69
Tabel 10. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen
No. Variabel
Penelitian Koefisien
r
hit
Koefisien Alpha
Keterangan
1 Minat Belajar
0,945 0,70
Reliabel 2
Efikasi Diri 0,946
0,70 Reliabel
3 Kedisiplinan Belajar
0,938 0,70
Reliabel
H. Teknik Analisis Data
1. Penerapan Teknik Analisis
Menurut Sugiyono 2015: 215, analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai
variabel independen dinaikan atau diturunkan nilainya atau dimanipulasi. Penelitian ini jenis analisis hipotesis yang akan digunakan adalah analisis regresi.
Teknik analisis data yang akan dipergunkan dibagi menjadi dua tahap, yaitu teknik analisis prasyarat dan teknik uji hipotesis. Uji prasyarat digunakan untuk
menentukan analisis yang sesuai untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. 2.
Pengkajian Analisis Prasyarat a.
Uji Normalitas Uji normalitas sebaran bertujuan untuk memeriksa normal atau tidaknya
penyebaran data dari variabel penelitian. Deskripsi uji normalitas data penelitian ini dikemukakan dalam uji stastik dan bentuk grafik. Tes statistik untuk menguji
normalitas menggunakan uji Chi Kuadran. Menurut Sugiyono 2015: 241 terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data antara
lain dengan Kertas Peluang dan Chi Kuadrat. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat tabel
χ
h 2
≤ χ
t 2
, maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal. Kaidah
70
yang digunakan adalah jika ρ 0,05 maka sebaran dinyatakan normal sedangkan
sebaliknya, jika ρ ≤ 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal.
Uji normalitas dalam penelitian ini akan menggunakan rumus uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan komputer program Statistical
Product and Service SPSS for windows versi 23 dengan taraf signifikansi 5. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi 0,05.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas x terhadap variabel terikat y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat,
kemudian diuji keberartian koefisien garis regresi serta linieritasnya. Hubungan antara variabel independen x dengan variabel dependen y, tampak bahwa
kecenderungan hubungan liniear antara variabel independen dengan variabel dependennya berbanding lurus.
Penghitungan uji linieritas menggunakan test of linearity dengan bantuan komputer program SPSS for windows versi 23. Jika nilai sig linearity 0,05 dan
nilai Sig deviation of linearity di atas 0,05 maka hubungan antar variabel adalah linier.
c. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas perlu dilakukan apabila jumlah variabel independen variabel bebas lebih dari satu. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
hubungan di antara variabel bebas memiliki gejala multikolinearitas atau tidak. Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas jika nilai VIF
10.
71
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam setiap penelitian perlu diuji, dengan tujuan dari uji hipotesis adalah untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah
dirumuskan. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterangan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian menggunakan
data empiris Purwanto, 2012: 82. Analisis data dalam penelitian ini adalah untuk melakukan perhitungan
guna menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi ganda
dikarenakan rumusan masalah dan hipotesis merupakan hubungan asosiatif korelasi.
a. Uji korelasi product moment
Menurut Sugiyono 2015: 228 korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis antara satu variabel bebas
independen dan satu variabel terikat dependen. Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi ganda antara variabel Y dengan variabel bebas adalah
sebagai berikut.
72
b. Uji korelasi ganda
Menurut Sugiyono 2015: 231 korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel
independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi ganda antara variabel Y
dengan dua variabel bebas X
1
dan X
2
adalah sebagai berikut.
= √ �
− � − �
. � . � − �
Keterangan : = korelasi antara
dan dengan Y �
= korelasi antara dengan Y
� = korelasi antara
dengan Y �
= korelasi antara dengan
Selanjutnya menghitung indeks determinasi koefisien korelasi ganda, yaitu sebagai berikut.
