Keabsahan Data Pembentukan Tim

Proses analisa data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk skema sebagai berikut : Gambar 2 Analisa Data Kualitatif Model Interaktif Pengumpulan Data Reduksi Data Kesimpulan Sumber : Miles dan Huberman 1992:20 Berdasarkan sekema diatas, jelaslah bahwa data yang diperoleh dilapangan tidak terbukti dengan angka-angka tetapi berisikan uraian-uraian sehingga menggambarkan hasil yang sesuai dengan data yang dianalisa kemudian diinterprestasikan. Masalah yang dihadapi, diuraikan dengan berpatokan pada teori-teori serta temuan-temuan yang diperoleh pada saat penelitian tersebut, kemudian dicarikan kesimpulan dan pemecahannya.

3.8. Keabsahan Data

Dalam setiap penelitian memerlukan standart untuk melihat derajat kepercayaan atau kebenarannya dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif standart tersebut disebut dengan keabsahan data. Menurut Lincon dan Guba dalam Moleong 2002:173–174 untuk menjamin keabsahan data diperlukan teknik Penyajian Data pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan ini didasarkan atas kriteria yang digunakan yaitu : 1. Derajat Kepercayaan Credibility Pada dasarnya penerapan kriteria derajat kepercayaan menggantikan konsep validitas dari non kualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk melakukan inquiri penyelidikan sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya. 2. Transferability Keteralihan Konsep ini menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representative mewakili populasi itu. 3. Dependability Ketergantungan Konsep ini memperhitungkan segala – galanya yaitu yang ada pada reabiltasi itu sendiri ditambah faktor – faktor lainnya yang tersangkut dan bagaimana hal itu dibicarakan dalam konteks pemeriksaan. 4. Conformabilty Kepastian Dalam hal ini obyektifitas – subyektifitas suatu hal tergantung pada orang seorang. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu obyektif berarti dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis Kelurahan Petemon

Kelurahan Petemon merupakan bagian dari Wilayah Kotamadya Surabaya yang berada di bawah Kecamatan Sawahan. Kelurahan Petemon dipimpin oleh seorang Lurah yang bernama Riadi Agus, SH. Kelurahan Petemon memiliki luas wilayah 135 Ha. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Kelurahan Tembok Dukuh - Sebelah Selatan : Kelurahan Kupang Krajan - Sebelah Barat : Kelurahan Simo Mulyo - Sebelah Timur : Kelurahan Sawahan Kondisi geografis Kelurahan Petemon dengan ketinggian tanah dan permukaan laut adalah 3 meter dan curah hujan 200 mm pertahun, sedangkan suhu rata-ratanya 36 C. Jarak Kelurahan Petemon dari pusat pemerintah adalah sebagai berikut: - Jarak dari pusat kota : 5 km - Jarak dengan kantor Kecamatan : 3 km 43

4.1.2. Keadaan Penduduk Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan

Jumlah penduduk di Kelurahan Petemon adalah 41.411 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 11.385 kk. Wilayah administrasi Kelurahan Petemon memiliki jumlah Rukun Warga sebanyak 18 RW yang membawahi 123 RT. Adapun perincian jumlah penduduk Kelurahan Petemon berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Orang Prosentase 1. Laki-laki 20.519 49,5 2. Perempuan 20.892 50,5 Jumlah 41.411 100 Sumber: PJM Pronangkis 2010 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kelurahan Petemon terdiri dari penduduk perempuan dengan prosentase 50,5 hal ini dikarenakan tingkat kelahiran untuk jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan tingkat kelahiran jenis kelamin laki-laki. Tabel 4.2 Daftar Jumlah Penduduk Menurut Agama No. Agama Jumlah Orang Prosentase 1. Islam 30.835 74.4 2. Protestan 6.488 15.7 3. Katolik 2.772 6.7 4. Hindu 150 0.4 5. Budha 1.166 2.8 Jumlah 41.411 100 Sumber: PJM Pronangkis 2010 Kehidupan beragama merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena seluruh aspek kehidupan manusia diatur dalam agama. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk di Kelurahan Petemon mayoritas memeluk agama Islam dengan prosentase 74.4 hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Tabel 4.3. Daftar Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Prosentase 1. Strata 3 S3 216 0,6 2. Strata 2 S2 634 1,7 3. Strata 1 S1 2.270 6 4. Diploma 2.465 6,5 5. SLTASederajat 9.932 26,4 6. SLTPSederajat 13.730 36,4 7. SDSederajat 8.445 22,4 Jumlah 37.692 100 Sumber: PJM Pronangkis 2010 Pendidikan merupakan suatu faktor penunjang keberhasilan pembangunan karena dengan pendidikan dapat meningkatkan kualitas SDM yang dapat membentuk watak dan mental serta pola pikir yang baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Petemon adalah SLTPSederajat dengan prosentase 36,4, hal ini dikarenakan bahwa masyarakat masih kurang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan. Tabel 4.4 Daftar Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian Jumlah Orang Prosentase 1. PNS 954 11.8 2. TNI 198 2.4 3. Pensiun 2.227 27.4 4. Buruh Swasta 687 8.5 5. Pedagang 3.014 37.2 6. Jasa 11 0.1 7. Pertukangan 1.023 12.6 Jumlah 8.114 100 Sumber: PJM Pronangkis 2010 Keadaan sosial ekonomi suatu daerah erat kaitannya dengan jenis mata pencaharian penduduknya dan sarana perekonomian yang tersedia didaerah tersebut. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Kelurahan Petemon sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang dengan prosentase 37.2, hal ini dikarenakan dengan berdagang dapat meningkatkan pendapatan.

4.1.3. Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan Petemon Kecamatan

Sawahan A. Visi Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Mewujudkan Kelurahan Petemon yang unggul dan kompetitif dalam pelayanan serta berusaha menciptakan pemukiman yang bersih, tertib serta berwawasan lingkungan.

B. Misi Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan

1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia SDM yang handal dan religius. 2. Meningkatkan sarana dan prasarana Infrastruktur yang berwawasan lingkungan. 3. Menciptakan situasi yang aman, tertib, nyaman dan kondusif. 4. Meningkatkan kinerja Aparatur Kelurahan untuk selalu dapat memberikan pelayanan prima kepada Masyarakat.

