59
Tabel 4. Data Hasil Bejalar Siswa Siklus I No
Data hasil belajar Keterangan
1.
Nilai total 1250
2. Rata-rata
73,82
3. Nilai tertinggi 55
4.
Nilai terendah 80
5.
Jumlah siswa yang tuntas 6
6. Jumlah siswa yang belum tuntas 11
7. Persentase siswa yang tuntas
35,29
8. Persentase siswa yang tidak tuntas
64,70 Berdasarkan tabel 6. dapat dibaca nilai rata-rata dari tes
hasil belajar pada siklus I adalah 73,82. Dari data tes hasil belajar ada 6 orang siswa 35,29 yang tuntas dan 11 orang siswa 64,70
yang tidak tuntas. Perbandingan nilai tes sebelum siklus I dan nilai tes hasil
belajar siklus I dapat dibaca pada tabel 7.
Tabel 5. Perbandingan Tes Hasil Belajar Pra Tindakan dan Siklus I
No Data Hasil Belajar
Pra Tindakan
Siklus I 1.
Nilai Total 1184
1250
2. Rata-Rata
69,64 73,82
3. Nilai Tertinggi
50 55
4.
Nilai Terendah 80
80
5. Jumlah Siswa Yang Tuntas
4 6
6. Jumlah Siswa Yang Belum
Tuntas 13
11
7. Persentase Siswa Yang Tuntas
23,52 35,29
8.
Persentase Siswa Yang Belum Tuntas
76,47 64,70
Berdasarkan tabel 7. dapat dibaca dari pra tindakan ke siklus I mengalami peningkatan hasil belajar. Nilai rata-rata hasil belajar
pada pra tindakan 69,64 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pada
60 siklus I mengalami peningkatan yaitu mencapai 73,82. Jumlah siswa
yang tuntas belajarnya juga mengalami peningkatan yaitu dari 4 orang siswa 23,52 menjadi orang siswa 35,29. Data tes
hasil belajar selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 6 halaman 89.
Untuk lebih jelasnya perbandingan ketuntasan hasil belajar pratindakan dan siklus I disajikan dalam bentuk diagram dibawah
ini
Gambar 2. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Tindakan dan Siklus I
Berdasarkan gambar 2. dapat menunjukan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dari pra tindakan ke siklus I,
pada pra tindakan tuntas 23.52 meningkat menjadi 35,29 pada siklus I. tidak tuntas pra tindakan 76,47 menjadi 64,70 pada
siklus I. Berdasarkan data di atas maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.
61 4.
Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti selaku observer beserta
observer lain dan juga dengan guru selaku pelaksana pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang menunjukan bahwa kerja sama
dalam kelompok belum optimal dan beberapa siswa masih sibuk main sendiri serta tes hasil belajar belum memenuhi kriteria
keberhasilan maka, dilakukan perbaikan untuk siklus kedua yaitu dengan menyesuaikan jumlah siswa tiap kelompok menjadi empat
orang. Dan memberikan tugas kepada masing-masing anggota kelompok. Guru memberikan bimbingan kepada masing-masing
kelompok secara efektif.
b. Siklus II
1. Perencanaan
Dalam perencanaan tindakan ini guru sebagai pelaksana pembelajaran peneliti sebagai pengamat dan membantu guru dalam
kegiatan kelompok siswa. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh satu orang teman observer. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan dalam rencana tindakan yaitu: Membuat RPP, menyiapkan LKS, mempersiapkan media, mempersiapkan lembar
observasi dan mempersiapkan soal tes untuk siklus II.
62 2.
Pelaksanaan a
Pertemuan pertama Pertemuan pertama dalam siklus II menerapkan metode
inkuiri terbimbing
ini mempelajari
jenis-jenis tanah.
Pembelajaran dimulai dengan apersepsi atau bahan pengait yang sesuai dengan tema yang akan dipelajari yaitu jenis-jenis
tanah. Dalam kegiatan apersepsi guru menanyakan kepada siswa “ apakah siswa sering melihat macam-macam tanah
sekitar tempat tinggal?”. Dari pertanyaan guru tentang jenis tanah, siswa diarahkan kepada topik yang akan dipelajari yaitu
“jenis-jenis tanah”. Dari kondisi tersebut guru mengondisikan siswa membentuk kelompok kerja yang ada. Setelah kelompok
kerja terkondisikan, guru membagikan LKS kepada siswa dan siswa mengerjakan LKS tersebut secara bergantian sesuai
dengan pengamatannya. Dalam pelaksanaan percobaan pengamatan siswa diajak bekerja sama dalam kelompoknya
masing-masing. Siswa terlibat aktif dalam melakukan percobaan dan pengamatan serta siswa mencari tahu jawaban
sendiri dari bukumodul yang siswa baca. Siswa bertanya kepada guru tentang hal yang belum siswa pahami dan belum
jelas. Kemudian siswa menuliskan hasil percobaan dan pengamatan kedalam LKS tersebut. Hasil pengamatan
dipresentasikan didepan kelas secara berkelompok.
