Pemeliharaan Prasarana Dana Kegiatan

langsung dengan lingkungan. Kemudian ditentukan wilayah mana yang mendapat batuan dana dari pemerintah.” wawancara, 13 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : “Sebelum pelaksanaan pembangunan, masyarakat terlebih dahulu mengajukan usul jenis prasarana yang akan diperbaiki seperti pembangunan MCK umum, pemavingan jalan dan pelebaran selokan. Kemudian petugas mendata usulan-usulan dari masyarakat kemudian mereka mensurvei tempat yang akan diberi bantuan. Setelah itu petugas mengadakan musyawarah untuk menentukan bangunan mana yang layak untuk diperbaiki.” wawancara 8 Januari 2010 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui dan disimpulkan bahwa, ada 3 jenis prasarana yang diusulkan seperti pembangunan MCK umum, pemavingan jalan dan pelebaran selokan. Petugas mendata usulan-usulan dari masyarakat kemudian mereka mensurvei tempat yang akan diberi bantuan. Setelah itu petugas mengadakan musyawarah untuk menentukan bangunan mana yang layak untuk diperbaikidirenovasi. Musyawarah warga bertujuan untuk membahas usulan-usulan kegiatan yang masuk dan hasil survei dari petugas. Dari hasil musyawarah itu terpilihlah wilayah RT 04 RW XI karena di wilayah ini terdapat MCK Umum yang tidak layak untuk dipakai lagi karena RT 04 RW XI banyak kos-kosan dan kontrakan.

B. Pemeliharaan Prasarana

Pemeliharaan prasarana merupakan serangkaian kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga prasarana agar tidak rusak atau tetap berfungsi secara optimal. Hal ini diperjelas dengan pernyataan dari Pak Kasno, selaku anggota dari Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Lingkungan menyatakan : ”Untuk masalah pemeliharaan dilakukan setiap minggu dan setiap 6 bulan sekali. Untuk setiap minggu biasanya mereka cuma membersihkan lantai kamar mandi dan menguras bak mandi, kalau untuk setiap 6 bulan sekali, mereka melakukan pengecatan tembok, pemberian pelumas pada pintu, penggantian kran air yang rusak, dan lain-lain.” wawancara, 6 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”Malasah pemeliharaannya dilakukan kerja bakti setiap minggu dan setiap 6 bulan sekali. Kalau setiap minggu mereka cuma melakukan kegiatan pembersihan, untuk mencegah agar prasarana tidak rusak. Kalau untuk 6 bulan sekali kegiatan pemeliharaannya itu sudah direncanakan terlebih dahulu, seperti pengecatan tembok.” wawancara, 8 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Ibu Wasis warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”Untuk memelihara prasarana dilakukan kerja bakti tiap minggu dan tiap 6 bulan sekali, untuk menjaga agar prasarananya tetap terjaga dan awet.” wawancara, 30 Januari 2010 Untuk menjaga agar prasarana yg telah diperbaiki direnovasi ini bertahan lama maka perlu dilakukan pemeliharaan secara mingguan dan setiap 6 bulan sekali. Setiap minggu warga RT 04 RW XI melakukan kegiatan pembersihan, seperti membersihkan lantai kamar mandi dan menguras bak mandi hal ini dilakukan untuk mencegah agar prasarana tidak cepat rusak. Sedangkan untuk 6 bulan sekali kegiatan pemeliharaannya itu sudah direncanakan terlebih dahulu, seperti pengecatan tembok, pemberian pelumas pada pintu, penggantian kran air yang rusak, dan lain-lain.