C. Tugas Pokok Dan Fungsi Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan

Tugas pokok dari Kelurahan Petemon adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Untuk melaksanakan tugas pokok Kelurahan Petemon mempunyai fungsi, sebagai berikut : 1. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Strategis dan Rencana Kerja; 2. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan; 3. Penyelenggaraan kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat; 4. Pengkoordinasian kegiatan pembangunan; 5. Pemberdayaan masyarakat; 6. Pelayanan masyarakat; 7. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; 8. Pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan umum; 9. Pembinaan lembaga kemasyarakatan; 10. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal SPM; 11. Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik SPP; 12. Pelaksanaan fasilitasi pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat IKM danatau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan; 13. Pengelolaan pengaduan masyarakat; 14. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan; 15. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; 16. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.1.4. Struktur Organisasi Kelurahan Petemon

Wilayah administrasi Kelurahan Petemon memiliki jumlah rukun warga sebanyak 18 RW. Yang membawahi 123 Rukun Tetangga RT. Struktur organisasi pemerintah Kelurahan Petemon dapat dilihat dalam gambar berikut: Gambar 3 Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Petemon SEKRETARIS Kamid, SH LURAH Riadi Agus Susanto, SH KASI PEMERINTAHAN NURSYAMSIYAH F KASI KETENTRAMAN KETERTIBAN IMAM SUDIARSO KASI PEREKONOMIAN FISIK PRASARANA WILAYAH NINIK ASMANINGSIH, Sos KASI SOSIAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Dra.VONNY ELFRIDA Sumber: Profil Kelurahan Petemon 2010

4.1.5. Kedudukan Tugas dan Kewajiban Perangkat Kelurahan

Untuk kelancaran tugas-tugas dari perangkat Kelurahan, maka perlu ditetapkan tugas pokok dan fungsi perangkat Kelurahan sebagai berikut :

1. Lurah

Lurah mempunyai tugas, yaitu: a. Menyelenggarakan Pemerintah, Pembangunan dan Kemasyarakatan. b. Melaksanakan urusan Pemerintah yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah. Lurah mempunyai fungsi, yaitu : a. Pembina lembaga masyarakat. b. Pelaksanaan kegiatan Pemerintah Kerlurahan. c. Pemberdayaan Masyarakat. d. Pelayanan Masyarakat. e. Penyelenggaraan Ketentram dan Ketertiban Umum. f. Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Umum. g. Penyusunan Program, Pembinaan Administrasi dan Ketata Usahaan.

2. Sekretaris DesaKelurahan

Sekretaris Kelurahan mempunyai tugas antara lain : a. Membantu Lurah dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan Pemerintahan. b. Memberikan pelayanan administratif kepada seluruh Perangkat Kelurahan. Sekretaris Kelurahan mempunyai fungsi, yaitu : a. Pelaksanaan koordinasi penyususnan rencana program, anggaran dan laporan Kelurahan. b. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan Ketatalaksanaan. c. Pengelolaan Administrasi Kepegawaian. d. Pengelolaan surat menyurat, dokumentasi, Rumah Tangga, perlengkapanperalatan kantorkearsipan dan perpustakaan. e. Pelaksanaan Hubungan Masyarakat Humas. f. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian pelaksanaan tugas di bidang Ketata Usahaan. g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Kepala Seksi Kasi, terdiri dari :

A. Kepala Seksi Kasi Pemerintahan

Kepala Seksi Kasi Pemerintahan mempunyai tugas, yaitu : a. Membantu Lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan Pemerintah. Kepala Seksi Kasi Pemerintahan mempunyai Fungsi, yaitu : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang urusan Pemerintahan. b. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang urusan Pemerintahan. c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Lembaga dan Instansi lain di Bidang urusan Pemerintahan. d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang urusan Pemerintahan. e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

B. Kepala Seksi Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Kepala Seksi Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas, yaitu : a. Membantu Lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum. Kepala Seksi Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai fungsi, yaitu : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum. b. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum. c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Lembaga dan Instansi lain di Bidang urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum. d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum. e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

C. Kepala Seksi Kasi Perekonomian, fisik dan Prasarana Wilayah

Kepala Seksi Kasi Perekonomian, fisik dan Prasarana Wilayah mempunyai tugas, yaitu : a. Membantu Lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan Perekonomian, fisik dan Prasarana Wilayah. Kepala Seksi Kasi Perekonomian, fisik dan Prasarana Wilayah mempunyai fungsi, yaitu : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang urusan Perekonomian, fisik dan Prasarana Wilayah. b. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang urusan Perekonomian, fisik dan Prasarana Wilayah. c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Lembaga dan Instansi lain di Bidang Perekonomian, fisik dan Prasarana Wilayah. d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang urusan Perekonomian, fisik dan Prasarana Wilayah. e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

D. Kepala Seksi Kasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

Kepala Seksi Kasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas, yaitu : a. Membantu Lurah dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. Kepala Seksi Kasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi, yaitu : a. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang urusan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. b. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang urusan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. c. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Lembaga dan Instansi lain di Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang urusan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik jumlah perangkat Kelurahan Petemon berdasarkan jabatan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan usia adalah sebagai berikut : Tabel 4.5. Karakteristik Jumlah Perangkat Kelurahan Petemon Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah Orang Prosentase Lurah 1 16.7 Sekretaris 1 16.7 Kepala Seksi 4 66.6 Jumlah 6 100 Sumber: Profil Kelurahan Petemon 2010 Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah kepala seksi lebih banyak dengan prosentase 66,6 dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena dalam melaksanakan tugasnya, Lurah dibantu Kepala Seksi. Tabel 4.6. Karakteristik Jumlah Perangkat Kelurahan Petemon Berdasarkan Jenis Kelamin Jabatan Jumlah Orang Prosentase Laki-laki 3 50 Perempuan 3 50 Jumlah 6 100 Sumber: Profil Kelurahan Petemon 2010 Dari tabel 4.6 di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah perangkat Kelurahan Petemon antara laki-laki dan perempuan adalah seimbang dengan prosentase 50 . Hal ini disebabkan dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, sesama perangkat kelurahan dapat bekerjasama dan saling membantu. Tabel 4.7. Karakteristik Jumlah Perangkat Kelurahan Petemon Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Prosentase S1 4 66.7 SLTA 2 33.3 SLTP - SD - Jumlah 6 100 Sumber: Profil Desa Kelurahan Petemon 2010 Berdasarkan tabel 4.7 di atas tingkat pendidikan paling tinggi diduduki oleh tingkat pendidikan S1 dengan prosentase 66,7 . Hal ini dikarenakan dengan tingkat pendidikan S1 mampu memberikan pelayanan yang lebih kepada masyarakat dan dapat mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya dengan baik. Tabel 4.8. Karakteristik Jumlah Perangkat Kelurahan Petemon Berdasarkan Usia Usia Tahun Jumlah Orang Prosentase 20 - 26 2 33.3 27 - 40 3 50 41 - 56 1 16.7 Jumlah 6 100 Sumber: Profil Kelurahan Petemon 2010 Berdasarkan tabel 4.8 di atas usia perangkat Kelurahan paling tinggi diduduki oleh usia dewasa dengan prosentase 33,3 . Hal ini dikarenakan tenaga kerja pada umumnya bekerja pada usia 27 tahun ke atas.

4.1.6. Sejarah Badan Keswadayaan Masyarakat “Petemon Bina Sejahtera”

Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Badan Keswadayaan Masyarakat BKM merupakan suatu institusi atau lembaga masyarakat dengan kedudukan sebagai pimpinan suatu organisasi masyarakat di tingkat Kelurahan. BKM Petemon Bina Sejahtera dibentuk pada tanggal 20 Februari 2000 dengan status kantor sewa, yang berkedudukan di Kelurahan Petemon tepatnya di Jalan Petemon IV 157 A. Badan Keswadayaan Masyarakat “Petemon Bina Sejahtera” berbentuk paguyuban warga dengan kepemimpinan kolektif dan bersifat otonom, tidak berafiliasai kemanapun baik partai, golongan, suku, agama dan pemerintah, artinya bahwa, BKM ini adalah milik seluruh masyarakat bukan milik pemerintah, perorangan ataupun kelompok masyarakat tertentu. Anggota BKM dipilih melalui Rembuk Warga Tahunan yang dilaksanakan satu tahun sekali dan sifat keanggotaan BKM adalah sukarela dan ikhlas.