63 b
Pertemuan Kedua Pelaksanaan
penelitian pada
pertemuan kedua
mempelajari tentang komposisi dan susunan tanah pelaksanaan pembelajaran berawal dari apersepsi dengan cara guru
mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, kemudian guru memberi pertanyaan kepada siswa
“apakah kalian pernah melihat jenis tanah humus dan liat” dengan serentak siswa, menjawab pernah.
Setelah apersepsi selesai dilakukan, guru meminta siswa membentuk kelompok sesuai dengan kelompok kerja
anggota kelompok
di sesuaikan.
Siswa kemudian
mengkondisikan untuk dapat membentuk kelompok dengan tertib. Pada saat siswa bekerja berkelompok guru membagikan
LKS lembar kerja siswa. Guru membimbing kerja kelompok lebih efektif.
3. Observasi
Peneliti bersama observer yang lain melakukan observasi pada saat proses pembelajaran hasil observasi ditemukan guru
melaksanakan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dimulai dengan apersepsi dilanjutkan kegiatan inti yaitu siswa aktif
melakukan percobaanpengamatan tentang komposisi dan susunan tanah dilanjutkan diskusi mengerjakan LKS, kemudian wakil
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Siswa nampak
64 antusias mengikuti proses pembelajaran. Namun tidak seluruh
siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri. Setelah dilakukan tes hasil belajar
hasilnya belum memenuhi kriteria keberhasilan.
Tabel 6. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II No. Data Hasil Belajar
Keterangan 1.
Nilai Total 1420
2. Rata-Rata
85
3.
Nilai Tertinggi 90
4.
Nilai Terendah 80
5. Jumlah Siswa Yang Tuntas
17
6. Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas
-
7.
Persentase Siswa Yang Tuntas 100
8. Persentase Siswa Yang Belum Tuntas
-
Dari tabel 7. di atas dapat diketahui jumlah siswa yaitu ada 17 siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa yaitu 100. Hasil belajar
dari pra tindakan, siklus I, siklus II sebagai berikut.
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa dari pra tindakan, siklus I dan siklus II
No. Data Hasil Belajar
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
1. Nilai Total
1184 1255
1420 2.
Rata-Rata 69,64
73,82 85
3. Nilai Tertinggi
80 80
90 4.
Nilai Terendah 50
55 80
5. Jumlah Siswa Yang
Tuntas 4
6 17
6. Jumlah Siswa Yang
Belum Tuntas 13
11 -
7. Persentase Siswa Yang
Tuntas 23,52
35,29 100
8. Persentase Siswa Yang
Belum Tuntas 74,47
64,70 -
Artinya terdapat peningkatan sebesar 100 dari ketuntasan
65 belajar pada siklus I yaitu 35,29. Berdasarkan data hasil belajar
semua siswa kelas VB sesuai dengan kriteria keberhasilan. Untuk lebih jelas ketuntasan belajar pra tindakan, siklus I, dan siklus II
disajikan dalam bentuk diagram berikut:
Gambar 3. Diagram Ketuntasan Belajar Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti selaku observer beserta observer lain dan juga dengan guru selaku pelaksana pebelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang menunjukan bahwa kerja sama dalam kelompok sudah optimal dan semua siswa sudah
aktif dalam kelompoknya karena guru memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok secara efektif. Pembelajaran
sudah sesuai dengan metode inkuiri terbimbing serta hasil kerja kelompok siswa sudah memenuhi kriteria keberhasilan maka, tidak
ada perbaikan untuk siklus II ketuntasan siswa dalam belajar 100.
66 Peningkatan hasil belajar 69,64 pada pra siklus meningkat menjadi
73,82 di siklus I, dan meningkat lagi menjadi 85 pada siklus II, berdasarkan hasil data tersebut maka penelitian dihentikan pada
siklus II.
B. Pembahasan
Usman Samatowa 2011: 2 IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang bedasarkan hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Powler dalam Winaputra, 1992: 122 bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
eksperimensistematis teratur artinya pengetahuan itu tersususun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan suatu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau
oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Pada pra siklus hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan yaitu 69,64 karena metode pembelajaran yang digunakan ceramah dan Tanya
jawab sehingga siswa bosan, hafalan tidak memperoleh pengelaman yang konkrit. Siklus I meningkat menjadi 73,82, karena menerapkan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing dimana siswa didesain untuk dapat belajar dengan menemukan sendiri jawaban dari materi yang dipelajari melakukan