Pengertian Efikasi Diri Efikasi Diri

28

C. Efikasi Diri

1. Pengertian Efikasi Diri

Efikasi diri merupakan suatu keyakinan dalam diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan suatu perilaku Feist dan J. Feist, 2011: 210. Efikasi didefinisikan sebagai penilaian orang-orang terhadap kemampuan mereka dalam mengorganisasikan dan melaksanakan tugas-tugas sehingga dibutuhkan penunujukkan suatu perilaku. Efikasi diri berkaitan dengan penilaian seorang individu pada kemampuannya sendiri untuk melaksanakan kegiatan atau perilaku tertentu dan atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu Ormrod, 2009: 20. Individu dengan efikasi diri yang tinggi lebih suka mengalokasikan waktu dan usaha untuk tugas yang dapat diselesaikan. Individu tersebut akan bersungguh-sungguh dan berusaha keras apabila yakin dapat menyelesaikan suatu tugas. Namun, apabila individu tersebut tidak yakin mampu menyelesaikan tugas tersebut, maka dirinya tidak akan bersungguh-sungguh sehingga hasil yang didapatkan pun tidak akan memuaskan. Efikasi diri berpengaruh terhadap pemilihan aktivitas-aktifitas, usaha, dan ketekunan. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Bandura dalam Feist dan J. Feist, 2011: 210 yang menyatakan bahwa “keyakinan manusia mengenai efikasi diri memengaruhi bentuk tindakan yang akan mereka pilih untuk dilakukan, sebanyak apa usaha yang akan mereka berikan ke dalam aktivitas ini, selama apa mereka akan bertahan dalam menghadapi rintangan dan kegagalan, serta ketangguhan mereka mengikuti adanya kemunduran.” 29 Individu dengan efikasi diri yang tinggi cenderung berupaya untuk melaksanakan tugas yang sulit, gigih dalam melakukan usaha, tetap tenang ketika menghadapi tugas, dan mampu mengelola pikirannya dalam pola analitis Cervone dan Pervin, 2012: 231. Efikasi diri memengaruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, usaha yang dilakukan saat mengalami kesulitan, dan juga ketekunan untuk bangkit setelah mengalami kegagalan. Efikasi diri seseorang yang tinggi, maka rasa percaya diri dalam melakukan suatu respon tertentu pun akan tinggi. Namun, ketika efikasi diri seseorang rendah maka kepercayaan diri dalam menyelesaikan respon tersebut juga rendah. Kepercayaan diri tersebut akan mendorong minat seseorang dalam menekuni sesuatu. Efikasi diri yang tinggi dan rendah dapat berkombinasi dengan lingkungan yang responsif dan tidak responsif. Bandura Feist dan Feist, 2011:213 menjabarkan bahwa “Ketika efikasi diri tinggi dan lingkungan responsif, hasilnya kemungkinan besar akan tercapai. Saat efikasi diri rendah berkombinasi dengan lingkungan yang responsif, manusia mungkin akan merasadepresi karena mengobservasi bahwa orang lain dapat berhasil melakukan suatu tugas yang terlalu sulit untuknya. Saat seseorang dengan efikasi diri yang tinggi menemui situasi lingkungan yang tidak responsif, biasanya akan meningkatkan usahanya untuk mengubah lingkungan. Kemudian saat efikasi diri rendah dikombinasikan dengan lingkungan yang tidak responsif, maka seseorang akan merasa apatis, segan, dan tidak berdaya.” Bandura Feist dan Feist, 2011: 212 mendefinisikan efikasi diri sebagai “keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan”. Individu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi tidak akan mudah cemas dan 30 mampu beradaptasi secara cepat pada permasalahan yang sedang dihadapi Bandura dalam Wade dan Travis, 2006: 180. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa self efficacy atau efikasi diri merupakan keyakinan dalam diri seseorang akan kemampuannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan tanpa merasa cemas meskipun menemui hambatan atau tantangan.

2. Fungsi Efikasi Diri