4.1.7. Visi, Misi, Tujuan dan Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat

BKM “ Petemon Bina Sejahtera” Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan

A. Visi Badan Keswadayaan Masyarakat “ Petemon Bina Sejahtera”

Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Membangun kepedulian masyarakat Kelurahan Petemon terhadap masyarakat miskin untuk saling peduli, saling asah, saling asuh dan gotong royong untuk bahu membahu membangun masyarakat serta kesadaran kritis sebagai perorangan maupun kelompok secara mandiri, serta mampu membangun sinergi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi kemiskinan secara efektif dan berkelanjutan.

B. Misi Badan Keswadayaan Masyarakat “ Petemon Bina Sejahtera”

Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Kelurahan Petemon dalam upaya mengentaskan kemiskinanyang ada di wilayahnya, membudayakan jalinan kerja sama kemitraan dengan pelaku pembangunan lokal lainnya, serta memberdayakan masyarakat miskin untuk menuju pada kesejahteraan, kemakmuran secara adil dan dapat dipercaya.

C. Tujuan Badan Keswadayaan Masyarakat “ Petemon Bina Sejahtera”

Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Dalam menjalankan kegiatannya BKM Bina Sejahtera mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mendorong tumbuhnya kepedulian berbagai pihak sebagai upaya pengendalian kontrol sosial terhadap keberhasilan program penanggulangan kemiskinan. 2. Mendorong tumbuh kembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat serta transparasi dan demokrasi. 3. Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan organisasi yang berakar dimasyarakat khususnya dalam mengola akses bagi masyarakat miskin ke sumberdaya kunci yang ada. 4. Mendorong dan menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat melalui kemitraan antar pelaku pembangunan. 5. Meningkatkan kesejahteraan warga sasaran melalui kegiatan peningkatan keterampilan sumber daya manusia Kelurahan Petemon khususnya warga sasaran. 6. Menumbuhkan kegiatan iklim berusaha melalui keredit mikro kepada warga sasaran yang berpotensi dalam mengembangkan usahanya. 7. Memperbaiki sarana prasarana dasar lingkungan keluarga sasaran yang kurang memadai.

D. Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat “Petemon Bina Sejahtera”

Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Dalam menanggulangi masalah kemiskinan, BKM berfungsi sebagai pusat pengambilan keputusan yang adil dan demokratis, pengendalian pembangunan, sarana informasi dan komunikasi serta pusat advokasi integrasi kebutuhan program masyarakat dengan kebijakan atau program pemerintah.

4.1.8. Pengelolaan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM “Petemon Bina

Sejahtera” Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Badan Keswadayaan Masyarakat “Petemon Bina Sejahtera” dikelola oleh pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat yang terpilih dalam rapat pembentukan BKM. Berikut adalah susunan kepengurusan Badan Keswadayaan Masyarakat “Petemon Bina Sejahtera” Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan : Table 4.9 Susunan Pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat “Petemon Bina Sejahtera” No. Nama Jenis Kelamin Jabatan 1. Ir.Soewarsono,MT.MM Laki - Laki Koordinator 2. Drs. Imam Bonangin Laki - Laki Anggota 3. Dra. Sri Surtijati Perempuan Anggota 4. Moelyadi, BA. Laki Anggota 5. Gunadi Laki Anggota 6. Mujianto Laki Anggota 7. Agus Rifa’I Laki Anggota 8. Saju Kaheksi Erasotyo Laki Sekretaris 9. Joko Suroto Laki UPL 10. Asbito,BBA Laki UPK 11. Yeni Meirawati,Sos Perempuan Kasir Adm 12. Nevi Tunggani Perempuan UPS Sumber : BKM Petemon Bina Sejahtera 2010 Dalam tabel kepengurusan tersebut terlihat jelas bahwa susunan pengurus BKM Petemon Bina Sejahtera terdiri dari 1 orang koordinator BKM Petemon Bina Sejahtera, 9 orang anggota BKM Petemon Bina Sejahtera, 1 sekretaris BKM Petemon Bina Sejahtera, 1 orang kasir administrasi BKM Petemon Bina Sejahtera dan 3 orang yang terbagi Unit Pengelola Keuangan, Unit Pengelola Lingkungan , Unit Pengelola Sosial.

4.1.9. Struktur Organisasi Badan Keswadayaan Masyarakat BKM

“Petemon Bina Sejahtera” Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan yang disepakati seluruh masyarakat, diperlukan koordinasi yang baik dari semua fungsi yang ada dalam BKM Petemon Bina Sejahtera. Struktur organisasi BKM Petemon Bina Sejahtera digunakan untuk menjelaskan dasar pembagian tugas dan fungsi dari masing-masing bagian. Berikut ini merupakan struktur organisasi BKM Petemon Bina Sejahtera. Gambar 4 Struktur Organisasi Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Petemon SEKRETARIAT Saju Kaheksi Erasotyo UPL Joko Suroto Koordinator UPK  Asbito,BBA Koordinator  Yeni Meirawati,Sos Kasir Adm KSM UPS Nevi Tunggani Koordinator DEWAN PIMPINAN KOLEKTIF  Ir.Soewarsono,MT.MM Koordinator  Drs. Imam Bonangin Anggota  Dra. Sri Surtijati Anggota  Moelyadi, BA. Anggota  Gunadi Anggota  Mujianto Anggota  Agus Rifa’I Anggota Sumber : Profil BKM Petemon Bina Sejahtera 2010

4.1.10. Kedudukan Tugas dan Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat

BKM “ Petemon Bina Sejahtera” Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Untuk kelancaran tugas-tugas dari Badan Keswadayaan Masyarakat BKM di Kelurahan Petemon, maka perlu ditetapkan tugas pokok dan fungsi perangkat desa sebagai berikut:

1. Dewan Pimpinan Kolektif

Dewan Pimpinan Kolektif bertanggung jawab menggerakan potensi warga masyarakat kelurahan dalam menanggulangi kemiskinan, Dewan Pimpinan Kolektif mempunyai tugas antara lain : 1. Menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan di antara anggota BKM dengan masyarakat dan pihak luar. 2. Merumukan semua keputusan dan tindakan bersama, tidak ada anggota yang memutuskan sendiri berdasarkan kepentingannya. 3. Menjalin dialog terbuka dengan diskusi – dikusi secara berkala, saling memberikan informasi dan bertukar pengalaman. transparansi informasi 4. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan informasi yang diterima, agar semua anggota bisa mengakses informasi tersebut. transparansi informasi 5. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota untuk berpendapat dan mengemukakan perasaan – perasaannya dalam suasana saling menghargai.

