Faktor pendukung dan hambatan penerapan pendidikan

97 jadi tidak cuma melakukan pengalaman tetapi merefleksikan dari setiap pengalamannya agar bermanfaatbermanfaat. Hal itu dilakukan setiap hari selama 15-20 menit. ” PDw270117

3. Faktor pendukung dan hambatan penerapan pendidikan

kepemimpinan dalam sekolah Jesuit di SMA Kolese De Britto Yogyakarta Pendidikan kepemimpinan sebagai kebijakan pendidikan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian generasi muda Indonesia. SMA Kolese De Britto sebagai sekola yang dikelola Jesuit juga mempunyai tujuan untuk mendidik kepemimpinan bagi manusia muda sejak awal sekolah ini didirikan meski dengan latarbelakang berbeda setiap periodenya. Akhir-akhir tahun ini SMA Kolese De Britto mendidik manusia muda agar memiliki jiwa kepemimpinan yang 3C+1L. Dalam upaya ini sudah tertera dalam visi dan misi sekolah yang dihidupi dan berlandaskan nilai spiritual Ignasian. Meskipun demikian, berbagai tantangan ada dalam setiap program dan upaya kegiatan pendidikan kepemimpinan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Tantangan lebih bersifat teknis namun tidak terlalu menghambat kebijakan pendidikan kepemimpinan di sekolah Jesuit ini. Tantangan ini dialami oleh pihak pengelola pendidikan kepemimpinan, seperti Bapak AP sebagai kepala sekolah yaitu; “Hambatan yang ada yaitu ketidaksamaan agenda sekolah swasta dengan dinas. Tidak sejajarnya bentuk program sekolah dan program dinas, misalnya disini sudah lebih ke kegiatan namun dinas masih menggunakan model ceramah. Hal itu lebih pada permasalahan dinas yang punya agenda lain, karena planning yang tidak panjang 98 sehingga tidak cocok dengan planning panjang SMA De Britto. Hambatan dari orangtua yang ingin mendidik anak secara kognitif, jadi saat akan ada kegiatan orangtua tidak mengijinkan anaknya. Dana yang besar juga terkadang menjadi kendala kegiatan, misal saat ingin kerjasama dengan pihak luar. Kendala juga mencari tempat untuk kegiatan besar seperti live in, yang juga menjadi kendala dalam pendanaan. ” APw070217 Hal ini juga dialami oleh Romo FJ selaku pamong sekolah yang banyak berperan dalam pendidikan kepemimpinan; “Tantangannya yaitu mengajak siswa agar lebih kreatif. Jumlah siswa yang banyak dan butuh tempat yang besar dan luas yang lumayan sulit untuk dicari. Tantangan pada orangtua yang belum bisa melepas siswa karena terlalu mencintai anak terlalu dalam. Terkadang tantangan intern yaitu kegiatan banyak namun juga mempunyai nilai yang bagus. Manajemen waktu sudah diantisipasi dari awal, dan tantangan pada siswa yaitu ada keseimbangan .”FJw020217 Tantangan yang dialami oleh komponen pendidik dalam upaya pendidikan kepemimpinan ada yang bersifat intern dan ektern. Dalam segi intern yaitu tantangan untuk mendidik siswa lebih kreatif dan menjadi pemimpin yang ber 3C+1L. Sedangkan tantangan di lingkup ekstern yaitu tantangan dari orangtua siswa terhadap pelaksanaan setiap program pendidikan kepemimpinan seperti Live in, LKTD, dan sebagainya. Tantangan ekstern juga bersumber dari Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan program yang kurang sepadan, dan tantangan teknis dalam mencari tepat untuk melaksanakan program kegiatan, serta permasalahan waktu dan dana untuk efektifitas kegiatan. Disamping itu permasalahan terhadap komponen peserta didik dalam mendapatkan pendidikan kepemimpinan lebih bersifat pribadi. Hal tersebut diungkapkan oleh siswa SMA Kolese De Britto yaitu; 99 “Permasalahan pertama lebih pada dari diri sendiri. Manusia kan ada sifat malas sifat negatif itu yang menghambat diriku untuk berkembang .”WKw270217 Hal itu juga diungkapkan oleh PD sebagai alumni SMA Kolese De Britto, yaitu sebagai berikut; “Lebih ke minat siswanya, biasanya mereka kalau tidak minat menjadi malas. Saya juga pernah malas mengikuti, tapi lama-lama juga antusias. ”PDw270217 Berdasarkan data di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang ada dalam upaya pendidikan kepemimpinan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta juga dialami siswa. Permasalahan siswa disebabkan karena minat dan sifat pribadi yang kurang berpartisipasi dalam pendidikan kepemimpinan. Hal ini dimaksudkan bahwa siswa banyak yang sudah memahami dan tertarik dengan pendidikan kepemimpinan, namun karena permasalahan pribadi yang menghambat niat dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan. Dari berbagai data di atas menunjukkan bahwa untuk menerapkan pendidikan kepemimpinan terdapat berbagai tantangan intern dan ekstern yang menjadi faktor penghambat sekolah dalam mencapai visinya. Berbagai tantangan tersebut tentunya membutuhkan upaya untuk menanganinya. Dukungan dan kerjasama warga sekolah dalam upaya mencapai visi sekolah sangat diperlukan. Seluruh warga sekolah bahkan orangtua siswa telah memahami visi misi sekolah dan menghidupi nilai pendidikan Jesuit yaitu nilai spiritualitas Ignasian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bapak AP sebagai kepala sekolah, yaitu; 100 “Hal yang mendukung di sekolah ini adalah sekolah swasta yang sesuai dengan manajemen berbasis sekolah memberikan kewenangan. Adanya relasi dengan sekolah Jesuit kolese lain termasuk kolese di dunia. Terpahaminya visi oleh para pendidik disini sehingga mendukung adanya pendidikan kepemimpinan. ” APw070217 Hal itu juga diungkapkan oleh WK sebagai siswa SMA Kolese De Britto yaitu sebagai berikut; “Hampir semua yanga ada disekolah ini, dari pendidik, dari para tenaga pekerja rumah tangga, karyawan karena mereka ada disini dan menghidupi nilai-nilai dari De Britto ini. Jadi mendukung fasilitas dan sarana prasarana yang ada disini. Suasana sekolah juga relatif mendukung, keseluruhan saya senang belajar disini. ” WKw270217 Berdasarkan data di atas juga membuktikan bahwa pendidikan kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai pendidikan Jesuit yang bersumber dari Ignasius Loyola juga telah dipahami oleh seluruh warga sekolah. Adanya kekeluargaan di sekolah ini juga membangun proses pendidikan kepemimpinan lebih bermanfaat. Hal tersebut juga diungkapkan PD selaku alumni SMA Kolese De Britto, yaitu; “Faktor kekeluargaannya, saat sudah merasa kekeluargaanya lebih bisa merasakan pendidikan kepemimpinan lebih bagus. Hal itu juga bisa diterapkan dalam hidup sehari-hari. ”PDw270217 Hal tersebut juga membuktikan bahwa upaya pendidikan kepemimpinan dalam sekolah Jesuit sudah berjalan sesuai rencana, meskipun tantangan intern dan ekstern ada secara teknis namun tidak menjadi hambatan besar adanya kebijakan pendidikan kepemimpinan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta. 101

4. Hasil Penerapan Pendidikan Kepemimpinan dalam Sekolah Jesuit di