C. Dana Kegiatan

Bantuan dana untuk kegiatan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat BLM warga pemanfaat prasarana dengan berlandaskan gotong royong dan kesadaran bahwa pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan prasarana merupakan tujuan bersama bagi warga pemanfaat, karena prasarana yang dibangun milik semua warga pemanfaat, bukan milik pemerintah atau aparat. Berikut pernyataan Bapak Joko selaku koordinator UPL, menyatakan bahwa : ”Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan lingkungan  350 juta, dana ini berasal dari BLM PNPM Mandiri.” wawancara, 23 Januari 2010 Hal senada juga disampaikan oleh Mbak Yeni selaku bendahara Badan Keswadayaan Masyarakat BKM ”Petemon Bina Sejahtera”, yang menyatakan : ”Dana itu berasal dari BLM PNPM Mandiri, kalau besarnya dana untuk kegiatan lingkungannya kurang lebih 350 juta, mbak wawancara, 23 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Ibu Wasis warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”gak tau mbak, katanya sih dananya dari pemerintah yang disebut BLM PNPM Mandiri. Kalau masalah biaya perbaikan ya..dari masyarakat berupa iuran dan donatur.” wawancara, 30 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”wah...saya gak tau mbak, katanya sih dananya dari pemerintah yang disebut dana BLM PNPM Mandiri.” wawancara, 8 Januari 2010 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dana untuk kegiatan lingkungan berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat BLM PNPM mandiri. Total dana BLM untuk kegiatan lingkungan sebesar 350 juta, dana BLM ini bersifat stimulan dan penggunaannya lebih diprioritaskan pada kegiatan- kegiatan kolektif dan menyentuh langsung masyarakat miskin. Dana BLM adalah dana publik yang disalurkan sebagai wakat titipan tunai dari pemerintah kepada seluruh warga kelurahan, dengan diprioritaskan kepada warga miskin, sedangkan dana dari masyarakat berupa iuran wajib diperuntukkan untuk biaya pemeliharaan prasarana yang telah dibangun. Berikut kondisi MCK Umum RT 04 RW XI yang kurang memadai. Gambar 5 Kondisi MCK yang kurang memadai Sumber : BKM “Petemon Bina Sejahtera” Berdasarkan gambar diatas kondisi prasarana MCK umum yang belum mendapat bantuan dana dari BLM PNPM Mandiri serta kurangnya kepedulian masyarakat untuk menjaga dan memelihara prasarana MCK umum tersebut. Kegiatan pembangunan MCK umum di RT 04 RW XI, mendapat dana BLM sebesar Rp. 6.000.000 dan swadaya masyarakat sebesar Rp. 250.000, jadi total keseluruhannya adalah Rp. 6.250.000 sedangkan dana untuk pemeliharaan prasarana berasal dari iuran wajib. Dana ini dikumpulkan setiap minggu, besarnya iuran ini Rp. 5.000 per orang dan iuran wajib ini dikumpulkan pada Ketua KSM Lingkungan. Hal ini dipertegas dengan pernyataan dari Mbak Yeni selaku bendahara Badan Keswadayaan Masyarakat BKM ”Petemon Bina Sejahtera”, yang menyatakan : ”Besarnya biaya untuk pembangunan MCK umum yang ada di RT 04 RW XI ini sebesar Rp. 6.250.000. dana ini berasal dari BLM PNPM Mandiri sebesar Rp. 6.000.000 dan swadaya masyarakat sebesar Rp. 250.000. dana swadaya ini untuk membeli konsumsi para pekerjanya mbak. Kalau untuk biaya pemeliharaan prasarana berasal dari iuran wajib dari warga yang merasakan manfaat langsung dari perbaikan prasarana terus dana ini dikumpulkan pada Ketua KSM Lingkungan setiap 1 minggu, mbak” wawancara, 23 Januari 2010 Sedangkan menurut Bapak Lasiman selaku Ketua RT 04, menyatakan bahwa : ”untuk pembangunan MCK umum yang ada di RT 04 ini mendapat dana dari pemerintah sebesar Rp. 6.000.000 dan untuk membeli konsumsi pekerja ya... dari uang swadaya sebesar Rp. 250.000 mbak. Untuk biaya pemeliharaan prasarana, dananya berasal dari iuran dan ini wajib mbak. Dana ini diwajibkan bagi warga yang menggunakan prasarana MCK umum. Dana ini diserahkan kepada Ketua KSM Lingkungan setiap minggunya dan besarnya iuran ini adalah Rp. 5.000.” wawancara, 16 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”Besarnya biaya untuk pembangunan MCK umum ini adalah Rp. 6.250.000. untuk biaya pemeliharaan berasal dari iuran wajib mingguan sebesar Rp. 5.000, mbak. Dana ini kemudian diberikan kepada ketua KSM Lingkungan.” wawancara, 8 Januari 2010 Berdasarkan wawancara di atas bahwa pembangunan MCK Umum yang di RT 04 RW XI mendapat dana dari BLM PNPM Mandiri sebesar Rp. 6.000.000 dan swadaya masyarakat Rp. 250.000, sehingga total dana keseluruhan Rp. 6.250.000. Dana swadaya ini digunakan untuk membeli konsumsi para pekerja. Sedangkan untuk biaya pemeliharaan prasarana berasal dari iuran wajib sebesar Rp. 5.000 dan dana ini didapat dari warga yang merasakan manfaat langsung dari perbaikan prasarana MCK umum kemudian dana ini dikumpulkan kepada Ketua KSM Lingkungan setiap 1 minggu.

D. Pembangunan dan Perbaikan Prasarana

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

“Keterlibatan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Alue Pineung di Langsa Timur.

0 47 97

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)MANDIRI KELURAHAN WONOREJO KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA (Studi Tentang Program Pendidikan Non Formal).

0 0 21

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (Studi mengenai Pengelola Lingkungan)

0 1 12