2. Sekretariat

Kesekretariatan adalah unsur pelaksanaan administrasi kegiatan sehari- hari yang dibentuk oleh BKM untuk memperlancar tugas dan fungsi dari BKM. Sekretariat ini mempertanggujawabkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada BKM. Adapun tugas dari Sekretariat, antara lain : 1. Menyusun agenda rapat pertemuan BKM. 2. Membuat dan menyebarkan surat undangan. 3. Bertindak sebagai notulen dalam setiap acara rapat pertemuan BKM. 4. Memberikan laporan hasil notulensi kepada seluruh anggota BKM ataupun pihak lain yang berkepentingan. 5. Mencatat administrasi keuangan operasional BKM dan mencatat pengelolaan Bantuan langsung Masyarakat BLM. 6. Melaporkan administrasi keuangan kepada BKM secara berkala. 7. Pengelola Pengaduan Masyarakat

3. Unit Pengelola Lingkungan UPL

UPL berfungsi sebagai pengelola kegiatan penanggulangan kemiskinan bidang lingkungan perumahan dan permukiman dengan tugas- tugas sebagai berikut : 1. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM Pronangkis bidang lingkungan. 2. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSMPanitia. 3. Mengendalikan kegiatan-kegiatan pembangunan prasarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman yang dilaksanakan oleh KSMPanitia pembangunan. 4. Motor penggerak masyarakat dalam membangun kepedulian bersama dan gerakan masyarakat untuk penataan lingkungan perumahan dan permukiman yang lestari, sehat dan terpadu. 5. Menggali potensi lokal yang ada diwilayahnya. 6. Menjalin kemitraan channeling dengan pihak-pihak lain yang mendukung program lingkungan UPL.

4. Unit Pengelola Sosial UPS

UPS berfungsi sebagai pengelola kegiatan penanggulangan kemiskinan bidang sosial dengan tugas-tugas sebagai berikut: 1. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM Pronangkis bidang Sosial. 2. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSMPantia. 3. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSMPanitia bidang social. 4. Membangunmengembangkan kontrol sosial masyarakat melalui media wargainfokom. 5. Memfasilitasi dan mendorong masyarakatrelawan dalam Komunitas Belajar KelurahanDesa KBKD. 6. Mendorong kepedulian warga dalam kegiatan sosial seperti santunan, beasiswa, sunatan massal, dll. 7. Menjalin kemitraan channeling dengan pihak-pihak lain yang mendukung program sosial UPS.

5. Unit Pengelola Keuangan UPK.

UPK berfungsi sebagai pengelola kegiatan penanggulangan kemiskinan bidang ekonomi dengan tugas-tugas sebagai berikut : 1. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM Pronangkis bidang ekonomi. 2. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM Ekonomi. 3. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM Ekonomi. 4. Melakukan pengelolaan keuangan pinjaman bergulir untuk KSM, mengadministrasikan keuangan. 5. Menjalin kemitraan channeling dengan pihak-pihak lain yang mendukung program ekonomi UPK. Berikut ini akan dijelaskan jumlah anggota Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Petemon Bina Sejahtera berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jabatan adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Jumlah Perangkat Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Petemon Bina Sejahtera Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah Orang Prosentase Dewan Pimpinan Kolektif 7 58,4 Sekretaris 1 8,3 Unit Pengelola Lingkungan UPL 1 8,3 Unit Pengelola Keuangan UPK 2 16,7 Unit Pengelola Sosial UPS 1 8,3 Jumlah 12 100 Sumber : Profil BKM Petemon Bina Sejahtera 2010 Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah Dewan Pimpinan Kolektif lebih banyak dengan prosentase 58,4 dibandingkan dengan perangkat yang lainnya. hal ini disebabkan karena dalam melaksanakan tugas- tugas dari BKM lebih banyak dilaksanakan di lapangan atau terjun langsung ke masyarakat. Tabel 4.11 Jumlah Perangkat Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Petemon Bina Sejahtera Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Orang Prosentase Laki-laki 9 75 Perempuan 3 25 Jumlah 12 100 Sumber : Profil BKM Petemon Bina Sejahtera 2010 Dari tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar perangkat BKM berjenis kelamin laki-laki dengan prosentase 75, hal ini disebabkan dalam melaksanakan tugas-tugas dari BKM lebih banyak dilaksanakan di lapangan atau terjun langsung ke masyarakat. Tabel 4.12 Jumlah Perangkat Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Petemon Bina Sejahtera Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Prosentase Strata 3 1 8,3 Strata 1 4 33,3 Diploma 3 3 25 Diploma 1 2 16,7 SLTA 2 16,7 Jumlah 12 100 Sumber : Profil BKM Petemon Bina Sejahtera 2010 Berdasarkan tabel di atas tingkat pendidikan paling tinggi diduduki oleh tingkat pendidikan S1 dengan prosentase 33,3, hal ini dikarenakan untuk lebih memajukan program dengan potensi pendidikan yang lebih tinggi serta ide-ide yg lebih kreatif dari orang tersebut.

4.2. Hasil Penelitian

Berdasarkan Praturan Presiden No.07 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Nasional 2004-2009 dan berdasar atas Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 25KEPMENKOKESRAVII2007 tentang Program Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri, pemerintah secara tegas menetapkan upaya penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu prioritas untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Program Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri merupakan salah satu Program Nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Kegiatan PNPM Mandiri mempunyai ruang lingkup yang terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati oleh masyarakat, salah satunya adalah penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman, sosial dan ekonomi secara padat karya. Sesuai dengan judul yang peneliti ambil, maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui dan mendeskripsikan tentang bagaimana cara memajukan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Di Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Kota Surabaya studi mengenai Pengelola Lingkungan, yang terdiri dari beberapa fokus penelitian sebagai berikut :

4.2.1. Pendataan Kondisi Prasarana

Kegiatan pendataan dilakukan untuk mengetahui kondisi prasarana yang sudah ada mengalami kerusakan atau kekurangan. Pelaksanaan pendataan dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masayarakat KSM Lingkungan. Dalam melakukan pendataan, karena keterbatasan waktu dan personil, maka KSM lingkungan melibatkan masyarakat sebagai petugas lapangan atau Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan OP yang bekerja di bawah Koordinasi KSM Lingkungan.