= − � − � −
�
� �
� −
�
Keterangan: R
= Koefisien korelasi ganda n
= banyak sampel k = banyak variabel bebas
�
= simpangan baku variabel Y Signifikansi korelasi ganda X
1
dan X
2
terhadap Y ditentukan dengan rumus �
ℎ� ��
sebagai berikut. setelah diketahui nilai F
hitung
kemudian dibandingkan dengan
�
��
73
�
ℎ� ��
= �
− � − � −
Keterangan: R= nilai koefisien korelasi ganda
K= jumlah variabel bebas n =jumlah sampel
Uji korelasi ganda dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS version 23 for Windows. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05
dan 2 sisi. Kriterianya yaitu jika nilai sig 0,05 maka signifikan dan sebaliknya jika nilai sig 0,05 maka tidak signifikan.
c. Uji korelasi parsial
Menurut Sugiyono 2015: 235 korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh atau
mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat, di mana salah satu variabel bebasnya dikendalikan. Uji korelasi parsial dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y, di mana variabel X lainnya dikontrol. Koefisien korelasi parsial dirumuskan sebagai
berikut. a
Bila tetap
Ha : Ada pengaruhkorelasi yang signifikan antara dengan Y apabila
tetap
74
Ho : Tidak ada pengaruhkorelasi yang signifikan antara dengan Y
apabila tetap
b Bila
tetap
Ha : Ada pengaruhkorelasi yang signifikan antara dengan Y apabila
tetap Ho : Tidak ada pengaruhkorelasi yang signifikan antara
dengan Y apabila
tetap Selanjutnya untuk mengetahui apakah pengaruh atau hubungan pengujian
ini signifikan atau tidak, maka perlu diuji dengan signifikansi, untuk koefisien parsial menggunakan
�
ℎ� ��
. Rumus
�
ℎ� ��
:
�
ℎ� ��
= �
� � �
√� − √ − �
� � �
Keterangan : �
ℎ� ��
= nilai yang akan dibandingkan dengan t tabel n
= jumlah sampel �
� � �
= nilai koefisien parsial Pengujian menggunakan tingkat signifikansi menggunakan 0,05 dan 2 sisi.
Kriterianya yaitu jika nilai sig 0,05 maka signifikan, dan sebaliknya jika nilai sig 0,05 maka tidak siginifikan. Penghitungan korelasi parsial dalam penelitian
ini menggunakan bantuan software SPSS version 23 for Windows.
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data
Pada deskripsi data ini diuraikan data-data mengenai variabel bebas yaitu tanggung minat belajar X
1
dan efikasi diri X
2
serta variabel terikat yaitu kedisiplinan belajar Y. Data penelitian diperoleh dari sampel penelitian pada
populasi siswa kelas IV sekolah dasar se-Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala psikologi. Skala
psikologi berisi kalimat-kalimat pernyataan yang kemudian dikerjakan oleh siswa. Hasil pekerjaan siswa kemudian ditabulasikan dan dihitung dengan cara-cara atau
rumus-rumus yang telah ditentukan pada Bab III. Instrumen penelitian berupa skala psikologi yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya tersebut
digunakan untuk membuktikan hipotesis. 1.
Variabel Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan belajar Y diungkap menggunakan skala psikologi dengan
total pernyataan 26 item. Sebaran skor untuk masing-masing item adalah 1-4. Setelah dilakukan pengambilan data variabel kedisiplinan belajar pada siswa kelas
IV, maka dapat disajikan deskripsi data ukuran kecenderungan pemusatan yaitu mean M, median Me, dan mode Mo serta ukuran keragaman atau variabilitas
yaitu variance, standar deviation serta skor minimal dan maksimal. Deskripsi tersebut disajikan dalam tabel berikut.
76
Tabel 11. Deskripsi Data Ukuran Kecenderungan Pemusatan serta Ukuran KeragamanVariabilitas Kedisiplinan Belajar
Mean Median
Mode Std.
Deviation Variance Minimum Maximum
79,72 81
70 9,94
98,86 53
104 Tabel tersebut menjelaskan beberapa hal sebagai berikut: rata-rata= 79,72;
nilai tengah= 81; modus= 70; simpangan baku= 9,94; variance= 98,86; skor terendah= 53; skor tertinggi= 104. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata
skor variabel kedisiplinan belajar siswa yaitu dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Dari data tersebut diketahui besar
jangkauan R= 51 dan jumlah kelas K= 8,85 dibulatkan menjadi 9, sehingga diperoleh interval I= 5,67 dibulatkan ke bawah menjadi 6.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Belajar Siswa No.
Interval Skor Frekuensi
Frekuensi 1.
53-58 4
1,67 2.
59-64 14
5,86 3.
65-70 35
14,65 4.
71-76 36
15,06 5.
77-82 49
20,50 6.
83-88 55
23,01 7.
89-94 30
12,55 8.
95-100 11
4,60 9.
