Hasil Belajar. KAJIAN TEORI

32 kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan konsep diri, sikap ilmiah, percaya diri, dan sifat mandiri siswa. Pengelaman-pengelaman keberhasilan siswa dalam praktik IPA dapat menumbuhkan motivasi berprestasi lebih baik dalam kemauan keras untuk belajar lebih lanjut.

E. Hasil Belajar.

a Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar Abdurrahman, 1999. Asep Jihad, 2008: 14, Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan belajar intruktifsional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran intruksional. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya Juliah, 2014. Menurut Hamalik 2003 hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, niai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas. Nana Sudjana 2004 berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengelaman belajarnya. Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat oleh siswa Hamalik, 2005. 33 Usman Samatowa 2011 menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokan kedalam tiga kategori, yakni domain kognitif, efektif, dan psikomotor. 1. Domain Kognitif. a. Pengetahuan. Jenjang yang paling rendah dalam kemampuan kognitif meliputi pengjngatan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal, mengetahui model dan proses, pengingatan terhadap suatu pola, struktur atau setting. b. Pemahaman. Jenjang setingkat diatas pengetahuan ini akan meliputi penerimaan dalam komunikasi secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang berbeda, mereorganisasikannya secara setingkat tanpa merubah pengertian dan dapat mengeksporasikan. c. Aplikasi atau penggunaan prinsip atau model pada situasi yang baru. Kata-kata yang dapat dipakai antara lain: interprestasikan, terapkan, laksanakan, gunakan, demonstrasikan, praktekan, ilustrasikan, operasikan, jadwalkan, sketsa, kerjakan. d. Analisa. Jenjang yang keempat ini akan menyangkut terutama kemampuan anak dalam memisah-misah terhadap suatu materi menjadi bagian-bagian yang membentuknya, mendeteksi hubungan diantara bagian-bagian itu dan cara materi itu diorganisir. 34 e. Sintesa. Jenjang yang sudah satu tingkat lebih sulit dari analisa ini adalah meliputi anak untuk menaruhkan menempatkan bagian-bagian atau elemen satubersama sehingga membentuk suatu keseluruhan yang koheren. d. Evaluasi. Jenjang ini adalah yang paling atas atau yang dianggap paling sulit dalam kemampuan pengetahuan anak didik. Disini akan meliputi kemampuan-kemampuan pengetahuan anak didik dalam menyatakan pendapat tentang nilai suatu tujuan, idea, pekerjaan, pemecahan masalah, metode, materi dan lain-lain. 2. Domain Kemampuan Sikap a. Menerima atau memperhatikan. Jenjang ini akan meliputi sifat sensitive terhadap adanya eksistensi atau fenomena tertentu atau stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif. b. Merespon. Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam suatu subjek tertentu, fenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja denganya atau terlibat didalamnya. c. Penghargaan. Pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak hanya didalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterikatannya pada suatu pandangan atau ide tertentu. d. Mengorganisasikan. Dalam jenjang ini anak didik membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. 35 e. Mempribadi. Pada tingkat terakhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu, diorganinisir, kedalam suatu sistem yang bersifat internal, memiliki control perilaku. 3. Ranah Psikomorik a. Menirukan. Apabila ditunjukan kepada anak didik suatu action dapat diamati, maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat sistem otot-ototnya dan tuntunan oleh dorongan kata untuk menirukan. b. Manipufasi. Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action seperti yang diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati, mulai dapat membedakan antara satu set action dengan yang lain, menjadi mampu memilih action yang diperlukan dan mulai memiliki keterampilan dan memanipulasi mentasi. c. Keseksamaan. Ini meliputi kemampuan anak didik dalam menampilkan yang telah sampai pada tingkat perbaikan lebih tinggi dalam metroproduksi suatu kegiatan tertentu. d. Artikulasi. Yang utama disini anak didik telah dapat mengkoordinasi serententan action dengan menetapkan urutan sikuen secara tepat diantara action berbeda-beda. e. Naturalisasi. Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik adalah apabila siswa telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action berbeda-beda. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa 36 jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya, artinya seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki siswa Nana Sudjana dan Ibrahim, 2002.

b. Indikator Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana 2004 kedua kriteria tersebut adalah: a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek. b. Kriteria ditinjau dari hasilnya. Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil.

F. Definisi Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 35

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO PUSAT

1 9 67

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS III DI SD 2 BLUNYAHAN KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, PROVINSI YOGYAKARTA.

0 1 189

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BOGO WIJIREJO PANDAK BANTUL.

0 1 258

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI.

0 0 335

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAMATI DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUHAN, SEWON.

0 1 187

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V SD PACAR SEWON BANTUL.

2 2 83

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MEDIA GAMBAR BERBENTUK PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD BANGUNHARJO SEWON BANTUL.

1 7 203

T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Pendekatan Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor ota Salatiga Semester I Tahun Pel

0 0 109

PenInGkATAn AkTIVITAS BelAJAR IlMU PenGeTAHUAn SOSIAl denGAn MenGGUnAkAn STRATeGI INQUIRY DISCOVERY LEARNING PAdA SISWA kelAS VI Sd n MOnGGAnG SeWOn BAnTUl YOGYAkARTA TAHUn AJARAn 20142015

0 0 5