commit to user
1
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun belakangan ini banyak kita temukan karya terjemahan di toko-toko buku di Indonesia seperti teks ilmiah, non ilmiah ataupun karya sastra
berupa novel, puisi, legenda, cerita anak dan lain sebagainya. Hal ini merupakan kemajuan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Banyaknya karya terjemahan membuktikan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang menguasai bahasa asing. Kondisi ini juga membuktikan
semakin tingginya minat baca masyarakat akan karya-karya asing karena banyak karya terjemahan tersebut yang menjadi
best seller
seperti serial
Harry Potter
, Novel
The Davinci Code
dan lain-lain. Karya terjemahan tersebut berasal dari berbagai bahasa seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa
Prancis dan lain-lain. Akan tetapi mayoritas karya terjemahan yang sering kita jumpai dipasaran berasal dari bahasa sumber Bahasa Inggris
Kehadiran karya terjemahan ini memberikan banyak kontribusi kepada kajian penerjemahan di Indonesia. Banyak penelitian tentang penerjemahan sudah
dilakukan oleh para akademisi, baik penelitian tentang penerjemahan tulis
translation
ataupun penerjemahan lisan
Interpretation
. Penelitian tersebut ada yang difokuskan kepada proses penerjemahan dan ada juga yang difokuskan pada
produk atau karya terjemahan itu sendiri. Hasil dari penelitian penerjemahan ini dapat memberikan masukan positif bagi perkembangan ilmu penerjemahan dan
praktisi penerjemahan di Indonesia sehingga para penerjemah dapat menghasilkan
commit to user
2
karya terjemahan yang lebih baik dan lebih berkualitas untuk masa yang akan datang.
Menurut para ahli, penerjemahan merupakan suatu proses pengalihan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Menurut orang yang awam tentang ilmu
penerjemahan menerjemahkan merupakan pekerjaan yang mudah, cukup dengan bisa berbahasa sumber dan bisa berbahasa sasaran seseorang akan dapat
menerjemahkan. Akan tetapi untuk mereka yang mendalami ilmu penerjemahan dan mengerti seluk beluk penerjemahan akan mengatakan bahwa menerjemah itu
sulit. Semakin dalam seseorang memahami ilmu penerjemahan maka semakin takut dia menerjemahkan namun akan semakin bagus terjemahannya. Hal ini
disebabkan banyaknya faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan penerjemahan, mulai dari aspek kemampuan berbahasa, tata bahasa, atau aspek
linguistik, non-linguistik, kompetensi budaya, dan kompetensi penerjemahan itu sendiri. Selain itu mempertimbangkan siapa pembaca sasaran dan apa tujuan
penerjemahan juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam menerjemah.
Penerjemahan berperan penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar sumber informasi ditulis dalam
bahasa asing yang sama sekali berbeda dengan Bahasa Indonesia. Selain itu perbedaan kebutuhan dan kepentingan setiap orang juga membuat penerjemahan
menjadi penting. Indonesia sebagai negara berkembang sangat tergantung pada sumber informasi tersebut sehingga suka atau tidak suka kita harus dapat
menguasai bahasa pengantar dari informasi yang kita butuhkan agar kita tidak
commit to user
3
tertinggal semakin jauh dari bangsa yang sudah maju. Namun, sampai sekarang masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menguasai bahasa pengantar
dari sumber informasi yang mereka inginkan. Untuk inilah diperlukan jembatan yang dapat menghubungkan masyarakat dengan informasi yang mereka butuhkan.
Salah satu jembatan tersebut adalah penerjemah. Seorang penerjemah dibutuhkan untuk menerjemahkan informasi yang ditulis dalam bahasa asing kedalam bahasa
yang dimengerti oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat memahami dan menggunakan informasi tersebut dalam berbagai aspek kehidupan.
Novel merupakan salah satu jenis teks atau bacaan yang sudah banyak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Novel-novel tersebut ada yang berupa
kisah nyata dan ada juga yang berupa khayalan penulis belaka. Membaca novel dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka yang gemar membaca karena
dari membaca banyak hal yang bisa didapat oleh seseorang seperti pengetahuan budaya bangsa lain, gaya hidup, kebiasaan dan lain-lain. Bahkan sering kita
mendengar bahwa lebih asyik membaca novelnya daripada menonton filmnya untuk novel-novel yang sudah difilmkan. Akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan
untuk membaca juga tidak mudah. Untuk pembaca yang tidak punya akses kedalam bahasa sumber atau tidak bisa memahami bahasa asing cenderung
memilih novel terjemahan untuk dibaca. Dengan demikian mereka tetap dapat memperoleh pengetahuan mengenai berbagai hal yang mereka butuhkan. Novel,
sebagai salah satu karya sastra juga mempunyai pembaca sasaran yang berbeda seperti adanya novel khusus untuk orang dewasa, semua umur, dan anak-anak.
Proses penerjemahan untuk berbagai target pembaca pun membutuhkan
commit to user
4
penerapan teknik yang berbeda dan harus mempertimbangkan bahasa yang digunakan, gender, tingkat kesulitan bahasa, dan lain sebagainya.
Biasanya seseorang yang membutuhkan jasa seorang penerjemah akan memberikan beberapa instruksi atau yang lebih dikenal dengan
translation brief
kepada penerjemah berkaitan dengan teks yang akan diterjemahkan seperti untuk siapa terjemahan ini ditujukan, latar belakang pembaca, dan lain sebagainya.
