101
4. Hasil Penerapan Pendidikan Kepemimpinan dalam Sekolah Jesuit di
SMA Kolese De Britto Yogyakarta
Berdasarkan tujuan pendidikan Jesuit yang bersumber dari nilai spiritualitas Ignatius Loyola melalui berbagai strategi dan kerjasama dari
komponen yang ada di SMA Kolese De Britto terdapat hasil pendidikan kepemimpinan yang telah di terapkan. Berdasarkan dokumen SMA Kolese
De Britto dalam data terdapat acuan hasil pendidikan kepemimpinan untuk mendapatkan apresiasi yaitu best of the best award dan de britto award,
penjelasannya sebagai berikut; Kriteria best of the best award :
a. Tekun, setia, dan konsisten mengikuti ekstrakurikuler dari kelas X
b. Mempunyai kemampuan untuk memimpin
c. Tidak pernah melanggar tata tertib sekolah
d. Memiliki keseimbangan diri dalam mengolah sisi akademis dan
non-akademis Kriteria de britto award :
a. Memenuhi syarat-syarat 3C+1L
Tabel 15. Syarat-syarat 3C+1L
NO NILAI
DESKRIPSI 1.
Competence Mempunyai nilai di bidang akademis yang selalu meningkat di
atas KKM dan tidak pernah tinggal kelas. Mempunyai kompetensi di bidang nonakademis yang ditunjukkan melalui
kesetiaan, ketekunan, dan prestasi lomba yang diraih.
2. Conscience
Mempunyai prinsip yang teguh dan kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain, percaya diri, jujur, terbuka, dan
berkembang menjadi lebih baik. 3.
Compassion Mempunyai kepedulian kepada sesama dan lingkungan yang
ditunjukkan dengan aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan sekolah, kegiatan masyarakat, dan selalu berefleksi.
4. Leadership
Mempunyai kesanggupan dan pengalaman di berbagai bidang untuk terlibat aktif mengembangkan jiwa kepemimpinan.
102
b. Tidak pernah melanggar tata tertib sekolah
c. Aktif dalam berbagai kegiatan seperti presidium, young
catholic student YCS, kerja sosial, atau kegiatan lainnya.
Selain dengan bentuk apresiasi ada juga acuan untuk perkembangan pribadi siswa yaitu melalui rapor pengembangan diri. Rapor berisi hasil
pencapaian pengembangan diri baik dalam bidang akademis maupun nonakademis selama belajar di SMA Kolese De Britto. Rapor tersebut
dikelompokkan sebagai berikut: Tabel 16. Rapor Nilai Kepemimpinan
NO NILAI
KEPEMIMPINAN DESKRIPSI
1. Competence
Berisi capaian hasil pengembangan diri di bidang olah budi baik akademis maupun nonakademis dalam kejuaraan-
kejuaraan internal dan eksternal, misalnya olahraga, seni, sains, olimpiade sains nasional, orientasi profesi, seminar
jurusan, studi ekskursi.
2. Conscience
Berisi capaian hasil pengembangan diri di bidang olah rasa dan olah budi, misalnya terlibat di dalam tim kerohanian,
retret, pengembangan minat dan bakat di bidang seni seperti teater dan cheers.
3. Compassion
Berisi capaian hasil pengembangan diri di bidang olah kepedulian sosial, misalnya live-in sosial, bakti sosial,
pengolahan sampah sekolah, kebersihan sekolah, UKS, membantu karyawan saat pulang sekolah, memberikan
turorial sebaya.
4. Leadership
Berisi capaian hasil pengembangan diri di bidang olah kepemimpinan, misalnya terlibat aktif di dalam presidium,
kepanitiaan, pengurus kelas, latihan dasar kepemimpinan.
Data di atas memang sebagai acuan secara data, namun pada realitanya untuk mengukur hasil perkembangan dari pendidikan
kepemimpinan terlihat dalam tulisan hasil refleksi yang di lakukan oleh siswa. Untuk hasil sementara dengan adanya pendidikan kepemimpinan
103
juga mampu mendidik pola pikir siswa secara perlahan untuk menjadi pribadi yang lebih berjiwa pemimpin. Hal tersebut seperti di ungkapkan
oleh AP selaku kepala sekolah yaitu; “Sejauh ini ketika visi ditegaskan pada pemimpin yang melayani,
maka anak bisa menentukan pilihannya. Mereka bisa menentukan sikap untuk memilih masa depannya sesuai passion
nya.” APw070217
Hal senada juga di ungkapkan oleh FJ selaku pamong sekolah yang mempunyai wewenang dalam pendidikan kepemimpinan ini yaitu;
“Adanya kegiatan dengan planning dalam proses harian, ada yang menjalani perubahan drastis ada juga yang lambat. Yang awalnya
pemalu dan pendiam berbalik menjadi banyak bicara proaktif, yang tidak mudah adalah banyak yang dari luar Jogja jadi yang sulit dalam
pendidikan yaitu komunikasi dengan orangtua. Harapannya siswa menjadi memiliki pribadi yang utuh dan matang.
” FJ w020217 Pendapat ini juga diungkapkan oleh WK sebagai siswa SMA Kolese
De Britto yaitu; “Pengaruh yang paling jelas membuat aku lebih berpikir secara
kritis, melihat dan menganalisis masalah dari segala sudut pandang, menjadi lebih peduli dengan orang lain bukan egois tetapi melihat
banyak oranglain juga dalam hidup ini, dan aku bisa mengenali diriku lebih dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadiku luka-
luka batinku
.” WKw270117 Hal ini di pertegas oleh PD sebagai alumni yang telah mengalami
pendidikan kepemimpinan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta yaitu sebagai berikut;
“Kepribadian itu sangat berefek cukup baik bagi setiap siswa. Yang dulunya hanya menjadi pengikut, tetapi setelah berproses menjadi
lebih aktif mengoptimalkan pribadi kita. Dulu di sekolah De Britto ada siswa yng pendiam dan kurang bergaul, namun setelah lulus dan
104
kuliah kebanyakan di UGM dia bisa menjadi koordinator dan berani berproses dalam kegiatan kampusnya.
” PDw270117 Berdasarkan penjelasan dari beberapa pendidik dan peserta didik di
SMA Kolese De Britto Yogyakarta dapat di simpulkan bahwa setelah mengalami
proses pendidikan
kepemimpinan siswa
mengalami perkembangan. Hasil dari pendidikan kepemimpinan bukan hanya
berfokus pada acuan data yang telah di buat sekolah tetapi lebih mengolah kualitas perkembangan siswa.
Gb10. Bentuk Eksamen Siswa SMA De Britto Berdasarkan gambar di atas sebagai hasil dokumentasi dan observasi
peneliti menunjukkan bahwa perkembangan pribadi siswa menjadi hasil pendidikan kepemimpinan di SMA Kolese De Britto. Siswa lebih mampu
mengenali dirinya
sendiri dan
menentukan pilihan
serta mempertanggungjawabkan
pilihannya. Hasil
perkembangan dari
pendidikan kepemimpinan siswa dapat terlihat setelah siswa beradaptasi dengan masyarakat maupun sekolah lanjut.
105
C. Pembahasan