Keempat, sebagai satu-satunya wilayah yang memiliki zona demiliterisasi, baik di negara Korea maupun seluruh dunia, keberadaan DMZ, Terowongan
rahasia ketiga, Panmunjom dan ekosistemnya khusus hanya dapat ditemukan di Provinsi Gyeonggi. DMZ tidak hanya sejarah bagi Korea atas perang dingin cold
war di masa lalu, namun telah menjadi sejarah bagi seluruh dunia. Kelima, terdapat berbagai fasilitas yang baik dan canggih untuk dapat
digunakan sebagai pariwisata medis, pariwisata kecantikan, pariwisata industri dan pariwisata pendidikan mendapatkan respon yang baik dari wisatawan asing.
Keenam, untuk memperbaiki indeks kebahagiaan manusia dari stress mental saat ini wisata yang religius cenderung dijadikan pilihan untuk menenangkan hati dan
jiwa maka Temple stay merupakan tempat yang tepat mengatasi hal tersebut.
B. Kelemahan Weaknesses
Kelemahan merupakan suatu keadaan pada objek yang kurang menguntungkan dalam pengembangan pariwisata Provinsi Gyeonggi melalui
sesuatu atraksi yang berbasis masyarakat. Kelemahan ini perlu diatasi sehingga layak dikembangkan dan tidak memberikan dampak negatif terhadap faktor dari
luar yang memengaruhi faktor eksternal tersebut. Dari sudut pandang pariwisata Korea, kelemahan pertama adalah harga
produk wisata yang sedang dijual terlalu rendah dengan tidak memperhatikan mutunya, bahkan kecenderungan ini menjadikan citra Korea buruk. Kelemahan
kedua adalah adanya keputusan pemerintah tentang Visa dan Ijin Berkunjung untuk kunjungan ke Korea menjadi penghalang utama bagi calon wisatawan
Indonesia. Misalnya hanya untuk mendapatkan Visa Perjalanan perlu puluhan
dokumen seperti TabunganRekening Bukti Keuangan Pribadi atau Perusahaan, Surat bekerja dan SIUP, Surat UndanganSurat Sponsor dari Korea.
Kelemahan yang ketiga adalah perbelanjaan wajib. Ketika wisatawan tidak ingin berbelanja selama berwisata, wisatawan tersebut harus membayar beberapa
biaya lagi. Hal tersebut bisa menjadi kendala bagi wisatawan Indonesia yang akan ke Korea. Kelemahan keempat adalah harga pesawat yang relatif mahal
dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Cina, dan sebagainya. Kelemahan kelima adalah bahwa tidak ada banyak tempat yang menyediakan aktivitas
tertentu pada malam hari dibandingkan dengan Seoul. Sementara itu, terdapat tiga kelemahan dalam pariwisata Provinsi
Gyeonggi. Kelemahan pertama adalah kekurangan upaya promosi tentang wisata Kecantikan, MICE, Medis kosmetik, Belanja, dan Belajar yang menarik dan
bernilai tinggi, meskipun Provinsi Gyeonggi memiliki banyak item yang baik selain paket wisata massal. Kelemahan kedua adalah rendahnya tingkat persepsi
tentang Provinsi Gyeonggi dibandingkan dengan Ibu Kota Seoul, pulau Jeju yang namanya lebih dikenal oleh wisatawan asing.
Ketiga, produk-produk wisata Korea yang saat ini dipromosikan di Indonesia, seperti yang disebutkan sebelumnya hanya terbatas pada wilayah di
Seoul, Jeju, dan Gunung Seorak. Dengan kata lain, Indonesia memiliki bermacam-macam pasar, apalagi tingkat pembangunan ekonomi atau karakteristik
budaya juga berbeda satu dengan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan produk pariwisata dengan mempertimbangkan karakteristik segmen
pasar yang sedang diminati atau telah terjual.
5.2.1.2 Analisis Eksternal
Faktor eksternal meliputi dua hal yaitu peluang opportunities dan ancaman threat. Berkaitan dengan analisis faktor peluang dan ancaman bagi
pariwisata Korea dan Provinsi Gyeonggi akan diuraikan sebagai berikut.
A. Peluang Opportunities
Peluang merupakan segala sesuatu yang memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata Provinsi Gyeonggi. Adapun peluang
yang dimaksud yaitu kemajuan teknologi dan transportasi, keberadaan pariwisata warisan dunia, dan segmen pasar yang jelas oleh Provinsi Gyeonggi.
