commit to user
44
dengan
accuracy-rating instrument
dan
readability-rating instr ument
. Masing- masing cara ini diberikan skala dan indikatornya.
Dari pernyatan-pernyataan para ahli dapat disimpulkan bahwa penilaian kualitas suatu karya terjemahan melibatkan tiga komponen yakni kekuratan
accuracy
, keterbacaan
rea dibility
dan keberterimaan
accepta bility.
2.2.1 Keakuratan accuracy
Keakuratan adalah ketepatan penyampaian pesan dari Bsu ke Bsa. Seperti yang dinyatakan oleh Nababan 2004: 61 bahwa keakuratan terjemahan
berhubungan dengan seberapa jauh isi, makna ataupun pesan yang terdapat dalam teks Bsu tersampaikan dengan benar dalam Bsa.
2.2.2 Keterbacaan Teks Readability
Keterbacaan
readability
teks menurut Richard et al dalam Nababan 2008: 62 adalah ‘
how ea sily written materials can be rea d a nd understood’
. Sedangkan Sakri berpendapat bahwa keterbacaan adalah derajat kemudahan
sebuah tulisan untuk dipahami maksudnya. Dari kedua definisi itu tersirat bahwa faktor pembaca menjadi penentu tingkat keterbacaan suatu teks.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan suatu teks, Richard et al dalam Nababan 2008: 63 menyebutkan antara lain panjang
rata-rata kalimat, jumlah kata-kata baru, dan kompleksitas gramatikal dari bahasa yang digunakan. Sementara itu Nababan 2008:68 menambahkan beberapa
faktor lain dalam keterbacaan yaitu: a.
Penggunaan kata-kata baru
commit to user
45
Kata baru adalah kata yang tidak lazim atau bahkan asing bagi pembaca sebuah teks. Hal ini akan mengakibatkan keterbacaan teks menjadi
rendah. b.
Penggunaan kata asing dan daerah Saat ini sering sekali kata asing atau daerah yang muncul dalam berbagai
teks bahkan dalam surat kabar ataupun majalah. Hal ini akan membuat pembaca kebingungan ketika mereka tidak mengetahui apa yang
dimaksud dengan kata asing atau daerah tersebut. c.
Penggunaan kalimat bahasa asing Penggunaan kalimat asing kadang-kadang muncul pada sebuah teks,
terutama pada cerita pendek ataupun novel yang biasanya menunjukkan suatu lokasi dimana terjadinya sebuah percakapan ataupun dengan siapa
percakapan tersebut berlangsung. Sebagai contoh ketika diceritakan seseorang yang pergi ke suatu negara untuk menimba ilmu lalu terjadi
suatu percakapan dalam bahasa negara tersebut. Tentu saja pembaca tidak mampu untuk memahami kalimat asing tersebut.
d. Penggunaan kata taksa,
Kata taksa adalah kata yang memiliki lebih dari satu makna. Kalimat ‘
The truck driver stopped at the pub a nd drained the dra gon’
akan mengakibatkan dua makna yang berbeda yaitu, ‘Supir truk tersebut
berhenti di pub dan mengeringkan radiatornya’ atau ‘Supir truk tersebut berhenti di pub dan pergi ke toilet’. Karena ‘
drained the dr agon
adalah
commit to user
46
idiom yang dipakai di Australia yang merupakan ‘
euphemism’
penghalusan kata untuk kata ‘
toilet’
buang air kecil. e.
Penggunaan kalimat tidak lengkap Kalimat lengkap menunjuk pada unsur-unsur kalimat seperti subjek,
predikat, objek dan keterangan. Jika salah satu unsur tersebut tidak terdapat dalam satu kalimat maka kalimat tersebut bisa dikatakan kalimat
tidak lengkap. Jika hal ini terjadi akan mengakibatkan kesulitan bagi pembaca untuk memahami pesan yang dimaksudkan oleh penulis.
f. Panjang rata-rata kalimat
Panjang rata-rata kalimat menunjuk pada jumlah rata-rata kalimat dalam suatu teks. Namun tidak semua kalimat yang panjang selalu sulit
dipahami atau sebaliknya kalimat pendek juga belum tentu mudah dipahami. Hal ini tergantung pada pemahaman pembaca dalam setiap
makna kata pada kalimat tersebut. g.
Alur pikiran yang tidak runtut dan tidak logis Kadang-kadang teks Bsu yang akan diterjemahkan belum tentu memiliki
kalimat atau paragraf yang baik dilihat dari sisi gramatikal dan juga tidak memiliki alur pikiran yang tidak runtut sehingga hal ini akan
mengakibatkan kesulitan untuk dipahami. h.
Penggunaan kalimat kompleks Penggunaan kalimat kompleks juga akan menentukan tinggi rendahnya
tingkat keterbacaan suatu teks karena kalimat kompleks memiliki lebih dari satu gagasan yang dirangkum dalam satu kalimat.
commit to user
47
2.2.3 Keberterimaan