Motivasi Intrinsik Indikator Kemungkinan Pengembangan Motivasi Intrinsik Indikator Kemajuan

pegawai, merupakan faktor motivasi, karena keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk berforma tinggi dan memerlukan pengukuhan reinforcement. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien diketahui bahwa sebanyak 4 orang 40,0 responden menyatakan jumlah obat yang dibutuhkan kurang tersedia, sebanyak 5 orang 50,0 responden menyatakan jenis obat yang dibutuhkan kurang tersedia, dan sebanyak 4 orang 40,0 responden menyatakan pengelola obat kurang peduli terhadap keluhan penyakit yang diderita pasien Lampiran 4.

e. Motivasi Intrinsik Indikator Kemungkinan Pengembangan

Berdasarkan skor rata-rata tentang motivasi intrinsik indikator kemungkinan pengembangan, sebesar 71,8 yang menjawab tidak setuju pengembangan yang diberikan pimpinan dengan mengikuti seminar mendorong petugas giat bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja pengelola obat belum optimal karena mereka beranggapan manajemen Puskesmas kurang mendukung dalam hal pengembangan karir, seperti kesempatan dalam mengikuti pelatihan, seminar dan melanjutkan pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai pengelola obat sehingga kurang termotivasi dengan baik dalam menyelesaikan pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola obat diketahui bahwa tidak ada peluang untuk mengembangkan potensi mereka sebagai pengelola obat. Melayani pasien sehari-hari yang berobat ke Puskesmas merupakan pekerjaan rutin akan tetapi tidak memberikan manfaat yang berarti. Manajemen Puskesmas perlu memberi Universitas Sumatera Utara dukungan untuk memberikan kesempatan pengembangan karir bagi petugas pengelola obat yang melakukan kinerja dengan baik. Hal ini Sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, yang menyatakan bahwa karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya, karena hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih giat dalam bekerja.

f. Motivasi Intrinsik Indikator Kemajuan

Berdasarkan skor rata-rata tentang motivasi intrinsik indikator kemajuan, sebesar 74,4 menjawab tidak setuju jika peluang untuk maju yang diberikan pimpinan melalui promosi jabatan memberikan semangat untuk bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola obat sebagian besar menginginkan kemajuan dalam melaksanakan pengelolaan obat dan melayani pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pengelola obat menyatakan bahwa tidak ada peluang yang diperoleh dalam meningkatkan kinerjanya di Puskesmas. Manajemen Puskesmas perlu memberikan kesempatan untuk kemajuan karir petugas pengelola obat Puskesmas. Hal ini sejalan dengan Herzberg dalam Hasibuan 2005, yang menyatakan bahwa karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus dan juga melanjutkan pendidikan, karena hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh dan Universitas Sumatera Utara berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih giat dalam bekerja. Mengacu kepada hasil uji statistik regresi berganda menunjukkan motivasi intrinsik dengan indikator tanggung jawab, prestasi, pengakuan orang lain, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pengembangan dan kemajuan berpengaruh signifikan p0,05 terhadap kinerja pengelola obat, artinya semakin baik motivasi intrinsik pengelola obat maka semakin meningkat kinerjanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Hasibuan 2005, bahwa faktor yang berasal dari dalam intrinsik seperti tanggung jawab, prestasi, pengakuan orang lain, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan pengembangan dan kemajuan merupakan motivator atau faktor pendorong yang kuat bagi pegawai dalam bekerja.

5.3 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Pengelola Obat di