Melihat faktor peluang dari sisi pariwisata Korea, pertama, masa kini warga Indonesia yang ingin mengunjungi Korea biasanya ragu-ragu karena alasan
biaya perjalanan termasuk tiket pesawat yang relatif mahal dibandingkan dengan negara tetangga. Namun, secara perlahan pertumbuhan ekonomi Indonesia
mengalami peningkatan yang positif. Pertumbuhan ini mendorong peningkatan taraf kelas ekonomi menengah ke atas, sehingga keinginan untuk berwisata ke
luar negeri semakin meningkat. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi peluang yang sangat potensial untuk menarik pasar wisatawan Indonesia ke Provinsi
Gyeonggi. Kedua, lebih dari 2.500 perusahaan yang diurus orang Korea aktif di
Indonesia, mereka melakukan pertukaran pegawai secara berkelanjutan dan terkadang mengutus pegawai Indonesia untuk perjalanan insentif ke Korea. Ketiga,
kemungkinan kunjungan masyarakat dan pertukaran material antara kedua negara semakin banyak dan dipercepat karena adanya Hallyu Korean Wave.
Melihat beberapa faktor peluang dari sisi pariwisata Gyeonggi, beberapa hal dapat diidentifikasi, diantaranya; Pertama, wisatawan Indonesia yang
mengunjungi Korea dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami peningkatan stabil yaitu lebih dari 10 per tahun, sehingga hal ini berdampak positif bagi
Provinsi Gyeonggi untuk menarik pasar wisatawan Indonesia. Kedua, Provinsi Gyeonggi memiliki kelebihan yaitu Provinsi Gyeonggi
menawarkan berbagai bentuk wisata berupa wisata tematik seperti wisata pendidikan, keamanan, medis, dan industri yang dapat dipilih dan dinikmati baik
oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Ketiga, pada tahun 2015, Gubernur Gyeonggi mengunjungi Indonesia, selanjutnya beberapa kota dan
kabupaten dalam Provinsi Gyeonggi berharap bahwa kerjasama dengan pemerintah daerah di Indonesia dapat terjalin sehingga pertukaran antara kedua
negara dapat menjadi lebih optimal.
B. Ancaman Threats
Ancaman merupakan dampak negatif yang ditimbulkan dari faktor eksternal sehingga harus diantisipasi agar tidak menimbulkan kerugian terhadap
pengembangan pariwisata di Provinsi Gyeonggi. Yang termasuk ancaman tersebut di antaranya persaingan produk wisatadestinasi lain, rusaknya lingkungan,
pengaruh budaya luar, ketergantungan yang berlebihan pada pariwisata, naiknya harga tanahlahan, dan isu keamanan nasional.
Melihat faktor ancaman dari sisi pariwisata Korea, beberapa hal dapat diidentifikasi, diantaranya sebagai berikut; Pertama, negara-negara seperti
Singapura, Malaysia, Hong Kong dan Australia yang berdekatan dengan Indonesia lebih menarik bagi wisatawan Indonesia dari segi biaya. Apalagi di
negara-negara seperti Cina, Taiwan dan Jepang yang berdekatan dengan Korea juga melakukan upaya aktif untuk menarik wisatawan Indonesia.
Kedua, Jepang yang bersaing dengan Korea melaksanakan kebijakan pemasaran pariwisata sangat agresif untuk memungkinkan mengunjungi Jepang
dengan bebas Visa oleh pemerintah dengan menargetkan wisatawan Indonesia pada tahun 2014. Ketiga, mayoritas wisatawan yang menggunakan program paket
wisata yang harganya terlalu rendah dan kualitasnya tidak bagus berdampak pada kesan yang tidak baik terhadap pariwisata Korea dan akhirnya tidak ingin
mengunjungi kembali Korea sebagai destinasi pariwisatanya. Sementara itu, faktor ancaman dari sisi pariwisata Gyeonggi, antara lain:
pertama, pulau Jeju melakukan sebuah kebijakan promosi pariwisata yang agresif, seperti pemasaran promosi pariwisata di Indonesia setiap tahun. Kedua, lokasi
geografis yang dekat dengan Ibu kota Seoul justru cenderung membuat terbatas terhadap aktivitas wisata seperti belanja yang terfokus di wilayah Seoul. Ini jelas
menjadi ancaman bagi pariwisata Gyeonggi, karena seharusnya pariwisata yang baik dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat dimana pariwisata itu
dikembangkan.
