan uji t dengan membandingkan nilai t- tabel dan nilai t- hitung . Pada penelitian ini diperoleh nilai t- hitung =5,378t- tabel =1,688 dengan probabilitas p=0,0000,05. Karena nilai probabilitas p=0,0000,05, hal ini berarti bahwa variabel motivasi intrinsik X 1

b. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Pengelola Obat di

Puskesmas Kota Medan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pengelola obat di Puskesmas Kota Medan Y. Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda terangkum pada Tabel 4.23 di atas untuk membuktikan apakah variabel motivasi ekstrinsik berpengaruh secara parsial digunakan uji t dengan membandingkan nilai t- tabel dan nilai t- hitung . Pada penelitian ini diperoleh nilai t- hitung =4,730t- tabel =1,688 dengan probabilitas p=0,0000,05. Karena nilai probabilitas p=0,0000,05, hal ini berarti bahwa variabel Universitas Sumatera Utara motivasi ekstrinsik X 2 c. Dari dua variabel motivasi, variabel yang berpengaruh terbesar terhadap kinerja pengelola obat adalah variabel motivasi ekstrinsik dengan nilai koefisien B 0,550. berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pengelola obat di Puskesmas Kota Medan. d. Besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui melalui nilai koefisien determinan R 2 2. Pengujian Secara Serentak Simultan . Dengandemikian besar pengaruh variabel motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah sebesar 60,4, sisanya sebesar 39,6 dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan perhitungan analisis regresi berganda menggunakan bantuan program komputer melalui uji F diperoleh nilai F- hitung = 27,489 dan F- tabel Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.24 berikut: = 3,244 dengan nilai signifikansi p=0,0000,05, karena nilai signifikansi p=0,0000,05, sehingga hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja pengelola obat di Puskesmas Kota Medan”diterima. Tabel 4.24 Uji Secara Serentak ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1791.552 2 1791.552 27.489 0.000 Residual 1173.115 36 1173.115 Total 2964.667 38 a Predictors: Constant, Motivasi ekstrinsik, Motivasi Intrinsik b Dependent Variable: Kinerja Sumber : Lampiran 5 Hasil uji regresi berganda Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Kinerja Pengelola Obat

Kinerja pengelola obat merupakan hasil kerja sesuai dengan potensi yang dimiliki pengelola obat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat mengacu kepada tupoksi pengelola obat di Puskesmas Kota Medan, meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, dan penggunaan. Hasil penelitian tentang kinerja pengelola obat puskesmas meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, dan penggunaan memiliki skor paling tinggi adalah 17,21 perencanaan dan skor terendah 12,87 penggunaan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pengelola obat puskesmas belum optimal, karena dalam hasil penelitian dijumpai yang paling sering dikerjakan pengelola obat hanya sebatas perencanaan. Manajemen Puskesmas perlu mengupayakan pembenahan tentang kinerja pengelola obat puskesmas dalam memberikan pelayanan obat kepada pasien dan hal ini sesuai dengan latar belakang penelitian yang diutarakan sebelumnya, secara rinci kinerja pengelola obat sebagai berikut:

a. Hasil Wawancara tentang Perencanaan Obat

Kinerja pengelola obat berdasarkan perencanaan obat dengan kegiatan seleksi obat dan menentukan jumlah obat sesuai kebutuhan puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal perencanaan obat, mayoritas responden menjawab kadang-kadang dilakukan sebesar 66.7 menghitung kebutuhan jumlah obat puskesmas, kemudian 56.4 tidak pernah dilakukan perencanaan sesuai dengan Universitas Sumatera Utara