A. Pembentukan Tim

Sebelum pelaksanaan pendataan berlangsung, maka ada pemilihan Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan OP. Mekanisme pemilihan Tim Pengelola OP diserahkan kepada KSM Lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Joko Suroto selaku Koordinator Unit Pengelola Lingkungan UPL, menyatakan : “Begini mbak, sebelum melakukan pendataan, perlu dilakukan pembentukan Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan. Saya selaku koordinator UPL meminta bantuan kepada KSM lingkungan untuk membentuk Tim Pengelola dan bertanggung jawab atas kegiatan lingkungan.” wawancara, 23 Januari 2010 Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Ahmad Tohari, selaku Koordinator KSM Lingkungan, menyatakan : ”Yang melakukan pendataan ada 4 orang, 2 orang dari anggota KSM Lingkungan yaitu Bu Endang dan Pak Kasno dan yang 2 orang lagi dari masyarakat penerima manfaat.” wawancara, 24 Januari 2010 Hal ini juga ditegaskan pula oleh Bapak Kasno selaku Staf KSM Lingkungan sebagai berikut : ”Saya sendiri mbak, saya membantu mendata agar masyarakat benar-benar menjaga dan memelihara prasarana yang telah diperbaiki.” wawancara, 6 Januari 2010 Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pendataan dilakukan oleh KSM Lingkungan dan masyarakat penerima manfaat. Dalam melakukan pendataan kondisi prasarana terlebih dahulu di awali dengan pembentukan Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan OP. Proses pembentukan Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan dilakukan melalui penunjukkan oleh koordinator KSM Lingkungan kepada para staf maupun masyarakat penerima manfaat. Pendata berjumlah 4 orang yang 2 orang dari masyarakat penerima manfaat dan yang 2 lagi dari staf KSM lingkungan. Tujuan dari dibentuknya Tim ini adalah untuk memudahkan petugas dalam mendata prasarana. Mengingat pemanfaatan setiap prasarana tidak seluruhnya sama , maka pembentukan Tim hanya diprioritaskan pada prasarana yang bersifat umum publik dan prasarana kelompok.

B. Pendataan Jenis Prasarana

Jenis prasarana lingkungan yang didata oleh Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan OP anatara lain pembuatan Mandi Cuci Kakus MCK umum, pemasangan jalan, pembangunan saluran got, dan lain-lain. Prasarana yang telah diperbaikidirenovasi harus didata lagi agar dapat dimanfaatkan sampai masa yang panjang. Bila prasarana yang dibangun tidak memberikan manfaat dalam jangka panjang akan mengakibatkan tidak tercapainya harapan masyarakat yang nyaman, hal ini diperjelas dengan pernyataan dari Bapak Joko selaku Koordinator Unit Pengelola Lingkungan UPL yang menyatakan bahwa : ”Ya, macam-macam mbak, jenis prasarana lingkungan yang didata diantaranya perbaikan MCK umum, pemavingan jalan, pengadaan pintu air dan masih banyak lagi, mbak. Yang penting kegiatannya bermanfaat langsung bagi masyarakat pemakai.” wawancara, 23 Januari 2010 Sedangkan menurut Pak Ahmad Tohari selaku Koordinator KSM Lingkungan, sebagai berikut : ”jenis prasarana lingkungan yang didata banyak sekali seperti perbaikan MCK umum, pemavingan jalan, pengadaan saluran air dan masih banyak lagi mbak. Khususnya yang menerima manfaat. wawancara, 24 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Ibu Wasis, warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”Setahu saya petugas mendata MCK umum yang ada di RT 04 ini.” wawancara, 30 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”prasarana yang didata ada 4, diantaranya seperti MCK umum yang ada dikampung ini, pemavingan jalan, pengadaan pintu air dan selokan atau got mbak. Karena prasarana tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat.” wawancara, 8 Januari 2010 Dan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis prasarana yang didata oleh Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan OP seperti pembangunan Mandi Cuci Kakus MCK Umum, pemavingan jalan, pengadaan pintu air, dan selokan. Jenis prasarana tersebut bermanfaat langsung bagi masyarakat penerima manfaat. Berikut tabel jumlah prasarana yang didata oleh petugas adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 Jumlah prasarana yang didata petugas Kondisi No. Jenis Prasarana Jumlah unit Baik Rusak 1. MCK umum 211 101 110 2. Pemavingan 140 115 25 3. Pengadaan pintu air 23 13 10 4. Selokan 81 52 29 Sumber : BKM “Petemon Bina Sejahtera”, 2010 Berdasarkan tabel di atas jumlah prasarana MCK umum yang dalam kondisi rusak lebih banyak berjumlah 110 unit dibanding dengan prasarana yang lainnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat Kelurahan Petemon untuk menjaga dan memelihara prasarana tersebut, sehingga manfaat yang diterima oleh masyarakat Kelurahan Petemon dengan adanya prasarana tersebut adalah tidak optimal dan tidak berkelanjutan, meskipun dapat dipakai tetapi dalam jangka waktu yang terbatas.

C. Waktu Pendataan Prasarana

Pendataan kondisi prasarana dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung tentang kondisi prasarana yang telah direnovasi diperbaiki. Pendataan dilakukan setiap satu bulan sekali, maka penulis mewawancarai Bapak Joko selaku Koordinator Unit Pengelola Lingkungan UPL, sebagai berikut : ”Pelaksanaan pendataan diawali dengan melakukan pengecekan langsung ke lapangan waktu pengecekan dapat diatur sesuai dengan kesepakatan diantara anggota. Bisa mingguan juga bisa bulanan. Hal-hal yang perlu dicatat dalam pendataan antara lain seperti perkiraan biaya dan kondisi prasarana.” wawancara, 23 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Kasno selaku staf dari KSM Lingkungan yang menyatakan : ”Pendataan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan melakukan pengecekan langsung ke lokasi sasaran.” wawancara, 6 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Ibu Wasis warga RT 04 RW XI menyatakan : ”Setiap 1 bulan sekali petugas datang untuk mendata, apakah prasarana yang telah diperbaiki dalam kondisi baik atau mengalami kerusakan.” wawancara, 30 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”sebulan sekali petugas datang untuk mendata prasarana yang sudah diperbaiki secara gotong royong. Petugas mendata apakah prasarana tersebut dalam kondisi baik apa rusak. Kalau rusak langsung segera diperbaiki.” wawancara, 8 Januari 2010 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui dan disimpulkan bahwa pendataan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan cara melakukan pengecekan langsung survei ke lokasi sasaran. Tujuan dari pendataan adalah untuk mengetahui kondisi prasarana yang telah diperbaiki apakah dalam kondisi baik atau rusak, apabila ada prasarana yang rusak, petugas segera melakukan tidakan perbaikan, supaya prasarana yang telah diperbaiki dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan.

