Pendidikan Kepemimpinan Kebijakan tentang Pendidikan Kepemimpinan

22 landasan dan tujuan adanya pendidikan, pendidik, peserta didik, dan lingkungan dalam pendidikan yang berproses dalam pendidikan.

c. Pendidikan Kepemimpinan

Pendidikan kepemimpinan tentu berdasarkan dari teori mengenai kepemimpinan dan pemimpin. J.M. Pfiffner 1980 dalam Sudarwan, 2004:55 mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengkoordinasikan dan memberi arah untuk individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Sedangkan menurut Ki Hadjar Dewantara yang disebut kepemimpinan atau kepemimpinan Pancasila yaitu; 1 Orang yang mampu menjadikan dirinya pola panutan dan teladan sifat atau perbuatannya bagi orang-orang yang dipimpinnya ing ngarsa sung tuladha, 2 Mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya ing madya mangun karsa, 3 Mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggungajwab tut wuri handayani Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas, maka dapat di simpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mampu bertanggungjawab dalam mengkoordinasi sekelompok orang dan pribadinya menjadi teladan, penggerak, dan pengabdi bagi sekelompok orang tersebut. Seorang pemimpin tentunya mampu mengambil keputusan, memberi teladan dan bekerja bersama dengan anggota mencapai tujuan bersama. Pemimpin adalah orang yang selalu senantiasa tumbuh, mengembangkan dirinya, menciptakan peluang, dan menghasilkan nilai yang baik dalam kehidupan. 23 Kepemimpinan bukan sekedar diartikan sebagai pemimpin dalam arti politis maupun jabatan manajer. Kepemimpinan lebih mengedepankan kebenaran cara berpikir seseorang. Kebenaran cara berpikit seseorang bisa diatih secara berulang-ulang. Tikno Lensuffie 2010:16 menjelaskan bahwa kepemimpinan berbeda dengan manajemen dan kekuasaan yang sewenang-wenang. Tikno 2010:19 juga menjelaskan ciri-ciri khusus dalam kepemimpinan yaitu: 1 Bersedia mengambil risiko 2 Selalu menginginkan pembaharuan 3 Bersedia mengurus atau mengatur 4 Punya harapan yang tinggi 5 Menjaga sikap positif 6 Selalu berada di muka John P.Kotter Tikno Lensuffie, 2010:19 membedakan kepemimpinan dan manajemen yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen menurut John P. Kotter Manajemen Kepemimpinan “Membuat instruksi dan konsistensi” “Membuat perubahan dan kemajuan”  Merencanakan dan membuat anggaran  Membentuk organisasi dan mengatur sistem kerja anak buah  Melakukan kontrol dan menyelesaikan masalah  Membentuk visi dan strategi  Meletakkan orang pada tempat yang tepat dan membuat sistem komunikasi  Memberi motivasi dan inspirasi Pemimpin lebih berfokus pada perilaku yang benar dan menanamkan atau mengadopsi nilai yang benar demi kemajuan pribadi maupun kelompok. Pemimpin bukan hanya sebuah jabatan yang memiliki wewenang untuk mengatur bawahannya. Pemimpin lebih bermakna sebagai sebuah pribadi yang menjadi teladan. 24 Beberapa tokoh bernama Hughes, Ginet, dan Curphy Tikno Lensuffie, 2010: 21 juga menjelaskan adanya perbedaan kepemimpinan leadership dan manajemen, yaitu sebagai berikut; Tabel 2. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen menurut Hughes, Ginet, dan Curphy Kepemimpinan Manajemen  Membentuk visi  Memberi inspirasi  Menguatkan  Melatih  Membuat pemasukan  Memperkirakan  Membuka kemungkinan  Membuka peluang  Menyatukan kekuatan  Merencanakan  Memberi penghargaan  Memerintah  Mengajari  Mengatur pengeluaran  Mengatur anggaran  Membuat prosedur  Mengatur jadwal  Berkoordinasi Sudarwan 2004:75-76 mengatakan bahwa ada beberapa tipe kepemimpinan, yaitu sebagai berikut: 1 Pemimpin otokratik Pemimpin otokratik merupakan pengkoordinasian kelompok berdasarkan tindakan menurut kemauan sendiri. Seorang pemimpin berdasarkan tipe ini selalu merasa berpikir benar, keras kepala, dan berjiwa otoriter. Perkembangan suatu organisasi hanya tergantung pada dirinya sendiri. 2 Pemimpin demokratis Tipe kepemimpinan demokratis berusaha melibatkan anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Perintah 25 berdasarkan keputusan bersama, dan setiap anggota bertanggungjawab di bidangnya sesuai kesepakatan. 