101-106 5
2,10 Jumlah
239 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan histogram
kedisiplinan belajar siswa sebagai berikut.
77
Gambar 2. Histogram Kedisiplinan Belajar Berdasarkan histogram tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki
skor kedisiplinan belajar antara 53-58 ada 4 siswa, 59-64 ada 14 siswa, 65-70 ada 35 siswa, 71-76 ada 36 siswa, 77-82 ada 49 siswa, 83-88 ada 55 siswa, 89-94 ada
30 siswa, 95-100 ada 11 siswa, dan 110-115 ada 5 siswa. Data tersebut kemudian digolongkan kembali untuk mengetahui kecenderungan kedisiplinan belajar siswa.
Peneliti menggolongkan tingkat kedisiplinan belajar siswa berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mardapi 2012: 162 sebagai berikut.
Tabel 13. Penggolongan Skala menurut Djemari Mardapi No.
Skor Siswa Kategori
1. x ≥ �̅ + S
Sangat PositifSangat Tinggi 2.
�̅ + S x ≥ �̅ PositifTinggi
3. �̅ x ≥ �̅ - S
NegatifRendah 4.
x �̅ – S
Sangat NegatifSangat Rendah Keterangan:
x = skor yang diperoleh
S = simpangan baku skor keseluruhan
�̅ = rerata skor keseluruhan
4 14
35 36
49 55
30 11
5 10
20 30
40 50
60
53-58 59-64
65-70 71-76
77-82 83-88
89-94 95-100
101-106
fr e
ku e
n si
interval
Kedisiplinan Belajar
78
Berdasarkan kriteria di atas, setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh kategori kedisiplinan belajar siswa pada tabel 14 berikut.
Tabel 14. Distribusi Data Kedisiplinan Belajar Siswa Interval Skor
Kriteria Frekuensi
Frekuensi Relatif ≥ 90
Sangat Tinggi 37
15,48 80
– 89 Tinggi
93 38,91
70 – 79
Rendah 72
30,13 70
Sangat Rendah 37
15,48 Jumlah
239 100
Berdasarkan data pada tabel 14 dapat disajikan ke dalam bentuk diagram
lingkaran seperti berikut.
Gambar 3. Diagram Distribusi Data Kedisiplinan Belajar Siswa Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa ada 37 siswa 15,48
yang memiliki kedisiplinan belajar dengan kategori sangat tinggi, 93 siswa 38,91 memiliki kedisiplinan belajar dengan kategori tinggi, 72 siswa 30,13
memiliki kedisiplinan belajar yang rendah, dan 37 siswa 15,48 yang memiliki kedisiplinan belajar dengan kategori sangat rendah.
Variabel kedisiplinan belajar dalam penelitian ini memiliki empat aspek keperilakuan yang meliputi: a taat dan patuh terhadap aturan; b perhatian
15.48
38.91 30.13
15.48
Kedisiplinan Belajar
Sangat Tinggi Tinggi
Rendah Sangat Rendah
79
terhadap waktu; c bertanggungjawab pada tugas belajar; dan d sungguh sungguh dalam belajar. Tingkat penguasaan siswa terhadap masing-masing aspek tersebut
dideskripsikan dalam histogram berikut.
Gambar 4. Histogram Penguasaan Aspek Kedisiplinan Belajar Dalam histogram di atas diketahui bahwa urutan tingkat penguasaan siswa
terhadap aspek kedisiplinan belajar dari yang tertinggi hingga terendah yaitu bertanggungjawab pada tugas belajar sebesar 79,23; taat dan patuh terhadap
aturan sebesar 77,31; perhatian terhadap waktu sebesar 76,46; dan sungguh sungguh dalam belajar sebesar 73,83. Berdasarkan histogram di atas, maka
besarnya dukungan masing-masing aspek kedisiplinan belajar dapat disajikan dalam diagram berikut.
taat dan patuh terhadap aturan
perhatian terhadap waktu
bertanggungjawab pada tugas belajar
sungguh sungguh dalam belajar
Series1 25.20
24.92 25.82
24.06 25.20
24.92 25.82
24.06 23.00
23.50 24.00
24.50 25.00
25.50 26.00
p e
rsen tase
Aspek
Kedisiplinan Belajar
80
Gambar 5. Diagram Persentase Perolehan Aspek Kedisiplinan Belajar Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa aspek: a taat dan patuh
terhadap aturan memberi sumbangan 25,20; b perhatian terhadap waktu memberi sumbangan 24,92; c bertanggungjawab pada tugas belajar memberi
sumbangan 25,82; dan d sungguh sungguh dalam belajar memberi sumbangan 24,06.
