commit to user
24
pembedaan jender yang merendahkan wanita dalam tataran kebahasaan Machali, 2000:124.
Secara sosiolinguistik hal ini juga disadari bahwa dalam masyarakat terbentuk suatu streotipe bahwa wanita cenderung memperoleh atribut lemah,
penurut, pasif. Bahkan jika dilihat di kamus beberapa imej negatif juga lebih banyak dilekatkan pada wanita. Sementara laki-laki cenderung memperoleh
atribut perkasa, aktif, pengambil inisiatif dan sederet imej positif lain. Pandangan yang terbentuk dalam masyarakat tersebut berbeda untuk masing-masing budaya.
Kemudian ada juga yang dinamakan ideologi agama. Teks yang mencederai agama sering ditolak oleh masyarakat. Perbedaan ideologi ini
biasanya muncul pada teks yang bersinggungan dengan kepercayaan dan agama. Seperti tulisan Salman Rushdie “
Satanic Verses
” tidak akan diterima jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Selain itu, ideologi agama
religious idelogy
juga mewarnai bentuk terjemahan yang berfungsi dalam keagaaman. Misalnya, Nida Taber 1982
dalam Venuti, 1995:21. cenderung mendukung ideologi domestikasi karena bertujuan keberterimaan dan kepahaman pembaca terhadap Alkitab sebagai teks
sakral. Hal yang sama juga dipercayai oleh teolog Prancis, Francis I yang menolak terjemahan literal Kitab Perjanjian Lama.
2.1.1.5. Metode Penerjemahan
Metode atau
method
dalam
Cobuild English Dictionary
berarti ”
particular way of doing something”
. Sementara itu Molina and Amparo 2001:507 menyatakan “
Translation method refers to the way a particular translation
commit to user
25 process is carried out in terms of the translators objective, i.e a global option that
effect the whole text.”
Berdasarkan kamus dan pendapat kedua ahli tersebut dapat diartikan bahwa metode penerjemahan merupakan pilihan cara penerjemahan
pada tataran global yang terjadi dalam proses penerjemahan dan mempengaruhi teks secara keseluruhan terkait dengan tujuan penerjemah.
Berhubungan dengan metode penerjemahan ini, Newmark 1988:45 memberikan sebuah bentuk diagram V yang menggambarkan hubungan antara
metode penerjemahan dengan ideologi yang memayungi metode-metode tersebut. Berikut adalah bentuk diagram V yang diajukan oleh Newmark :
SL Emphasis TL Emphasis
Word for word tr anslation Ada ptation Liter al Translation Free tra nslation
F aithfull Translation Idiomatic Tra nslation Semantic Tr anslation Communicative Tra nslation
Gambar 2. Metode Penerjemahan Newmark, 1988:45
Dari diagram V diatas yang menggambarkan delapan metode penerjemahan yang pada dasarnya menganut dua ideologi penerjemahan yaitu
empat metode yang terletak di sebelah kiri merupakan metode yang cenderung mempertahankan bentuk bahasa sumber
foreignization
sedangkan empat metode yang di sebelah kanan merupakan metode yang cenderung kearah bahasa sasaran
domestication
. Berikut penjelasan mengenai delapan metode penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark melalui diagram V nya.
1.
Word for wor d tra nslation
Penerjemahan kata demi kata Penerjemahan kata demi kata merupakan penerjemahan yang masih terikat
pada struktur Bsu tanpa penyesuaian sedikitpun terhadap struktur Bsa. Nababan
commit to user
26
2008:31 menyatakan bahwa dalam menerjemahkan, penerjemah hanya mencari padanan kata Bsu dalam Bsa tanpa mengubah susunan kata dalam terjemahannya.
Susunan kata dalam kalimat Bsa sama persis dengan susunan kata yang terdapat dalam kalimat Bsu. Metode ini bisa diterapkan apabila kedua bahasa memiliki
kaidah dan struktur bahasa yang sama. Akan tetapi sangat tidak cocok apabila diterapkan dalam menerjemahkan teks bahasa Inggris kedalam Bahasa Indonesia
karena kedua bahasa tesebut berbeda baik dalam kaidah maupun strukturnya. Akan tetapi masih menurut Newmark 1988:45 “
The main use of word-for-word translation is either to understand the mecha nics of the source language or to
construe a difficult text as a pre-translation pr ocess”
. Metode ini berguna bagi seseorang yang ingin memahami struktur Bsu atau menguraikan teks yang sulit
sebagai salah satu tahap sebelum menerjemahkan. Adapun contoh dari penerjemahan ini dapat dilihat sebagai berikut:
Bsu :
a. I don’t have my eye on you b. I’ve alrea dy buried my eye
Bsa :a. Saya tidak mempunyai mata pada mu
b. Saya telah mengubur mataku Dari dua contoh di atas dapat kita lihat bagaimana penerjemahan kata demi kata
akan terasa tidak bermakna
mea ningless
bagi pembaca karya terjemahan karena ide atau gagasan yang terdapat dalam teks sumber tidak bisa dipahami oleh
pembaca. 2.