3 Kepemimpinan permisif Tipe kepemimpinan ini tidak mempunyai kepribadian yang kuat dan membebaskan kinerja anggotanya. Akibatnya anggota yang dipegang tidak mempunyai pegangan dan tujuan yang jelas. Anthony D‟Souza Gunawa, 2014:57 menjelaskan bahwa kepemimpinan sejati pada dasarnya mempunyai tiga sifat, yaitu; ennoble memaknai-mengilhami, ennable memampukan, dan empower memberdayakan. Tikno Lensufiie 2002:4-7 menjelaskan bahwa sebagai pemimpin harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu sebagai berikut; 1 Visi Pemimpin harus visioner agar mampu mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan pribadi serta tahu apa yang harus dilakukan. Pemimpin yang baik yaitu saling berbagi dan menjelaskan visi yaitu; refleksi diri, membuat visi, menyusun misi dan rencana kerja, mengkomunikasikan, dan mengkoordinasikan visi misinya, serta mewujudkan segalanya bersama dengan semua anggotanya. 2 Spirit 26 Pemimpin pasti harus memiliki semangat tinggi, daya juang, energi yang besar, dan mendorong anggotanya untuk berhasil bersama. 3 Karakter Seorang pemimpin harus memiliki karakter yang baik dan bisa diakui orang lain. Hal tersebut menjadikan pemimpin adalah teladan untuk diikuti anggotanya. 4 Integritas Integritas merupakan penyatuan diri pemimpin dengan apa yang diyakininya untuk dilakukan sepenuhnya. Pemimpin diharapkan memiliki integritas untuk meyakinkan pengikutnya tentang apa yang diyakininya baik. 5 Kapabilitas Pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan yang baik tentang hal-hal yang dihadapi. Pemimpin mampu peduli atas kemampuannya dalam membuat keputusan dan mengatur. Greenleaf Subarto Zaini, 2011:244 juga menjelaskan tentang pemimpin yang melayani servant leadership. Karakteristik pemimpin yang melayani servant leadership, yaitu sebagai berikut; a Mendengarkan dan merenungkan apa yang didengar. Mencoba memahami dirinya sendiri, aspirasi, dan nilai-nilai yang diyakininya b Adanya empati untuk mengerti orang lain, atau disebut memanusiakan manusia c Lebih sadar diri dan memiliki roh yang melayani d Adanya kemampuan untuk mempengaruhi orang lain secara persuasif 27 e Mampu berpikir secara konseptual Warren Bennis dan Butt Nanus 1995 Tikno Lensuffie, 2010:22 menjelaskan bahwa pemimpin yang baik seharusnya sebagai berikut; 1 Pemimpin yang baik bisa menarik pengikut bukan mendorongnya 2 Pemimpin mampu memberikan inspirasi 3 Pemimpin mampu merangsang pengikutnya untuk mencapai keberhasilan dengan cara memberikan tantangan, harapan, dan penghargaan atas ketercapaian tujuan 4 Pemimpin mampu memberdayakan pengikutnya, memberi mandat, dan tidak mengingkari atau memaksa dalam melakukan tindakan. Berdasarkan teori psikologi Sudarwan 2004:57 adanya potensi jiwa kepemimpinan seseorang bisa dipersiapkan secara khusus. Persiapan itu bisa melalui pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan perkembangan kepribadiannya, menjadi pemimpin bisa mempelajari subjek berupa ilmu pengetahuan, pengalaman di lingkungan terkait dengan ilmu kepemimpinan. Di sekolah, siswa mampu dididik dengan prinsip kepemimpinan yang membantu siswa bertanggungjawab atas kehidupan mereka, bekerja dengan oranglain secara efektif, dan melakukan hal yang benar meskipun tak seorang pun memperhatikan Corvey, 2009:14. Bennie E. Goodwin, seorang edukator kulit hitam Amerika juga mendukung adanya pendidikan kepemimpinan dengan ungkapan, “Meskipun calon pemimpin adalah yang dilahirkan, tetapi pemimpin yang efektif adalah yang digembleng” Piter, 2013: 5. 28 Tikno Lensuffie 2010:55 menjelaskan bahwa ada berbagai tahap dalam pembentukan sifat kepemimpinan dalam tahun awal kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut; a Tahap pertama Sejak hasil pembuahan, manusia sudah mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin, karena cikal bakal manusia terbentuk dari pembuahan sel telur dan sperma. b Tahap kedua Ketika bayi dilahirkan ke dunia nyata, bayi menangis karena keluar dari zona nyamannya menuju dunia asing yang berbeda ketika di dalam rahim. Pengalaman pertama itu, manusia sudah dilatih untuk menjadi seorang pemimpin. c Tahap ketiga Bayi dalam perkembangannya selalu belajar beradaptasi dengan lingkungannya. Secara naluriah pemimpin belajar untuk beradaptasi agar disukai sesamanya, dan tahu cara bersikap dan membawa diri, serta sadar bahwa dirinya berharga. d Tahap terakhir Dalam tahap terakhir bayi mulai belajar bergerak dengan kegagalan. Seorang pemimpin juga dilatih untuk belajar dari kegagalan. Berdasarkan beberapa teori di atas maka dapat di simpulkan bahwa seorang pemimpin yang baik mampu menjadi teladan, 29 bekerjasama, melayani dan berjiwa pemimpin. Untuk menjadi pemimpin tentu dapat diperoleh melalui proses pendidikan. Dalam hal ini tentu pendidikan kepemimpinan sebagai upaya mendidik generasi muda untuk menjadi pribadi kader pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi oranglain.

d. Keterkaitan Kebijakan Kepemimpinan dengan Kepemudaan