2. Variabel Minat Belajar
Minat belajar X
1
diungkap menggunakan skala psikologi dengan jumlah 26 item pernyataan dengan sebaran skor 1-4 untuk masing-masing item. Setelah
dilakukan pengambilan data variabel minat belajar, maka dapat dijabarkan mengenai data ukuran kecenderungan pemusatan yaitu mean M, median Me,
dan mode Mo serta ukuran keragaman atau variabilitas yaitu variance, standar deviation serta skor minimal dan maksimal. Deskripsi tersebut disajikan dalam
tabel sebagai berikut.
25.20
24.92 25.82
24.06
Kedisiplinan Belajar
taat dan patuh terhadap aturan
perhatian terhadap waktu
bertanggungjawab pada tugas belajar
sungguh sungguh dalam belajar
81
Tabel 15. Deskripsi Data Ukuran Kecenderungan Pemusatan serta Ukuran KeragamanVariabilitas Minat Belajar
Mean Median Mode
Std. Deviation
Variance Minimum Maximum
77,19 77
73 9,61
92,34 50
101 Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan bahwa data penelitian
variabel minat belajar memiliki rata-rata= 77,19; nilai tengah= 77; modus= 73; simpangan baku= 9,61; variance= 92,34; skor terendah= 50; dan skor tertinggi=
101. Kecenderungan rata-rata skor variabel minat belajar diketahui dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Berdasarkan data
tersebut dapat ditentukan besar jangkauan R= 51 dan jumlah kelas K= 8,85 dibulatkan menjadi 9, sehingga diperoleh interval I= 5,67 dibulatkan ke atas
menjadi 6. Tabel 16. Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa
No. Interval Skor
Frekuensi Frekuensi
1. 50-55
1 0,42
2. 56-61
15 6,28
3. 62-67
22 9,21
4. 68-73
51 21,34
5. 74-79
55 23
6. 80-85
51 21,34
7. 86-91
22 9,20
8. 92-97
20 8,37
9. 98-103
2 0,84
Jumlah 239
100 Histogram yang dihasilkan dari distribusi frekuensi pada tabel di atas adalah
sebagai berikut.
82
Gambar 6. Histogram Minat Belajar Histogram tersebut memperlihatkan bahwa siswa yang memiliki skor minat
belajar antara 50-55 ada 1 siswa, 56-61 ada 15 siswa, 62-67 ada 22 siswa, 68-73 ada 51 siswa, 74-79 ada 55 siswa, 80-85 ada 51 siswa, 86-91 ada 22 siswa, 92-97
ada 20 siswa, dan 98-103 ada 2 siswa. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dibuat tabel penggolongan kecenderungan minat belajar. Peneliti menggolongkan
tingkat minat belajar siswa berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mardapi 2012: 162 sebagai berikut.
Tabel 17. Penggolongan Skala menurut Djemari Mardapi No.
Skor Siswa Kategori
1. x ≥ �̅ + S
Sangat PositifSangat Tinggi 2.
�̅ + S x ≥ �̅ PositifTinggi
3. �̅ x ≥ �̅ – S
NegatifRendah 4.
x �̅ – S
Sangat NegatifSangat Rendah Keterangan:
x = skor yang diperoleh
S = simpangan baku skor keseluruhan
�̅ = rerata skor keseluruhan
1 15
22 51
55 51
22 20
2 10
20 30
40 50
60
50-55 56-61
62-67 68-73
74-79 80-85
86-91 92-97 98-103
fr e
ku e
n si
Interval
Minat Belajar
83
Berdasarkan kriteria di atas, setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh kategori minat belajar siswa yang tercantum pada tabel 18 berikut.
Tabel 18. Distribusi Data Minat Belajar Siswa Interval
Skor Kriteria
Frekuensi Frekuensi Relatif
≥87 Sangat Tinggi
39 16,32
77 – 86
Tinggi 88
36,82 68
– 76 Rendah
74 30,96
68 Sangat Rendah
38 15,90
Jumlah 239
100 Berdasarkan tabel 18 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut.
Gambar 7. Diagram Distribusi Data Minat Belajar Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 39 siswa
16,32 memiliki minat belajar dengan kategori sangat tinggi, 88 siswa 36,82 masuk ke dalam kategori tinggi, 74 siswa 30,96 memiliki minat
belajar yang rendah, dan 38 siswa 15,90 memiliki kategori minat belajar yang sangat rendah.
