Hasil Wawancara tentang Pengadaan Obat Hasil Wawancara tentang Pendistribusian Obat

kebutuhan obat baik berdasarkan jumlah dan jenis, dan sebanyak 26 orang 66,7 responden sering menyusun daftar stok obat puskesmas Lampiran 3. Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengelola obat belum sepenuhnya melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pengelola obat, hal ini dapat diketahui berdasarkan jawaban kepala Puskesmas tentang kinerja pengelola obat dalam kegiatan perencanaan obat di Puskesmas mayoritas dengan jawaban sering dilakukan.

b. Hasil Wawancara tentang Pengadaan Obat

Kinerja pengelola obat berdasarkan pengadaan obat dengan kegiatan penyediaan dan penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal pengadaan obat, mayoritas responden menjawab kadang-kadang pengadaan obat rutin puskesmas petugas melakukan pemesanan sesuai dengan jadwal dari Dinas Kesehatan sebanyak 87.2 . Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pengelola obat di Puskesmas tentang pengadaan obat diketahui bahwa melaksanakan pengadaan pendistribusian obat dilakukan setiap 3 tiga bulan dengan mengajukan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat LPLPO ke Dinas Kesehatan dan Gudang Farmasi Kota GFK. Sedangkan untuk pendistribusian ke unit pelayanan Puskesmas Pembantu dan Polindes dan sub unit pelayanan Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA masing- masing mengamprah setiap bulannya ke Gudang Obat Puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan Puskesmas diketahui bahwa pengelola obat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pengelola obat dalam Universitas Sumatera Utara hal pengadaan obat sudah mengikuti tupoksi namun belum maksimal, sedangkan kegiatan penyimpanan belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai tupoksi Lampiran 3.

c. Hasil Wawancara tentang Pendistribusian Obat

Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahannya serta tepat jenis dan jumlahnya dari gudang obat di unit-unit pelayanan kesehatan termasuk penyerahan obat kepada pasien. Distribusi obat bertujuan untuk mendekatkan obat dan alat kesehatan kepada pemakai di unit pelayanan kesehatan sehingga setiap saat tersedia dalam jumlah, jenis, mutu yang di butuhkan secara ekonomis dan efektif. Kinerja pengelola obat berdasarkan pendistribusian obat dengan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal pendistribusian obat mayoritas responden tidak pernah melakukan pengendalian untuk menghindari kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan menjawab sebanyak 79.5 . Hal tersebut terjadi karena petugas obat tidak mengetahui secara pasti jumlah dan jenis ketersediaan obat dan tidak mengetahui secara pasti jumlah dan jenis kebutuhan obat yang sesuai untuk unit pelayanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan Puskesmas tentang pendistribusian obat diketahui bahwa pengelola obat sudah mengikuti tupoksi namun belum maksimal, hal ini terkait dengan jawaban Kepala Puskesmas kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat mayoritas pada jawaban kadang-kadang dilakukan. Lampiran 3. Universitas Sumatera Utara

d. Hasil Wawancara tentang Penggunaan Obat