Ketiga, jaringan lalu-lintas di dalam dan ke luar Provinsi Gyeonggi sudah berkembang dan dilengkapi dengan baik karena terletak di kawasan metropolis.
Provinsi Gyeonggi memiliki beraneka ragam industri teknologi baru seperti sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi, dilengkapi dengan fasilitas
standar pada kawasan industri dan merupakan daerah otonomi yang memiliki pasar ekonomi terbesar di Korea setelah Ibu Kota Seoul.
Keempat, kekuatan budaya dinasti Joseon dan Goryo. Selama 1000 tahun ketika Dinasti Joseon dan Goryo berkuasa, Provinsi Gyeonggi adalah wilayah ibu
kota serta kawasan pusat budaya, dan ekonomi. Oleh karena itu, wilayah ini kaya dengan bukti benda-benda peninggalan bersejarah dan warisan budaya dunia.
4.2 Sejarah Provinsi Gyeonggi
Setelah Dinasti Goryeo tahun 918 s.d. tahun 1392 bersatu dari tiga dinasti, wilayah Gyeonggi telah menjadi pusat ekonomi dan budaya, kemudian
didirikan dengan sistem 8 provinsi setelah berdirinya Dinasti Joseon tahun 1392 s.d. tahun 1897. Provinsi Gyeonggi ditetapkan sebagai pemerintahan daerah sejak
kepemimpinan Raja Taejong Raja ke-3 pada Dinasti Joseon tahun 1414, sehingga
nama „Gyeonggi‟ sudah mulai digunakan sejak 602 tahun yang lalu. Menurut sistem pemerintahan daerah Dinasti Joseon yang setiap provinsi
dipimpin oleh gubernur dan apabila menurut tradisi atau aturan daerah tersebut, gubernur Provinsi Gyeonggi sekarang merupakan gubernur yang ke-689 dengan
periode menjabat dari tanggal 1 Juli 2014 sampai dengan tanggal 30 Juni 2018. Wilayah Gyeonggi merupakan bagian penting semenanjung Korea yang termasuk
lembah sungai Han, dan banyak masyarakat ingin tinggal di sini karena kenyamanan lalu lintas yang dimiliki.
Pada zaman tiga negara, kira-kira tahun 100 Sebelum Masehi sampai tahun 660 terjadi persaingan ketat untuk memenangkan wilayah itu, persaingan
dalam merebutkan wilayah tersebut dikarenakan lokasinya yang mengelilingi daerah Ibu Kota Seoul dan daerah pusat distribusi dalam bidang kemiliterian atau
ekonomi. Gyeonggi merupakan wilayah dengan banyak hasil bumi dan sumber daya manusia yang berpotensi tinggi dan memiliki ciri khas, yaitu adanya
percampuran budaya, adat istiadat dan bahasa yang selaras di setiap daerah. Provinsi Gyeonggi juga merupakan daerah pusat di filsafat dan ilmu
pengetahuan. Pada Dinasti Joseon, Neo-Konfusianisme dan filsafat, serta penyusunan kembali ilmu filsafat yang termasuk ilmu Silhak dikembangkan
secara aktif. Setelah merdeka, dibangunnya Republic of Korea tahun 1945, Provinsi Gyeonggi bersama dengan Kota Seoul berperan khusus dan penting
dalam pengembangan ekonomi. Banyak usaha yang dikerahkan dalam rangka penyambutan era otonomi daerah tersebut, antara lain membuat suatu lokasi
pemukiman baru dan mengembalikan identitas daerah serta mengumpulkan kepercayaan penduduk.
4.3 Kondisi Kepariwisataan Provinsi Gyeonggi