Penggunaan Prasarana Secara Optimal

Gambar 6 Kondisi MCK Umum yang Telah diperbaiki Sumber : BKM “Petemon Bina Sejahtera” Berdasarkan gambar di atas kondisi prasarana MCK umum yang sudah diperbaiki dan mendapat bantuan dana dari BLM PNPM Mandiri. Dengan di perbaikinya MCK Umum yang rusak diharapkan kepada masyarakat untuk hidup sehat dan merawat prasarana tersebut agar dapat bertahan lama. Bagi masyarakat yang memperoleh dana bantuan ini, sangat senang, karena masyarakat merasa nyaman dengan dibangunnya MCK umum ini meskipun MCK yang dibangun bukan milik pribadi, namun sangat berarti bagi tata kehidupan masyarakat, mereka bisa menggunakannya tanpa ada kendala. Partisipasi dari masyarakat penerima manfaat cukup besar, sehingga pelaksanaan pembangunan MCK Umum selesai tepat waktu sesuai dengan yang dijadwalkan.

E. Penggunaan Prasarana Secara Optimal

Penggunaan prasarana secara optimal yaitu penggunaan prasarana sesuai dengan fungsi utama. Setiap jenis prasarana yang dibangun mempunyai cara penggunaan yang berbeda-beda untuk prasarana tertentu diperlukan pengaturan penggunaan prasarana, agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya atau tidak sesuai dengan fungsi utamanya. Pengaturan penggunaan prasarana harus disesuaikan dengan kebutuhan pemafaatan dan jenis prasarananya. Disamping itu prasarana juga harus dipelihara dengan baik agar tidak rusak dan tetap berfungsi secara optimal. Hal ini diperjelas dengan pernyataan dari Bapak Ahmad Tohari, Koordinator Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Lingkungan yang menyatakan : “sebagian besar masyarakat tahu cara penggunaan prasarana dengan baik, sperti halnya MCK Umum, tidak perlu diajari mereka juga tahu sendiri mbak. Kalau ntuk satu kampong dibuat 2 sampai 3 unit. Biasanya untuk 1 jamban dan 1 kamar mandi bias melayani 10 KK atau 45 orang, mbak ” wawancara, 24 Januari 2010 Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Endang, selaku anggota dari Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Lingkungan menyatakan : “Masyarakat memanfaatkannya dengan baik. Dengan dibangunnya prasarana seperti MCK Umum, supaya masyarakat peduli pada kesehatannya. Dan untuk setiap MCK bias melayani ± 45 orang. Untuk satu pemukiman terdapat 2 sampai 3 unit, mbak” wawancara, 3 Januari 2010 Begitu juga penjelasan dari Bapak Wahyu, selaku warga RT 04 RW XI yang menyatakan : “Sudah, mbak, orang-orang disini sudah menggunakan prasarana dengan baik. MCK umum di RT 04 RW XI ada 2 unit, 1 kamar mandi dan 1 jamban. Umumnya itu digunakan oleh 10 kk, mbak” wawancara, 2 Januari 2010 Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui dan disimpulkan bahwa masyarakat sudah menggunakan prasarana MCK umum sesuai dengan fungsi utama, agar bangunan atau prasarana yang telah diperbaiki dapat dimanfaatkan lebih lama. Dengan dibangunnya MCK umum, warga RT 04 RW XI menjadi lebih tenang dan tidak ragu apabila ingin menggunakan MCK Umum dan masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya hidup sehat dan bersih. Untuk setiap satu jamban dan satu kamar mandi dapat melayani 10 KK Kepala Keluarga atau 45 orang. Kebutuhan MCK untuk satu pemukiman adalah 2 sampai 3 unit.

4.3. Pembahasan

Upaya pengentasan dan penanggulangan kemiskinan di Indonesia ditandai dengan perubahan semula berorientasi pada pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan dan kemiskinan harus dimengerti oleh seluruh lapidan masyarakat. Proses sosialisasi tentang program penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan pemberdayaan terus dikembangkan kearah yang lebih berkualitas. Menurut Kartasasmita dalam Mashoed 2004:46 pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri di Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan Kota Surabaya mengenai pengelola lingkungan, dimana sasaran dari pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri.

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

“Keterlibatan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Alue Pineung di Langsa Timur.

0 47 97

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)MANDIRI KELURAHAN WONOREJO KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA (Studi Tentang Program Pendidikan Non Formal).

0 0 21

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (Studi mengenai Pengelola Lingkungan)

0 1 12