Mengkaji Dokumen Memberikan kuesioner kepada informan

commit to user 55 dengan metode interaktif yang meliputi wawancara mendalam, observasi berperan, dan focus group discussion . Yang kedua adalah metode non-interaktif yang meliputi kuisioner, mencatat dokumen atau arsip content a nalysis , dan observasi tak berperan. Untuk itu teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.3.1. Mengkaji Dokumen

Dokumen tertulis dan arsip merupakan merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Menurut Yin 1987 dalam Sutopo 2006:81, mengkaji dokumen disebut juga sebagi content analysis, yang merupakan cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Dalam melakukan teknik ini perlu disadari bahwa peneliti bukan sekadar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga makna tersiratnya. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh gambaran teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah. Kajian dokumen pada penelitian ini difokuskan pada terjemahan cerita anak serial Erlangga for Kids, berhubung bukunya merupakan bilingual sehingga penulis tinggal membandingkan Bsu dengan terjemahannya atau Bsa berkaitan dengan teknik penerjemahan, metode dan ideologi yang digunakan oleh penerjemah, kemudian menganalisis kualitas terjemahan berdasarkan keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan

3.3.2. Memberikan kuesioner kepada informan

Sutopo 2006:81 menyatakan bahwa kuesioner merupakan daftar pertanyaan untuk pengumpulan data dalam penelitian yang dapat dilakukan secara commit to user 56 lisan dan tulisan. Dalam penelitian ini disusun kuesioner secara tertulis yang dan diberikan kepada informan sebagai responden dan setelah diisi jawabannya kemudian dikirim kembali kepada pengumpul data atau penelitinya. Cara ini sering disebut dengan teknik angket. Cara ini banyak dilakukan karena dapat memperoleh data yang banyak dalam waktu yang singkat sehingga sangat menguntung dalam hal waktu dan biaya. Kuesioner dalam penelitian ini dirancang dengan memberikan pertanyaan yang bersifat terbuka open-ended questionnaire dalam artian pada setiap pertanyaan diberikan alternatif jawaban namun pada bagian bawahnya selalu diberikan ruang yang cukup untuk memberikan kesempatan pada informan untuk menuliskan alasan mengapa ia menjawab demikian atau hal-hal lain yang mungkin penting yang berkaitan dengan masalah yang ditanyakan atau yang ingin diutarakan Sutopo, 2006:82. Pada penelitian ini tujuan dari pemberian kuesioner adalah untuk melihat kualitas karya terjemahan berdasarkan faktor keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Dengan demikian kuesioner yang diberikan berupa instrument untuk menghimpun data yang terkait tingkat keakuratan dan keberterimaan karya terjemahan. Sedangkan untuk keterbacaan karya terjemahan penulis tidak memberikan kuesioner karena informan yang dituju adalah anak-anak usia sekolah dasar tepatnya mereka yang duduk dibangku kelas 3 tiga dan 4 empat. Untuk melihat faktor keterbacaan ini penulis memberikan beberapa buku cerita anak tersebut kepada 5 lima orang anak kemudian meminta mereka kembali commit to user 57 untuk menceritakan isi dari cerita yang dimaksud, setelah itu penulis memberikan beberapa pertanyaan terkait cerita yang sudah mereka baca. Kuesioner pertama bertujuan untuk menghimpun data terkait keakuratan pesan berdasarkan teknik yang digunakan. Kuesioner ini diberikan kepada rater sesuai dengan kualifikasi yang sudah disebutkan sebelumnya. Skala dan indikator yang digunakan dalam instrumen ini diadaptasi dari Nagao. Tsujii dan Nakamura dalam Nababan 2004:61 namun sudah dimodifikasi, seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4. Skala dan Indikator Penilaian Tingkat Keakuratan Terjemahan Skala Indikator 3 Pesan dalam kalimat bahasa sumber tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Kalimat bahasa sasaran jelas dan tidak perlu ditulis ulangrevisi 2 Pesan dalam kalimat bahasa sumber belum tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Terdapat beberapa masalah dengan pilihan kata dan hubungan antar frase, klausa dan elemen kalimat sehingga perlu direvisi. 1 Pesan dalam kalimat bahasa sumber tidak diterjemahkan sama sekali ke dalam bahasa sasaran, misalnya, dihilangkan. Kuesioner kedua berupa instrument untuk menghimpun data terkait tingkat keberterimaan accepta bility teks terjemahan yaitu: Tabel 5. Skala dan Indikator Tingkat Keberterimaan Terjemahan Skala Indikator 3 a. Bahasa yang digunakan pada terjemahan sesuai dengan aturan penggunaan bahasa sasaran bahasa Indonesia, pilihan kata telah biasa dipakai saat ini, sesuai untuk ukuran usia anak-anak khususnya tingkat sekolah dasar b. Terjemahan istilah terasa wajar dan tidak seperti hasil terjemahan. commit to user 58 2 a. Bahasa yang digunakan pada terjemahan kurang sesuai dengan aturan bahasa sasaran tata bahasa Indonesia. Demikian pula, pilihan kata kurang sesuai untuk usia anak-anak sehingga agak susah untuk dimengeri b. Ada beberapa kata atau frasa dalam terjemahan yang tidak wajar. 1 a. Bahasa yang digunakan pada terjemahan sama sekali tidak sesuai dengan aturan penggunaan bahasa sasaran tata bahasa Indonesia. b. Terjemahan istilah sama sekali tidak wajar.

3.3.3. Wawancara