17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kebijakan tentang Pendidikan Kepemimpinan
a. Hakikat Kebijakan Pendidikan Kepemimpinan
Pendidikan kepemimpinan tentu berdasar pada sebuah kebijakan. Pendidikan kepemimpinan dalam sekolah Jesuit di SMA
Kolese De Britto Yogyakarta telah dilakukan sejak didirikan sekolah tersebut. Pendidikan kepemimpinan ini merupakan sebuah kebijakan
sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kebijakan Pendidikan dalam pandangan Rusdiana 2015:36 merupakan bagian
dari kebijakan publik yaitu kebijakan publik dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, kebijakan pendidikan adalah kebijakan yang
difokuskan untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa dalam bidang pendidikan, sebagai salah satu dari tujuan pembangunan
bangsa Indonesia secara keseluruhan. Kebijakan pendidikan di negara Indonesia selalu didasari tujuan dan cita-cita nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bamgsa yang tertera dalam pembukaan UUD 1945. Dalam UU No.20 Tahun 2003 pasal 5 ayat 5, juga
menjelaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
Tokoh Pendidikan Pemuda, Driyarkara Hasbullah, 2006:2 mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan pemanusiaan manusia
18
muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Berdasarkan tujuannya, Langeveld Barnadib, 2013:20 menjelaskan bahwa
pendidikan perlu diajarkan sampai anak mencapai kedewasaan secara jasmaniah dan rohaniah. Hal tersebut hampir sama dengan pendapat
Ahmad D. Marimba Hasbullah, 2006:3, yang menjelaskan bahwa pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidik untuk perkembangan jasmani maupun rohani sehingga terbentuk kerpibadian yang utuh. Unsur dalam pendidikan ini yaitu;
pendidik, pimpinan bimbingan, peserta didik, alat untuk mendidik, isi bimbingan. Terkait dengan ilmu pendidikan, Imam Barnadib
2013:9 menjelaskan bahwa lapangan ilmu pendidikan yaitu dalam pergaulan,
khususnya pada
orang dewasa
dalam masa
perkembangannya. Pendidikan merupakan proses membangun jiwa kepemimpinan
dalam diri peserta didik agar mampu berperan positif dalam lingkungan masyarakat. H.A.R. Tilaar 2008:19 mengungkapkan
bahwa salah satu makna dalam proses pendidikan yaitu pendidikan sebagai salah satu proses pemberdayaan. Hal tersebut telah
diamanahkan dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas. Pasal 3 Undang-undang
Sisdiknas menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
19
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab RI, 2003. Dalam pendidikan
nasional menjelaskan bahwa proses pendidikan yang diselenggarakan bangsa bertujuan dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan
watak kepribadian bangsa, memajukan kehidupan bangsa, serta mencapai tujuan nasional Hasbullah, 2006:122.
Berdasarkan teori dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa hakikat kebijakan pendidikan kepemimpinan adalah kebijakan dalam
usaha membentuk kepribadian manusia yang utuh secara jasmani dan rohani. Dalam rangka membentuk manusia yang utuh, maka
diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dalam pendidikan. Kebijakan mengenai pendidikan kepemimpinan bertujuan untuk
memperbaiki kualitas generasi bangsa khususnya bagi generasi muda.
b. Komponen-komponen Pendidikan