Teori Bauran Promosi Landasan Teori

berbeda. Prioritas manajemen dalam hal ini untuk memperluas daya saing, mempertahankan posisi yang ada dan menghasilkan profit, mengurangi komitmen perusahaan atau meninggalkan pasar produk. Pada sub-bab sebelumnya mengenai analisis SWOT telah dijelaskan bahwa analisis tersebut untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari daya tarik wisata di Provinsi Gyeonggi. Dengan demikian, pada kajian mengenai teori pemasaran, maka teori ini digunakan untuk mengidentifikasi segmentasi pasar dari kalangan calon wisatawan Indonesia yang berminat dan ingin mengunjungi daya tarik wisata di Gyeonggi terkait dengan rumusan masalah kedua. Setelah melakukan segmentasi pasar, maka selanjutnya penulis akan melakukan analisis terhadap target pasar dan posisi pasar dari calon wisatawan Indonesia yang berminat pada daya tarik wisata yang berada di Provinsi Gyenonggi.

2.3.3 Teori Bauran Promosi

Promosi promotion merupakan bagian dari proses pemasaran yang termasuk salah satu aspek dalam bauran pemasaran marketing mix. Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi interaksi dari empat komponen, yang sering disebut dengan 4P, yaitu produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. Menurut Kotler 2002 yang dikutip Payangan, terdapat lima langkah dalam mengembangkan efektivitas komunikasi pemasaran, yaitu: a mengindentifikasi target audiens; b menentukan tujuan komunikasi; c mendesain pesan; d memilih saluran komunikasi; dan e menetapkan total anggaran pemasaran. Fungsi promosi di dalam strategi pemasaran pariwisata pada umumnya ialah untuk merangsang transaksi Payangan, 2014: 63. Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi adalah: a. Personal Selling Personal selling adalah komunikasi langsung atau tatap muka face to face antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Ada beberapa bentuk personal selling diantaranya adalah program insentif, pasar malam, dan pameran. b. Mass Selling Promosi Penjualan Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai general public dalam waktu yang sama. Metode ini merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi kepada khalayak atau sasaran pasar yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas. c. Advertising Periklanan Advertising merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Bentuk-bentuk iklan berupa film, brosur, buklet, billboard, simbol dan logo, iklan cetak dan iklan siaran. d. Public Relations Public Relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk memengaruhi persepsi, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap instansi tersebut. Pelaksanaanya public relations dapat dilakukan oleh individu kunci dari suatu perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam bentuk biro, departemen, maupun seksi public relations dan struktur organisasi. e. Direct Marketing Bila personal selling berupaya mendekati pembeli, advertising berupaya memberitahu dan memengaruhi pelanggan, mass selling berupaya mendorong pembelian, dan public relations membangun citra instansi, maka direct marketing memadatkan semua kegiatan tersebut dalam penjualan langsung tanpa perantara. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Kegiatan promosi yang akan dilakukan Dinas Pariwisata khususnya bidang promosi dan pemasaran tentu saja memiliki tujuan yang bermanfaat. Menurut Setiadi 2003: 266, tujuan promosi adalah sebagai berikut: a. Untuk Menginformasikan To Inform Kegiatan Menginformasikan ini ditujukan kepada publik mengenai potensi Pariwisata yang ada dalam rangka memperkenalkan tentang keberadaan potensi Pariwisata serta menjelaskan aspek-aspek yang berkaitan dengan potensi Pariwisata yang ada. b. Untuk Memengaruhi To Persuade Kegiatan Memengaruhi ini dilakukan guna mendorong terbentuknya minat atau keinginan Publik. Seorang pegawai bidang promosi dan pemasaran yang baik harus memperhatikan kegiatan persuasif, kegiatan ini tidak cukup hanya dengan membujuk memengaruhi khalayak ramai agar timbul minat untuk mengenal lebih dekat potensi Pariwisata yang ada, tetapi juga harus mendorong khalayak untuk bisa mengunjungi langsung serta mampu juga mendorong pihak ketiga yaitu investor untuk lebih mempromosikan produk atau jasa mereka. Teori promosi pariwisata digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui strategi promosi yang semestinya dilakukan oleh Dinas Pariwsata Gyeonggi dan agen perjalanan wisata di Provinsi Gyeonggi. Strategi promosi tersebut dilakukan untuk mencapai dua tujuan utama. Pertama, memberikan informasi spesifik mengenai daya tarik wisata di Provinsi Gyeonggi. Kedua, memengaruhi atau menarik calon wisatawan Indonesia untuk mengambil keputusan dalam memilih produk-produk pariwisata atau daya tarik wisata yang ada di Provinsi Gyeonggi. Dengan demikian, teori promosi tersebut akan menjawab rumusan masalah nomor tiga melalui Kegiatan Menginformasikan dan Memengaruhi kepada calon wisatawan Indonesia. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain, personnal selling, mass selling, advertising, public relations, dan direct marketing.

2.4 Model Penelitian

Untuk menjawab dan memecahkan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan pada rumusan masalah, diperlukan kerangka konsep atau model yang merupakan abstraksi dari penelitian. Pertama, peneliti melakukan identifikasi fenomena bahwa Provinsi Gyeonggi memiliki daya tarik wisata yang variatif dan menarik seperti Everland, DMZ, Temple stay, warisan budaya dunia dan lainnya, sedangkan kebanyakan wisatawan Indonesia belum sempat mengunjungi daya tarik wisata ini. Kedua, untuk mengetahui alasan atau kecenderungan wisatawan Indonesia di atas, peneliti mengidentifikasi persepsi wisatawan Indonesia terhadap pariwisata Korea dan Provinsi Gyeonggi melalui survei kepada agen-agen perjalanan wisata di Indonesia, selanjutnya melakukan pemeriksaan mengenai kesesuaian eksistensi daya tarik Provinsi Gyeonggi menurut preferensi wisatawan Indonesia melalui analisis SWOT dalam rangka mengetahui efektifitas program pemasaran dan promosi pariwisata Provinsi Gyeonggi. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan wawancara mendalam depth interview pada dinas pariwisata, agen-agen perjalanan wisata, dan lembaga pariwisata di Jakarta dan Bali Indonesia serta di Provinsi Gyeonggi Korea. Ketiga atau yang terakhir, untuk mengetahui strategi pemasaran dan promosi seperti apa yang semestinya diformulasikan Dinas Pariwisata Provinsi Gyeonggi dan agen-agen perjalanan wisata, maka peneliti menggunakan kajian strategi pemasaran dengan indikatornya yaitu 1 Segmentasi pasar; 2 Penetapan target atau sasaran pasar targeting; 3 Penetapan posisi pasar positioning.