Literal Tr anslation
Penerjemahan Harfiah Pada metode penerjemahan ini penerjemah mengubah struktur kalimat.
Bsu kedalam Bsa dengan mendekati sepadan. Metode ini juga merupakan “
pre-
commit to user
27 translation process
” dengan alasan untuk menrjemahkan kalimat yang panjang dan sulit pada awalnya penerjemah menerjemahkan Tsu secara kata demi kata
kemudian terjemahan tersebut disesuaikan dengan susunan kata dalam Tsa namun kata-kata dan gaya bahasa dalam Tsu masih dipertahankan dalam Tsa. Contoh
penerjemahan yang menerapkan metode ini adalah sebagai berikut: Bsu
:
Nowa days television pla ys a significant role not only in a social a nd political life, acting a s a tool for spreading information a nd for ming
people’s mentality, but also in the everyday life of individuals as a source of entertainment
. Jurgita Venckute, Lithuania Bsa
:Sekarang ini televisi memegang peran penting, tidak hanya dalam kehidupan sosial dan politik sebagai alat penyebaran informasi dan
pembentukan mentalitas masyarakat tetapi juga dalam kehidupan sehari- hari sebagai sumber hiburan.
3.
Faithful Translation
Penerjemahan Setia Penerjemahan setia merupakan metode penerjemahan yang mencoba untuk
setia terhadap maksud dari penulis teks bahasa sumber. Penerjemahan ini dilakukan sebisa mungkin untuk mempertahankan aspek bentuk seperti dalam teks
puisi, aspek format seperti dalam teks hukum sehingga pembaca masih secara lengkap melihat kesetiaan pada segi bentuknya. Hoed 2006:57 mengatakan
bahwa tujuan melakukan penerjemahan dengan metode ini antara lain untuk memperkenalkan metafora asing, ungkapan dan istilah baru guna mengisi
kekosongan ungkapan dan istilah dalam bahasa sasaran. Berikut merupakan contoh dari penerjemahan yang menggunakan metode penerjemahan setia
faithfull translation
. Bsu
:
Ben is too well a ware that he is na ughty
Bsa : Ben menyadari terlalu baik bahwa ia nakal
commit to user
28
Contoh di atas memperlihat bahwa kalimat terjemahan atau Bsa maknanya sangat dekat dengan teks Bsu namun masih terasa kaku. Akan lebih wajar apabila dipoles
lagi menjadi “Ben sangat sadar bahwa ia sangat nakal”. Di sini terjadi pergeseran bentuk dari frase
too well
menjadi “sangat” dan pergeseran nuansa makna penyangatan yang terkandung dalam frase
too well
tersebut. 4.
Sema ntic Tra nslation
Penerjemahan Semantik Penerjemahan semantik masih merupakan metode penerjemahan yang
berorientasi pada Bsu namun metode ini agak lebih luwes daripada penerjemahan setia. Newmark 1988:46 mengatakan:
Semantic translation must take more account of the aesthetic value that is, the beautiful and natural sound of the SL text, compromising on
‘meaning’ where appropriate so thatno assonance, word play or repetition jars in the finished version. It may translate less important cultural words
by culturally functional terms but not by cultural equivalents and it may make othe small concessions to the readership. It is more flexible
Dari pernyataan tersebut dapat diambil simpulan bahwa penerjemahan
semantik harus mempertimbangkan unsur estetika Tsu dengan tetap memperhatikan makna, seperti dalam teks ilmiah yang biasanya berbagai istilah
sesuai dengan bidang ilmunya yang harus dipertahankan secara tepat segi semantisnya agar tidak terjadi salah penafsiran. Seperti istilah yang terdapat dalam
bidang IT, komputer yang apabila tetap diterjemahkan akan terasa asing dan tidak bermakna.
5.