4.2.2. Penyusunan Rencana Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana

A. Musyawarah atau Rembuk Warga

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Kelurahan Petemon melalui dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM adalah pembangunan MCK Umum, tepatnya di RT 04 RW XI , sebelum pelaksanaan pembangunan MCK Umum berlangsung, terlebih dahulu diadakan musyawarah warga atau rembuk anggota BKM yang dihadiri oleh Lurah, perwakilan ketua RT, ketika RW serta tokoh masyarakat, untuk membahas usulan proposal kegiatan yang masuk ke Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dari tiap-tiap RT, mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini dipertegas dengan pernyataan dari Pak Lasiman, selaku Ketua RT 04 RW XI , menyatakan bahwa : “Kegiatan pembangunan yang diusulkan ada 3 yaitu pembangunan MCK umum, pelebaran selokan dan pemavingan jalan. Tetapi pembangunan yang dilaksanakan adalah perbaikan MCK Umum karena di RT 04 ini banyak kos- kosan dan kontrakan mbak. Pembangunan dilaksanakan setelah petugas mengadakan musyawarah terlebih dahulu. Dalam rapat petugas mendiskusikan wilayah mana yang benar-benar butuh bantuan, dan dari hasil tersebut terpilihlah wilayah RT 04 RW XI karena wilayah tersebut kondisi MCKnya uda tidak layak pakai, mbak.” wawancara, 16 Januari 2010 Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator Unit Pengelola Lingkungan UPL Bapak Joko, yang menyatakan : “Jadi begini mbak, jenis kegiatan pembangunan yang diusulkan ada 3 yaitu pembangunan MCK umum, pemavingan jalan dan pelebaran selokan. Tapi mbak di RT 04 ini kegiatan yang dilaksanakan adalah perbaikan MCK Umum karena banyak kos-kosan dan rumah kontrakan. Kalau untuk pelaksanaannya, terlebih dahulu diadakan musyawarah untuk membahas usulan–usulan kegiatan dari musyawarah itu, kita pertimbangkan lagi usulan– usulan yang masuk dan hasil survei tim lapangan, kira–kira wilayah mana yang benar–benar membutuhkan dan perlu dibantu melalui dana BLM ini, ternyata RT 04 RW XI dipilih, karena di RT 04 ini terdapat MCK Umum yang tidak layak untuk dipakai lagi.” wawancara, 23 Januari 2010 Sedangkan menurut Bapak Moelyadi selaku Ketua RW XI, menyatakan bahwa : “Untuk jenis pembangunan yang ada di RT 04 RW XI ada 3 yaitu pembangunan MCK umum, pemavingan jalan dan pelebaran selokan. Pelaksanaan pembangunan dilakukan setelah diadakan musyawarah warga, dalam musyawarah itu petugas membahas usulan yang masuk kemudian usulan itu dipilih kembali, mbak. Gunanya untuk menentukan tempat wilayah mana yang mendapat bantuan dari pemerintah. Setelah itu baru diadakan pembangunan.” wawancara, 15 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Bapak Jono selaku tokoh masyarakat, yang menyatakan : “ada 3 mbak jenis pembangunan seperti pembangunan MCK umum, pemavingan jalan dan pelebaran selokan. Terus waktu musyawarah saya mengajukan usul, kalau MCK Umum yang ada di RT 04RW XI butuh perbaikan karena kondisinya sudah tidak layak untuk dipakai lagi wawancara, 14 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Ibu Ninik Asmaningsih, Sos selaku Kasi Perekonomian Fisik dan Prasarana Wilayah, yang menyatakan : “Untuk jenis pembangunan ada banyak mbak tapi yang saya tau di RT 04 RW XI itu adanya perbaikan MCK Umum karena disana banyak kos-kosan dan kontrakan. Pelaksanaan pembangunan dilakukan setelah dilakukan musyawarah kemudian dari hasil musyawarah itu, para petugas membahas masalah-masalah yang dihadapi masyarakat terutama yang berhubungan langsung dengan lingkungan. Kemudian ditentukan wilayah mana yang mendapat batuan dana dari pemerintah.” wawancara, 13 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : “Sebelum pelaksanaan pembangunan, masyarakat terlebih dahulu mengajukan usul jenis prasarana yang akan diperbaiki seperti pembangunan MCK umum, pemavingan jalan dan pelebaran selokan. Kemudian petugas mendata usulan-usulan dari masyarakat kemudian mereka mensurvei tempat yang akan diberi bantuan. Setelah itu petugas mengadakan musyawarah untuk menentukan bangunan mana yang layak untuk diperbaiki.” wawancara 8 Januari 2010 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui dan disimpulkan bahwa, ada 3 jenis prasarana yang diusulkan seperti pembangunan MCK umum, pemavingan jalan dan pelebaran selokan. Petugas mendata usulan-usulan dari masyarakat kemudian mereka mensurvei tempat yang akan diberi bantuan. Setelah itu petugas mengadakan musyawarah untuk menentukan bangunan mana yang layak untuk diperbaikidirenovasi. Musyawarah warga bertujuan untuk membahas usulan-usulan kegiatan yang masuk dan hasil survei dari petugas. Dari hasil musyawarah itu terpilihlah wilayah RT 04 RW XI karena di wilayah ini terdapat MCK Umum yang tidak layak untuk dipakai lagi karena RT 04 RW XI banyak kos-kosan dan kontrakan.

B. Pemeliharaan Prasarana

Pemeliharaan prasarana merupakan serangkaian kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga prasarana agar tidak rusak atau tetap berfungsi secara optimal. Hal ini diperjelas dengan pernyataan dari Pak Kasno, selaku anggota dari Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Lingkungan menyatakan : ”Untuk masalah pemeliharaan dilakukan setiap minggu dan setiap 6 bulan sekali. Untuk setiap minggu biasanya mereka cuma membersihkan lantai kamar mandi dan menguras bak mandi, kalau untuk setiap 6 bulan sekali, mereka melakukan pengecatan tembok, pemberian pelumas pada pintu, penggantian kran air yang rusak, dan lain-lain.” wawancara, 6 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”Malasah pemeliharaannya dilakukan kerja bakti setiap minggu dan setiap 6 bulan sekali. Kalau setiap minggu mereka cuma melakukan kegiatan pembersihan, untuk mencegah agar prasarana tidak rusak. Kalau untuk 6 bulan sekali kegiatan pemeliharaannya itu sudah direncanakan terlebih dahulu, seperti pengecatan tembok.” wawancara, 8 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Ibu Wasis warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”Untuk memelihara prasarana dilakukan kerja bakti tiap minggu dan tiap 6 bulan sekali, untuk menjaga agar prasarananya tetap terjaga dan awet.” wawancara, 30 Januari 2010 Untuk menjaga agar prasarana yg telah diperbaiki direnovasi ini bertahan lama maka perlu dilakukan pemeliharaan secara mingguan dan setiap 6 bulan sekali. Setiap minggu warga RT 04 RW XI melakukan kegiatan pembersihan, seperti membersihkan lantai kamar mandi dan menguras bak mandi hal ini dilakukan untuk mencegah agar prasarana tidak cepat rusak. Sedangkan untuk 6 bulan sekali kegiatan pemeliharaannya itu sudah direncanakan terlebih dahulu, seperti pengecatan tembok, pemberian pelumas pada pintu, penggantian kran air yang rusak, dan lain-lain.