Variabel minat belajar dalam penelitian ini memiliki empat aspek keperilakuan yang meliputi: a perasaan senang; b keterlibatan; c ketertarikan;
16.32
36.82 30.96
15.9
Minat Belajar
Sangat Tinggi Tinggi
Rendah Sangat Rendah
84
dan d perhatian. Tingkat penguasaan siswa terhadap masing-masing aspek tersebut dideskripsikan dalam histogram berikut.
Gambar 8. Histogram Penguasaan Aspek Minat Belajar Dalam histogram di atas diketahui bahwa urutan tingkat penguasaan siswa
terhadap aspek minat belajar dari yang tertinggi hingga terendah yaitu: keterlibatan siswa dalam pebelajaran sebesar 76,07; perhatian siswa sebesar
75,09; perasaan senang sebesar 74,31; dan ketertarikan siswa sebesar 73,15. Berdasarkan histogram di atas, maka besarnya dukungan masing-masing aspek
minat belajar dapat disajikan dalam diagram berikut.
74.31 76.07
73.15 75.09
71.50 72.00
72.50 73.00
73.50 74.00
74.50 75.00
75.50 76.00
76.50
perasaan senang keterlibatan
ketertarikan perhatian
p er
sen tase
aspek
Minat Belajar
85
Gambar 9. Diagram Persentase Perolehan Aspek Minat Belajar Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa aspek: a perasaan senang
memberi sumbangan 24,88; b keterlibatan siswa memberi sumbangan sebesar 25,47; c ketertarikan siswa memberikan sumbangan 24,50; dan d perhatian
siswa memberikan sumbangan sebesar 25,15. 3.
Variabel Efikasi Diri Efikasi diri X
2
diungkap dengan menggunakan skala psikologi dengan jumlah item sebanyak 25 pernyataan. Masing-masing item dalam skala tersebut
memiliki sebaran skor 1-4. Setelah dilakukan pengambilan data variabel efikasi diri, dapat disajikan deskripsi data kecenderungan pemusatan berupa mean M,
median Me, dan mode Mo serta ukuran keragaman atau variabilitas yaitu variance, standar deviation serta skor minimal dan maksimal. Deskripsi tersebut
disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 19. Deskripsi Data Ukuran Kecenderungan Pemusatan serta Ukuran
KeragamanVariabilitas Efikasi Diri Mean
Median Mode
Std. Deviation
Variance Minimum Maximum 77,92
78 79
9,52 90,63
46 100
24.88 25.47
24.50 25.15
Minat Belajar
perasaan senang keterlibatan
ketertarikan perhatian
86
Dari tabel tersebut dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut: rata-rata= 77,92; nilai tengah= 78; modus= 79; simpangan baku= 9,52; variance= 90,63;
skor terendah= 46; dan skor tertinggi=100. Kecenderungan rata-rata skor variabel efikasi diri diketahui dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang
seharusnya diperoleh. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan besar jangkauan R= 54 dan jumlah kelas K= 8,85 dibulatkan menjadi 9, sehingga diperoleh
interval I= 6. Tabel 20. Distribusi Frekuensi Efikasi Diri
No. Interval Skor
Frekuensi Frekuensi
1. 46-51
2 0,84
2. 52-57
1 0,42
3. 58-63
8 3,35
4. 64-69
38 15,90
5. 70-75
52 21,76
6. 76-81
49 20,50
7. 82-87
48 20,08
8. 88-93
30 12,55
9. 94-100
11 4,60
Jumlah 239
100 Berdasarkan tabel 20, distribusi frekuensi tersebt dapat digambarkan ke dalam
histogram sebagai berikut.
87
Gambar 10. Histogram Efikasi Diri Berdasarkan histogram tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki
skor efikasi diri antara 46-51 ada 2 siswa, 52-57 ada 1 siswa, 58-63 ada 8 siswa, 64-69 ada 38 siswa, 70-75 ada 52 siswa, 76-81 ada 49 siswa, 82-87 ada 48 siswa,
88-93 ada 30 siswa, dan 94-100 ada 11 siswa. Data tersebut kemudian digolongkan kembali untuk mengetahui kecenderungan efikasi diri siswa. Peneliti
menggolongkan tingkat efikasi diri siswa berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mardapi 2012: 162 sebagai berikut.