5.2.2 Strategi Pengembangan Produk Wisata Provinsi Gyeonggi
Berdasarkan analisis pada faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matrik SWOT dapat dirumuskan beberapa strategi seperti Strategi
SO Strengths Opportunities, Strategi WO Weaknesess Opportunities, Strategi ST Strenghts Threats, Strategi WT Weaknesses Threats yang merupakan
kombinasi fakta-fakta dari internal dan eksternal. Dalam hal ini, strategi
–strategi di atas digunakan untuk mengetahui daya tarik wisata Provinsi Gyeonggi yang memenuhi kebutuhan dan keinginan
wisatawan asing termasuk wisatawan Indonesia. Dengan mengetahui tingkat preferensi daya tarik wisata di Gyeonggi, maka penelitian ini dapat membantu
untuk merumuskan cara dalam memaksimalkan efek pemasaran dan promosi tentang daya tarik wisata alternatif atau produk wisata tematik yang menjadi daya
tarik utama bagi calon wisatawan Indonesia. Berikut ini diuraikan setiap strategi yang akan digunakan dalam
pengembangan produk wisata di Provinsi Gyeonggi.
5.2.2.1 Sterategi SO Strengths Opportunities
Strategi SO merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi SO yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
Pertama, secara umum, wisatawan Indonesia cenderung lebih suka mengunjungi Seoul, pulau Jeju, dan gunung Seorak, maka dicamtumkan beberapa
tempat yang populer di Provinsi Geonggi seperti Everland, DMZ, Onemount, Kintex Korea International Exhibition Center, Tempat bermain Sky Ice, Tempat
pengalaman budaya Korea dalam satu paket wisata tersebut. Hal ini merupakan cara termudah dalam jangka waktu pendek untuk mendorong kunjungan
wisatawan Indonesia ke Provinsi Gyeonggi.
Kedua, kemungkinan lingkungan alam di Korea tidak begitu menarik bagi wisatawan Indonesia karena Indonesia memiliki lingkungan alam yang indah,
eksotis dan sudah terkenal di dunia seperti Bali, Raja Ampat, Komodo, Danau Toba, Gunung berapi Bromo, Gunung Kelimutu dan lain-lain. Maka dari itu,
wisatawan pada umumnya ragu-ragu untuk memilih Korea sebagai tempat wisata untuk melihat keindahan alam. Di sisi lain, alam empat musim Korea yang tidak
terdapat di Indonesia seperti musim dingin dan musim semi, serta musim gugur sangat menarik karena hal tersebut akan menambah pengalaman baru bagi
wisatawan Indonesia. Ketiga, relatif sedikit terdapat orang Indonesia yang sudah mengenal atau
mengingat nama Gyeonggi, serta tidak mudah menemukan agen perjalanan wisata yang merekomendasikan Gyeonggi sebagai tujuan wisata. Hal tersebut
dikarenakan pengetahuan wisatawan yang sangat kurang akan produk pariwisata Gyeonggi. Padahal bila diperhatikan, reaksi agen perjalanan wisata asal Indonesia
yang pernah mengikuti Fam tour oleh Provinsi Gyeonggi menunjukkan minat yang sangat tinggi khususnya wisata Kintex yang berkaitan dengan MICE dan
wisata industri seperti Museum Inovasi Samsung, wisata kesehatan medis, wisata pendidikan seperti Gyeonggi English Village. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa perlu disiapkan promosi pariwisata alternatif yang berpotensi di Provinsi Gyeonggi melalui segmentasi pasar dan menentukan target pasar yang
diperlukan. Keempat, perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia semakin banyak
sehingga pertukaran untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM
terus dilakukan secara aktif. Pertukaran ini dilaksanakan melalui peningkatan pengutusan SDM ke Korea oleh perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia. Oleh
karena itu, perlu dipertimbangkan aspek ini dengan melakukan kebijakan yang dapat memberikan dukungan terhadap program perjalanan insentif.
5.2.2.2 Sterategi ST Strengths Threats
Srategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman antara lain perencanaan pengembangan, menyusun regulasi
yang mengatur dan membatasi pembangunan yang dapat merusak potensi ekologis, di antaranya:
Pertama, promosi merupakan hal yang terpenting untuk mengembangkan pariwisata Provinsi Gyeonggi. Kesenjangan pengembangan pariwisata terjadi saat
ini sebabnya perbedaan promosi. Namun belum dapat menjangkau perhatian banyak orang sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Korea tetapi tidak
mengetahui produk wisata yang mencakup daya tarik wisata di Provinsi Gyeonggi. Oleh sebab itu, strategi promosi yang menunjukkan citra
pengembangan Korea sebagai tujuan wisata secara agresif dapat dipertimbangkan. Kedua, penentuan target pasar utama sangat penting. Misalnya, Gyeonggi
English Village dapat dipertimbangkan sebagai program perjalanan sekolah terutama International School atau sekolah swasta yang ada di Indonesia.
Demikian halnya, dengan Samsung Museum of Innovation dapat dimanfaatkan sebagai perjalanan teknik utama untuk menargetkan mahasiswa di lingkup
keilmuan teknologi informasi dan komunikasi. Selanjutnya, promosi program Temple Stay dapat dilakukan dengan target umat yang beragama Hindu, promosi