Apabila orang yang membutuhkan jasa penerjemah tidak memberikan instruksi atau penjelasan maka penerjemah harus menanyakan hal tersebut kepada
konsumennya. Hal ini berguna untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan dalam karya terjemahan karena berbeda target pembaca dan
latar belakang pembaca dapat mempengaruhi teknik yang digunakan dalam penerjemahan. Karya terjemahan yang diperuntukkan untuk pembaca umum
membutuhkan penerapan teknik yang berbeda dengan karya terjemahan yang ditujukan untuk pembaca khusus. Untuk pembaca umum semua istilah ataupun
konsep-konsep dari bidang tertentu harus diterjemahkan atau dijelaskan sementara untuk pembaca khusus yang sudah mempunyai latar belakang bidang tertentu
tidak semua istilah harus diterjemahkan. Nababan 2008:22 mengatakan bahwa, “Apabila suatu terjemahan ditujukan kepada para pembaca yang bukan ahli dalam
suatu disiplin ilmu yang diterjemahkan, penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan atau
menghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber”. Begitu juga dalam hal penerjemahan karya sastra, penerjemah harus
mempertimbangkan berbagai hal sebelum menerjemahkan. Untuk penerjemahan
commit to user
5
cerita yang ditujukan kepada anak-anak atau yang juga disebut sastra anak penerjemah
hendaknya menggunakan
kalimat-kalimat yang
sederhana, meminimalisir penggunaan istilah asing dan jumlah kata dalam satu kalimat tidak
terlalu banyak. Hal ini ditujukan agar cerita terjemahan mudah dimengerti oleh pembaca anak-anak.
Newmark, 1988:5 mengatakan bahwa penerjemahan merupakan “
rendering the meaning of a text into a nother language in the way that the a uthor intended the text
”. Definisi tersebut mengandung arti bahwa penerjemahan ialah penyampaian makna dari suatu teks bahasa ke bahasa lain sesuai dengan maksud
penulis teks aslinya. Di sini dapat kita lihat salah satu faktor penyebab sulitnya menerjemah adalah penerjemah harus mempunyai pikiran yang setidaknya
mendekati sama dengan apa yang dimaksud penulis teks yang akan diterjemahkan. Sementara penerjemah tidak dapat dengan leluasa berkomunikasi
secara langsung dengan penulisnya karena berbagai alasan, seperti sulitnya bertemu dengan penulis teks sumber yang disebabkan perbedaan negara tempat
tinggal antara penulis teks bahasa sumber dengan penerjemah, adanya penulis teks sumber yang sudah meninggal dan lain sebagainya.
Berdasarkan alasan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penerjemahan cerita anak karena bagaimanapun juga penerjemahan
cerita anak membutuhkan latar belakang pemahaman dan keahlian tertentu terutama yang berkaitan dengan dunia anak-anak, faktor psikologis anak-anak dan
bagaimana mengeksplorasikan imajinasi-imajinasi yang terdapat dalam cerita anak. Hal inilah yang memberikan perbedaan penerjemahan cerita anak dengan
commit to user
6
dengan penerjemahan yang ditujukan untuk pembaca dewasa. Penelitian ini mengkaji mengenai teknik, metode, dan ideologi pada terjemahan cerita anak
dalam buku serial Erlangga
for Kids
kemudian menganalisis tingkat kesepadanan makna akibat pemilihan atau penerapan teknik tersebut.
Buku cerita anak ini merupakan
bilingual book
atau buku dwi-bahasa yang di dalamnya terdapat cerita dalam bahasa Inggris dan terjemahannya langsung
dalam bahasa Indonesia. Penulis tertarik untuk meneliti cerita anak ini karena menurut pihak Toko buku Gramedia sebagai penjual, cerita anak ini sangat
diminati oleh anak-anak sehingga laris terjual. Para orang tua membelikan anak- anak mereka buku cerita ini karena dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan anak-anak. Selain itu buku cerita anak ini juga dapat menambah pengetahuan anak-anak terhadap kosa kata Bahasa Inggris. Buku cerita ini juga
dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak karena dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik sehingga tidak membosankan untuk
dibaca. Di samping itu penelitian tentang terjemahan karya sastra seperti novel sudah banyak dilakukan akan tetapi yang berhubungan dengan penerjemahan
cerita anak masih sedikit. Buku
bilingual
ini pada umumnya dibaca oleh anak usia SD di Indonesia, sedangkan untuk negara asalnya yaitu Inggris buku ini ditujukan untuk anak usia
pra-sekolah. Akan tetapi hal yang sama tidak dapat diterapkan di Indonesia. Anak- anak usia pra-sekolah belum akan dapat mengerti tentang cerita yang terdapat
dalam buku ini melainkan kalau dibacakan dan dijelaskan apa maksud yang
commit to user
7
terkandung dalam buku cerita ini oleh orang tua mereka. Hal ini disebabkan bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu untuk masyarakat Indonesia.
Penulis mengambil enam buah cerita anak yang ditulis oleh berbagai penulis namun diterjemahkan oleh dua orang penerjemah yang diterbitkan oleh
penerbit Erlangga yang merupakan percetakan yang bergerak dalam penerbitan buku-buku sekolah.
Dalam menerjemahkan
cerita anak
seorang penerjemah
harus mempertimbangkan usia pembaca, karena berbeda usia akan berbeda pula tingkat
penguasaannya akan bahasa. Anak usia 6 – 9 tahun yang baru duduk di bangku kelas 1-3 SD akan berbeda tingkat penguasaan bahasanya dengan anak yang
sudah duduk dibangku kelas 4-6 SD. Untuk itu diperlukan perhatian yang khusus dalam menerjemahkan cerita untuk anak-anak usia tersebut.
1.2 Pembatasan Masalah