C. Dana Kegiatan

Bantuan dana untuk kegiatan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Prasarana berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat BLM warga pemanfaat prasarana dengan berlandaskan gotong royong dan kesadaran bahwa pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan prasarana merupakan tujuan bersama bagi warga pemanfaat, karena prasarana yang dibangun milik semua warga pemanfaat, bukan milik pemerintah atau aparat. Berikut pernyataan Bapak Joko selaku koordinator UPL, menyatakan bahwa : ”Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan lingkungan  350 juta, dana ini berasal dari BLM PNPM Mandiri.” wawancara, 23 Januari 2010 Hal senada juga disampaikan oleh Mbak Yeni selaku bendahara Badan Keswadayaan Masyarakat BKM ”Petemon Bina Sejahtera”, yang menyatakan : ”Dana itu berasal dari BLM PNPM Mandiri, kalau besarnya dana untuk kegiatan lingkungannya kurang lebih 350 juta, mbak wawancara, 23 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Ibu Wasis warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”gak tau mbak, katanya sih dananya dari pemerintah yang disebut BLM PNPM Mandiri. Kalau masalah biaya perbaikan ya..dari masyarakat berupa iuran dan donatur.” wawancara, 30 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”wah...saya gak tau mbak, katanya sih dananya dari pemerintah yang disebut dana BLM PNPM Mandiri.” wawancara, 8 Januari 2010 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dana untuk kegiatan lingkungan berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat BLM PNPM mandiri. Total dana BLM untuk kegiatan lingkungan sebesar 350 juta, dana BLM ini bersifat stimulan dan penggunaannya lebih diprioritaskan pada kegiatan- kegiatan kolektif dan menyentuh langsung masyarakat miskin. Dana BLM adalah dana publik yang disalurkan sebagai wakat titipan tunai dari pemerintah kepada seluruh warga kelurahan, dengan diprioritaskan kepada warga miskin, sedangkan dana dari masyarakat berupa iuran wajib diperuntukkan untuk biaya pemeliharaan prasarana yang telah dibangun. Berikut kondisi MCK Umum RT 04 RW XI yang kurang memadai. Gambar 5 Kondisi MCK yang kurang memadai Sumber : BKM “Petemon Bina Sejahtera” Berdasarkan gambar diatas kondisi prasarana MCK umum yang belum mendapat bantuan dana dari BLM PNPM Mandiri serta kurangnya kepedulian masyarakat untuk menjaga dan memelihara prasarana MCK umum tersebut. Kegiatan pembangunan MCK umum di RT 04 RW XI, mendapat dana BLM sebesar Rp. 6.000.000 dan swadaya masyarakat sebesar Rp. 250.000, jadi total keseluruhannya adalah Rp. 6.250.000 sedangkan dana untuk pemeliharaan prasarana berasal dari iuran wajib. Dana ini dikumpulkan setiap minggu, besarnya iuran ini Rp. 5.000 per orang dan iuran wajib ini dikumpulkan pada Ketua KSM Lingkungan. Hal ini dipertegas dengan pernyataan dari Mbak Yeni selaku bendahara Badan Keswadayaan Masyarakat BKM ”Petemon Bina Sejahtera”, yang menyatakan : ”Besarnya biaya untuk pembangunan MCK umum yang ada di RT 04 RW XI ini sebesar Rp. 6.250.000. dana ini berasal dari BLM PNPM Mandiri sebesar Rp. 6.000.000 dan swadaya masyarakat sebesar Rp. 250.000. dana swadaya ini untuk membeli konsumsi para pekerjanya mbak. Kalau untuk biaya pemeliharaan prasarana berasal dari iuran wajib dari warga yang merasakan manfaat langsung dari perbaikan prasarana terus dana ini dikumpulkan pada Ketua KSM Lingkungan setiap 1 minggu, mbak” wawancara, 23 Januari 2010 Sedangkan menurut Bapak Lasiman selaku Ketua RT 04, menyatakan bahwa : ”untuk pembangunan MCK umum yang ada di RT 04 ini mendapat dana dari pemerintah sebesar Rp. 6.000.000 dan untuk membeli konsumsi pekerja ya... dari uang swadaya sebesar Rp. 250.000 mbak. Untuk biaya pemeliharaan prasarana, dananya berasal dari iuran dan ini wajib mbak. Dana ini diwajibkan bagi warga yang menggunakan prasarana MCK umum. Dana ini diserahkan kepada Ketua KSM Lingkungan setiap minggunya dan besarnya iuran ini adalah Rp. 5.000.” wawancara, 16 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : ”Besarnya biaya untuk pembangunan MCK umum ini adalah Rp. 6.250.000. untuk biaya pemeliharaan berasal dari iuran wajib mingguan sebesar Rp. 5.000, mbak. Dana ini kemudian diberikan kepada ketua KSM Lingkungan.” wawancara, 8 Januari 2010 Berdasarkan wawancara di atas bahwa pembangunan MCK Umum yang di RT 04 RW XI mendapat dana dari BLM PNPM Mandiri sebesar Rp. 6.000.000 dan swadaya masyarakat Rp. 250.000, sehingga total dana keseluruhan Rp. 6.250.000. Dana swadaya ini digunakan untuk membeli konsumsi para pekerja. Sedangkan untuk biaya pemeliharaan prasarana berasal dari iuran wajib sebesar Rp. 5.000 dan dana ini didapat dari warga yang merasakan manfaat langsung dari perbaikan prasarana MCK umum kemudian dana ini dikumpulkan kepada Ketua KSM Lingkungan setiap 1 minggu.

D. Pembangunan dan Perbaikan Prasarana

Kegiatan pembangunan dan perbaikan prasarana merupakan kegiatan yang dilakukan oleh KSM Lingkungan bersama-sama masyarakat dalam rangka untuk mewujudkan bangunan atau prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan standar, sehingga bangunan atau prasarana yang dibuat dapat dimanfaatkan lebih lama. Pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana merupakan kegiatan pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM. Pada tahapan ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh KSM dalam rangka untuk mewujudkan bangunan atau sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan standar atau hasil perencanaan sebelumnya. Hal ini diperjelas dengan pernyataan dari Pak Kasno, selaku anggota dari Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Lingkungan menyatakan : “pelaksanaan pembangunan dilakukan setelah dana BLM cair, waktu pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 1 bulan. Pembangunan MCK umum harus pada lokasi yang baik dan dibuat dengan model dan bentuk sesuai dengan kebutuhan serta kondisi setempat. Pembuatan MCK umum wajib dilengkapi dengan penyediaan air bersih, pembuatan saluran pembuangan serta septic tank dan peresapan. Kalau untuk masalah kerusakan prasarana ya langsung diperbaiki mbak. Supaya tingkat kerusakannya tidak tambah parah.” wawancara, 6 Januari 2010 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Wuryono selaku warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : “ya…setelah duwitnya cair, mbak. Waktu pengerjaannya selama 1 bulan. Pembuatan MCK umum wajib dilengkapi dengan penyediaan air bersih, pembuatan saluran pembuangan serta septic tank dan peresapan. Kalau ada prasarana yang rusak langsung diperbaiki agar tingkat kerusakannya tidak tambah parah.” wawancara, 8 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Ibu Wasis warga RT 04 RW XI, yang menyatakan : “ya…. setelah uangnya cair, barulah dilaksanakan pembangunan MCK umumnya. Pembangunan ini berlangsung cuma 1 bulan mbk.” wawancara, 30 Januari 2010 Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui dan disimpulkan bahwa pembangunan prasarana MCK Umum yang ada di Kelurahan Petemon RT 04 RW XI ini dilakukan setelah dana BLM PNPM Mandiri cair dan waktu pengerjaannya berlangsung selama 1 bulan. Pembuatan MCK umum wajib dilengkapi dengan penyediaan air bersih, pembuatan saluran pembuangan serta septic tank dan peresapan. Apabila prasarana yang dibangun mengalami kerusakan langsung diperbaiki agar prasarana tersebut tingkat kerusakannya tidak tambah parah. Pembangunan MCK umum harus pada lokasi yang baik dan dibuat dengan model dan bentuk sesuai dengan kebutuhan serta kondisi setempat. Pembuatan MCK umum wajib dilengkapi dengan penyediaan air bersih, pembuatan saluran pembuangan serta septic tank dan peresapan. Berikut hasil pembangunan MCK umum setelah selesai diperbaiki. Gambar 6 Kondisi MCK Umum yang Telah diperbaiki Sumber : BKM “Petemon Bina Sejahtera” Berdasarkan gambar di atas kondisi prasarana MCK umum yang sudah diperbaiki dan mendapat bantuan dana dari BLM PNPM Mandiri. Dengan di perbaikinya MCK Umum yang rusak diharapkan kepada masyarakat untuk hidup sehat dan merawat prasarana tersebut agar dapat bertahan lama. Bagi masyarakat yang memperoleh dana bantuan ini, sangat senang, karena masyarakat merasa nyaman dengan dibangunnya MCK umum ini meskipun MCK yang dibangun bukan milik pribadi, namun sangat berarti bagi tata kehidupan masyarakat, mereka bisa menggunakannya tanpa ada kendala. Partisipasi dari masyarakat penerima manfaat cukup besar, sehingga pelaksanaan pembangunan MCK Umum selesai tepat waktu sesuai dengan yang dijadwalkan.

