13
1. Belajar Pembelajaran IPA
Usman Samatowa 2011: 4 Pendekatan belajar mengajar yang paling cocok dan paling efektif untuk dapat menjawab tantangan di atas
adalah pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi dan belajar anak dengan situasi kehidupan nyata dimasyarakat. Selanjutnya
menemukan ciri-ciri esensial dari situasi kehidupan yang beda-beda akan meningkatkan kemampuan menalar, berprakarsa, dan berpikir
kreatif pada anak didik. Selanjutnya pembelajaran yang cocok untuk anak Indonesia
adalah belajar melalui pengelaman langsung learning by doing. pembelajaran ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat
murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada dilingkungan sendiri. Trisno Hadisubroto 1996: 28, Piaget
mengatakan bahwa pengelaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak.
Pengelaman langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil sejak lahir sampai umur 12 tahun. Efisiensi pengalaman langsung pada anak
tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek yang dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk
mengembangkan konsep tertentu hanya bila ia memiliki struktur kognitif skemata yang menjadi prasyaratnya yakni perkebangan
kognitif yang bersifat hirarkis dan intergratif.
14
2. IPA untuk Sekolah Dasar
Menurut Usman Samatowa 2011: 3 IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang
khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara y
ang lain”. Keterampilan Proses IPA didefinisikan oleh Paulo dan
marten dalam Carin, 1993: 5 adalah:
1. Mengamati 2.
Mencoba memahami apa yang ingin diamati 3.
Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi
4. Menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat
Selanjutnya Paulo dan Marten juga menegaskan bahwa IPA tercakup juga coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mencoba
lagi. Ilmu Pengetahuan Alam tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang kita ajukan. Dalam IPA anak-anak dan kita harus
bersikap skeptis sehingga kita harus selalu siap memodifikasi motode yang kita punyai tentang alam mini sejalan dengan penemuan-
penemuan baru yang kita dapatkan. Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan setiap guru
harus memahami akan alasan mengapa suatu mata pelajaran yang diajarkan disekolahnya. Demikian halnya dengan guru IPA, baik
15 sebagai guru mata pelajaran maupun sebagai guru kelas, seperti halnya
disekolah dasar. Ia haus tahu benar kegunaan-kegunaan apa saja dapat diperoleh dari pembelajaran IPA.
3. Tujuan Kurikuler Pembelajaran IPA