Ada ptation
Metode adaptasi merupakan metode penerjemahan paling bebas karena latar belakang budaya, konteks sosial dan nama tokoh, tema, alur dan lain
sebagainya dari sebuah karya sastra dapat diubah sesuai dengan keadaan Bsa.
commit to user
29
Contoh ini dapat kita lihat pada film yang diproduksi di Amerika dengan judul
“ Pride and Preujdice”
yang berlatar belakang budaya Amerika diadaptasi oleh orang India dan diproduksi ulang dengan judul “
Bride and Prejudice”
. Dalam film ini semua hal sudah berubah, baik tokohnya, alurnya, dan temanya karena
adanya penyesuaian dengan budaya India. Hoed 2006:56 mengatakan bahwa pada penerjemahan yang memakai metode adaptasi nama jenis binatang seperti
ruba h
yang merupakan binatang Eropa dapat diganti dengan
kancil
yang merupakan binatang khas Indonesia walaupun kedua binatang tersebut
mempunyai sifat licik yang berbeda. Nama orang seperti Thomas juga dapat diubah menjadi Tono sesuai dengan latar belakang budaya Indonesia.
6.
Free Tr anslation
Penerjemahan Bebas Pada metode penerjemahan jenis ini memberikan penerjemah kebebasan
dalam menerjemahkan Tsu ke Tsa walaupun masih dalam batasan tertentu, dengan maksud bahwa penerjemah tidak memiliki kebebasan dalam memodifikasi
karya asli seperti penyesuaian budaya. Newmark 1988:46
“ Free translation reproduces the matter without the manner, or the content without the form of the
original. Usually it is a para phra se much longer than the original a so-called ‘intralingual tra nslation’, often pr olix a nd pretentious, a nd not translation at all.
” Metode penerjemahan kata demi kata dan metode penerjemahan harfiah
dianggap sebagai langkah awal penerjemahan Nababan, 2008:32. Sementara itu, penerjemahan bebas mungkin diawali dengan menerjemahkan kata demi kata
kemudian penerjemah menyesuaikan susunan kata dalam kalimat terjemahannya yang sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran.
commit to user
30
Bsu :
Nowa days television plays a significant role not only in a social and political life, acting a s a tool for spreading information a nd for ming
people’s mentality, but also in the everyday life of individuals as a source of entertainment
. Jurgita Venckute, Lithuania Bsa
:Peran televisi dewasa ini sebagai alat penyampai informasi, pembentukan mental sekaligus sarana hiburan bagi masyarakat
7.
Idiomatic Tra nslation
Penerjemahan idiomatik Pada penerjemahan idiomatik ini penerjemah berusaha untuk mengalihkan
pesan dari teks asli tetapi nuansa maknanya cenderung sedikit menyimpang. Biasanya hal ini dilakukan melalui penggunaan kolokasi dan idiom yang tidak
ditemukan di dalam teks sasarannya. Bsu
: a. The House of Commons
ha s 650 members of parlia ments who each represent the particular part of the country.
b.
I’ll do it wih my head
Bsa : a. Majelis Permusyawaratan Rakyat memiliki 650 anggota parlemen
yang masing-masing dari mereka mewakili daerah tertentu. b. Saya akan melakukannya dengan cara yang saya anggap pantas
8.
Communicative Tra nslation
Penerjemahan Komunikatif Metode penerjemahan ini lebih menekankan efek yang ditimbulkan
kepada pembacanya. Penerjemahan ini sangat memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam Bsu dan Bsa seperti budaya dan penulis teks asli sehingga tidak
menimbulkan kesulitan dalam membaca terjemahannya. Newmark 1988:47 “
Communicative translation attempts to render the exact contextual meaning of the original in such a way that both content and language are readily acceptable
and comprehensible to the rea der ship”
. Metode penerjemahan ini biasanya sering kita temukan dalam penerjemahan brosur, pengumuman ataupun tulisan popular.
commit to user
31
Sementara itu Larson 1991:16 yang menyebut metode penerjemahan dengan jenis penerjemahan hanya membaginya menjadi dua bagian yaitu
penerjemahan harfiah dan penerjemahan idiomatis. 1.
Penerjemahan yang berdasarkan bentuk berusaha mengikuti bentuk bahasa sumber dan dikenal dengan sebutan penerjemahan harfiah.
2. Penerjemahan yang berdasarkan makna berusaha menyampaikan
makna teks bahasa sumber dengan bentuk bahasa sasaran yang wajar. Penerjemahan semacam ini disebut penerjemahan idiomatis.
Akan tetapi dalam praktiknya Larson memberikan skala untuk dua jenis penerjemahan ini yang dimulai dengan penerjemahan sangat harfiah, harfiah,
harfiah yang disesuaikan, campuran, acak, mendekati idiomatis, idiomatis, dan terlalu bebas.
2.1.1.6. Teknik Penerjemahan