E. Penggunaan Prasarana Secara Optimal

Penggunaan prasarana secara optimal yaitu penggunaan prasarana sesuai dengan fungsi utama. Setiap jenis prasarana yang dibangun mempunyai cara penggunaan yang berbeda-beda untuk prasarana tertentu diperlukan pengaturan penggunaan prasarana, agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya atau tidak sesuai dengan fungsi utamanya. Pengaturan penggunaan prasarana harus disesuaikan dengan kebutuhan pemafaatan dan jenis prasarananya. Disamping itu prasarana juga harus dipelihara dengan baik agar tidak rusak dan tetap berfungsi secara optimal. Hal ini diperjelas dengan pernyataan dari Bapak Ahmad Tohari, Koordinator Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Lingkungan yang menyatakan : “sebagian besar masyarakat tahu cara penggunaan prasarana dengan baik, sperti halnya MCK Umum, tidak perlu diajari mereka juga tahu sendiri mbak. Kalau ntuk satu kampong dibuat 2 sampai 3 unit. Biasanya untuk 1 jamban dan 1 kamar mandi bias melayani 10 KK atau 45 orang, mbak ” wawancara, 24 Januari 2010 Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Endang, selaku anggota dari Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Lingkungan menyatakan : “Masyarakat memanfaatkannya dengan baik. Dengan dibangunnya prasarana seperti MCK Umum, supaya masyarakat peduli pada kesehatannya. Dan untuk setiap MCK bias melayani ± 45 orang. Untuk satu pemukiman terdapat 2 sampai 3 unit, mbak” wawancara, 3 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Bapak Wahyu, selaku warga RT 04 RW XI yang menyatakan : “Sudah, mbak, orang-orang disini sudah menggunakan prasarana dengan baik. MCK umum di RT 04 RW XI ada 2 unit, 1 kamar mandi dan 1 jamban. Umumnya itu digunakan oleh 10 kk, mbak” wawancara, 2 Januari 2010 Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui dan disimpulkan bahwa masyarakat sudah menggunakan prasarana MCK umum sesuai dengan fungsi utama, agar bangunan atau prasarana yang telah diperbaiki dapat dimanfaatkan lebih lama. Dengan dibangunnya MCK umum, warga RT 04 RW XI menjadi lebih tenang dan tidak ragu apabila ingin menggunakan MCK Umum dan masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya hidup sehat dan bersih. Untuk setiap satu jamban dan satu kamar mandi dapat melayani 10 KK Kepala Keluarga atau 45 orang. Kebutuhan MCK untuk satu pemukiman adalah 2 sampai 3 unit.

4.3. Pembahasan

Upaya pengentasan dan penanggulangan kemiskinan di Indonesia ditandai dengan perubahan semula berorientasi pada pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan dan kemiskinan harus dimengerti oleh seluruh lapidan masyarakat. Proses sosialisasi tentang program penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan pemberdayaan terus dikembangkan kearah yang lebih berkualitas. Menurut Kartasasmita dalam Mashoed 2004:46 pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri di Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Kota Surabaya mengenai pengelola lingkungan, dimana sasaran dari pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Adapun teori yang akan dipakai dalam menganalisa dan menjelaskan fenomena yang muncul di lapangan akan mendasar juga pada sisi kebijakan ini. Namun bukan berarti penelitian ini mengabaikan teori-teori yang sekiranya dapat mendukung penelitian terhadap fenomena yang ada. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis akan membahas fenomena yang ada di lapangan dan membandingkan dengan teori yang ada.

4.3.1. Pendataan Kondisi Prasarana

Pendataan dilakukan untuk mengetahui kondisi prasarana yang telah diperbaiki mengalami kerusakan atau kekurangan. Pelaksanaan pendataan dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Lingkungan. Dalam melakukan pendataan terlebih dahulu diawali dengan pembentukan Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Joseph dalam Sutarto 1995:33 organisasi dirumuskan sebagai struktur dan proses kelompok orang yang bekerja sama yang membagi tugas-tugasnya diantara para anggotanya, menetapkan hubungan-hubungan dan menyatukan aktivitas-aktivitasnya kearah tujuan–tujuan bersama. Untuk memperlancar proses pendataan ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu:

a. Pembentukan Tim

Pendataan dilakukan oleh KSM Lingkungan dan masyarakat penerima manfaat. Dalam melakukan pendataan kondisi prasarana terlebih dahulu di awali dengan pembentukan Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan OP. Proses pembentukan Tim Pengelola Operasi dan Pemeliharaan dilakukan melalui penunjukkan oleh koordinator KSM Lingkungan kepada para staf maupun masyarakat penerima manfaat. Pendata berjumlah 4 orang yang 2 orang dari masyarakat penerima manfaat dan yang 2 orang lagi dari staf KSM lingkungan. Menurut Walfred dan Frederick dalam Sutarto 1995:33 organisasi adalah satuan orang-orang yang tersusun secara sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan khusus dalam mana masing-masing orang mempunyai peran yang telah ditetapkan secara formal. Tujuan dari dibentuknya Tim ini adalah untuk memudahkan petugas dalam mendata prasarana. Mengingat pemanfaatan setiap prasarana tidak seluruhnya sama, maka pembentukan Tim hanya diprioritaskan pada prasarana yang bersifat umum publik dan prasarana kelompok.

b. Pendataan Jenis Prasarana

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

“Keterlibatan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Alue Pineung di Langsa Timur.

0 47 97

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)MANDIRI KELURAHAN WONOREJO KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA (Studi Tentang Program Pendidikan Non Formal).

0 0 21

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (Studi mengenai Pengelola Lingkungan)

0 1 12