Tabel 21. Penggolongan Skala menurut Djemari Mardapi No.
Skor Siswa Kategori
1. x ≥ �̅ + S
Sangat PositifSangat Tinggi 2.
�̅ + S x ≥ �̅ PositifTinggi
3. �̅ x ≥ �̅ – S
NegatifRendah 4.
x �̅ – S
Sangat NegatifSangat Rendah Keterangan:
x = skor yang diperoleh
S = simpangan baku skor keseluruhan
�̅ = rerata skor keseluruhan
Berdasarkan kriteria di atas, maka diperoleh kategori kemampuan efikasi diri yang
disajikan dalam tabel 22 berikut.
2 1
8 38
52 49
48 30
11 10
20 30
40 50
60
46-51 52-57
58-63 64-69
70-75 76-81
82-87 88-93
94-100
fr e
ku e
n si
Interval
Efikasi Diri
88
Tabel 22. Distribusi Data Efikasi Diri Siswa Interval
Skor Kriteria
Frekuensi Frekuensi Relatif
≥86 Sangat Tinggi
60 25,10
78 – 85
Tinggi 66
27,62 68
– 78 Rendah
81 33,89
68 Sangat Rendah
32 13,39
Jumlah 239
100 Berdasarkan tabel 22 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut.
Gambar 11. Diagram Distribusi Data Efikasi Diri Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 60 siswa
25,10 memiliki efikasi diri dengan kategori sangat tinggi, 66 siswa 27,62 memiliki efikasi diri dengan kriteria tinggi, 81 siswa 33,89 memiliki efikasi
diri dengan kategori rendah, dan 32 siswa 13,39 memiliki efikasi diri yang sangat rendah.
Variabel efikasi diri dalam penelitian ini memiliki tujuh aspek keperilakuan yang meliputi: a keyakinan pada diri sendiri; b tingkat kesulitan tugas; c cara
mengatasi tantangan tugas; d penguasaan materi pelajaran; e kegigihan dalam
25.10
27.62 33.89
13.39
Efikasi Diri
Sangat Tinggi Tinggi
Rendah Sangat Rendah
89
berusaha; f ketekunan belajar; dan g komitmen belajar. Tingkat penguasaan siswa terhadap masing-masing aspek tersebut dideskripsikan dalam histogram
berikut.
Gambar 12. Histogram Penguasaan Aspek Efikasi Diri Dalam histogram di atas diketahui bahwa urutan tingkat penguasaan siswa
terhadap aspek efikasi diri dari yang tertinggi hingga terendah yaitu: ketekunan belajar 80,94; kegigihan dalam berusaha 80,62; komitmen belajar sebesar
80,07; penguasaan materi pelajaran sebesar 77,20; cara mengatasi tantangan tugas sebesar 77,04; keyakinan pada diri sendiari sebesar 75,94; dan tingkat
kesulitan tugas sebesar 71,18. Berdasarkan histogram di atas, maka besarnya dukungan masing-masing aspek efikasi diri dapat disajikan dalam diagram
berikut.
75.94 71.18
77.04 77.20
80.62 80.94
80.07
66.00 68.00
70.00 72.00
74.00 76.00
78.00 80.00
82.00
keyakinan pada diri
sendiri tingkat
kesulitan tugas
cara mengatasi
tantangan tugas
penguasaan materi
pelajaran kegigihan
dalam berusaha
ketekunan belajar
komitmen belajar
p e
rsen tase
aspek
Efikasi Diri
90
Gambar 13. Diagram Persentase Perolehan Aspek Efikasi Diri Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa aspek: a keyakinan pada diri
sendiri memberikan sumbangan 13,98; b tingkat kesulitan tugas memberikan sumbangan 13,11; c cara mengatasi tantangan tugas memberikan sumbangan
14,19; d penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 14,22; e kegigihan dalam berusaha memberikan sumbangan 14,85; f ketekunan belajar
memberikan sumbangan 14,90; dan g komitmen belajar memberikan sumbangan sebesar 14,75.
B. Analisis Data