pengumpulan data digunakan, antara lain wawancara, kuesioner, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan
sebagai berikut:
3.4.1 Wawancara dan Informan
Wawancara adalah suatu usaha untuk melakukan komunikasi antara peneliti dengan informan yang telah ditetapkan. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara secara mendalam. Informan kunci yang ditetapkan secara purposive adalah para pelaku agen perjalanan wisata, pegawai
Dinas Pariwisata Provinsi Gyeonggi, pegawai di Gyeonggi Tourism Organization, dan pegawai di Gyeonggi Tourism Assosiation.
Informan adalah orang yang diwawancarai secara mendalam yang ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling
adalah cara untuk menentukan sampel berdasarkan suatu pertimbangan dimana yang diwawancarai adalah orang yang ahli dalam bidang yang diteliti oleh
peneliti Sugiono, 2010:67. Dalam hal ini, ditentukan sendiri dengan pertimbangan bahwa para
informan tersebut memiliki kemampuan yang andal dalam memberikan informasidata terkait dengan seterategi pemasaran dan promosi pariwisata
Provinsi Gyeonggi, maka informan yang dipilih adalah delapan orang informan yang diwawancarai, yakni satu orang dari pegawai Dinas Pariwisata Provinsi
Gyeonggi, satu pegawai di Gyeonggi Tourism Organization, dua pegawai di Gyeonggi Tourism Assosiation, dan empat agen perjalanan wisata yang pernah
menghadiri acara promosi yang dilakukan di Indonesia. Lihat Lampiran I - Pedoman wawancara
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan peserta Gyeonggi Fam Tour yang dilakukan di provinsi Gyeonggi pada tanggal 12-15 Januari 2016, maka
enam orang informan yang diwawancarai yakni satu orang wartawan dari Jawa Pos, lima agen perjalanan wisata di Bali atau Lombok. Lihat Lampiran II -
Pedoman wawancara
3.4.2 Survei dan Responden
Survei adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Rancangan
survei dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui daya tarik wisata alternatif atau wisata tematik apa yang lebih menarik bagi wisatawan Indonesia yang akan
mengunjungi Korea, khususnya Provinsi Gyeonggi, serta mengetahui apa saja strategi pemasaran atau promosi lebih efektif bagi orang Indonesia dalam memilih
dan mengambil keputusan tentang suatu daya tarik wisata yang dikunjungi. Pada pertemuan acara konsultasi Business to Business yang dilakukan oleh
Gyeonggi Tourism Assosiation di DKI Jakarta pada tanggal 13-15 Agustus 2015 dan di Bali pada tanggal 29-30 Juni 2016, para peserta agen perjalanan wisata
dimintai mengisi kuesioner sebagai responden pelaku pariwisata. Penelitian ini mengambil 80 kuesioner yang terdiri dari 49 agen perjalanan wisata di Bali dan
31 agen perjalanan wisata di Jakarta. Lihat Lampiran III - Kuesioner
3.4.3 Studi Kepustakaan dan Dokumentasi