tentang tempat wisata belanja seperti kosmetik dapat ditargetkan pada golongan wanita usia setengah baya, selain itu, ginseng juga dapat diperkenalkan sebagai
oleh-oleh khas dari Korea. Informasi tambahan yang terkait STP akan dibahas dalam bab berikutnya.
Ketiga, Dinas Provinsi Gyeonggi juga dapat mempromosikan pengalaman pariwisata spesial karena Provinsi Gyeonggi memiliki tempat-tempat menarik
yang keberadaanya tidak bisa ditemukan di belahan dunia lain, seperti DMZ, Panmunjom yang berkaitan dengan produk keamanan nasional di Korea. Daya
tarik wisata ini berlokasi dekat dengan Ibu Kota Seoul dan dapat dimanfaatkan sebagai produk pariwisata yang special karena di Seoul tidak terdapat daya tarik
wisata seperti ini.
5.2.2.3 Sterategi WO Weaknesses Opportunities
Strategi WO merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pengadaan pelatihan pariwisata terhadap pemangku kepentingan Stakeholders seperti pemandu wisata guide.
Pertama, dapat dipertimbangkan dengan memperluas pertukaran dan kerjasama antara Provinsi Gyeonggi pemerintah daerah besar, kota atau
kabupaten pemerintah daerah kecil di Provinsi Gyeonggi dan Pemerintah Daerah di Indonesia. Pertukaran dan kunjungan satu sama lain atau studi banding
dapat membantu meningkatkan tingkat kesadaran tentang Provinsi Gyeonggi. Kedua, masalah tentang produk yang terlalu murah. Hal ini berkaitan
dengan produk paket wisata murah yang ditawarkan kepada wisatawan, namun
tidak berkualitas dan menurunkan mutu produk sehingga perlu dipertimbangakan untuk melakukan usaha promosi yang stabil mengenai produk pariwisata yang
memiliki kualitas yang baik dan menarik. Dalam rangka menarik wisatawan dengan harga yang wajar, diperlukan langkah-langkah untuk mempromosikan dan
mendorong kunjungan berulang dengan menawarkan berbagai insentif. Ketiga, diperlukan ahli bahasa Indonesia yang profesional untuk
memberikan kenyamanan wisatawan Indonesia ketika berkunjung ke Korea. Korea berencana memberi bantuan untuk kenyamanan perjalanan bagi wisatawan
asing, seperti memunculkan sub judul dan jasa penyiaran bahasa lain dalam bahasa Inggris dan Cina di kereta bawah tanah. Namun, sebagian besar wisatawan
Indonesia hanya dapat berbahasa Indonesia dan tidak dapat memakai bahasa Inggris. Oleh karena itu, walaupun tingkat kepuasan sangat tinggi setelah belanja
secara umum, diketahui bahwa ketidaknyamanan yang terbesar ketika berbelanja di Korea adalah hambatan komunikasi bahasa karena kekurangan ahli bahasa
Indonesia. Selain itu, wisatawan yang menggunakan paket wisata seharusnya dipandu
oleh pemandu wisata resmi yang dapat berbahasa Indonesia. Karena kurangnya pemandu wisata dibandingkan dengan permintaan saat ini, muncullah pemandu
wisata tanpa lisensi yang kemudian mengakibatkan turunnya kualitas wisata. Ini terjadi karena pemandu wisata yang tidak mempunyai lisensi resmi dalam bahasa
Indonesia, memungkinkan tidak memiliki pengetahuan dan kompetensi tepat tentang tempat wisata dan budaya Korea.