BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, dapat ditarik suatu simpulan sebagai berkut.
Berdasarkan persepsi wisatawan Indonesia sebelum dilakukan promosi, terdapat 78.8 responden yang telah mengetahui produk wisata Korea dan 30
agen wisata perjalanan telah memiliki informasi terkait Gyeonggi. Sedangkan setelah mengikuti acara promosi Gyeonggi terjadi perubahan yang signifikan
terkait minat agen wisata perjalanan ke Provinsi Gyeonggi. Sebesar 96,8 responden berminat untuk mengunjungi destiasi wisata di Gyeonggi. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa sebab utama rendahnya persepsi terhadap Geyonggi dikarenakan kurangnya strategi pemasaran dan promosi pariwisata Gyeonggi.
Dari sisi strategi segmentasi dan pasar target, pertama, daya tarik wisata tempat syuting di Provinsi Gyeonggi yang dicantumkan dalam paket produk
wisata Korea dapat dipromosikan kepada wisatawan umum di Jawa dan Bali. Kedua, produk wisata meditasi di Provinsi Gyeonggi berpontensi untuk
dikembangkan dan dipromosikan pada target pasar umat Hindu. Ketiga, produk wisata industri di Provinsi Gyeonggi dipromosikan pada target pasar remaja
seperti siswa atau mahasiswa. Keempat produk wisata pendidikan ditujukan pada International School atau sekolah swasta. Kelima produk wisata medis
dipromosikan pada golongan wanita muda atau setengah baya yang berasal dari kelas ekonomi tingkat atas, atau wisatawan bisnis yang masa kunjungannya agak
panjang. Keenam wisata pertahanan seperti DMZ, layak direkomendasikan
130
sebagai wisata minat khusus. Ketujuh konfigurasi produk wisata yang digabungkan pada dua atau tiga negara dipromosikan pada target pasar Indonesia,
yaitu kepada calon wisatawan kelas ekonomi menengah ke atas. Kemudian dari sisi Positioning Gyeonggi, membentuk citranya dengan produk alternatif yang
beraneka ragam, harga produk wisata normal dan wajar, serta kualitas dan pelayanan pariwisata Gyeonggi tetap bertaraf tinggi.
Dalam aspek strategi promosi pariwisata Gyeonggi, pertama, agen perjalanan wisata Provinsi Gyeonggi melakukan pemasaran kepada agen-agen
perjalanan wisata di Indonesia secara aktif dan langsung. Oleh karena itu, dibangun hubungan kepercayaan antara agen perjalanan wisata di kedua negara,
maka BtoB, Fam Tour yang diselenggarakan Indonesia dan provinsi Gyeonggi dapat menjadi jembatan bagi agen perjalanan wisata antara kedua negara. Kedua,
strategi pemasaran melalui Online adalah cara promosi yang paling umum dan mudah karena pengguna smartphone semakin berkembang jumlahnya, termasuk
di Indonesia antara lain, membangun website sendiri, menampilkan iklan dalam website dan Social media, dan mengoperasikan sekelompok wartawanjurnalis
dan pelajarmahasiswa yang meliput Pariwisata Gyeonggi. Ketiga, peningkatan persepsi
terhadap Gyeonggi diharapkan mampu ditingkatkan dengan
meningkatkan hubungan kerjasama dengan KotaKabupaten di Indonesia. Ada tiga pendekatan yang dilaksanakan untuk menjalin kerjasama dengan Pemerintah
Daerah dalam menunjang keberhasilan sektor pariwisata di Provinsi Gyeonggi antara lain adalah sinergi kerjasama antara Pemerintah Daerah, kemudian
kerjasama dengan lembaga pendidikan, dan kerjasama dengan pihak swasta.