Metode Inkuiri KAJIAN TEORI

23 lain, Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya, Selalu ingin tahu, Peka atau perasa, Enerjik dan ulet, Menyukai tugas-tugas yang majemuk, Percaya kepada diri sendiri, Mempunyai rasa humor, Memiliki rasa keindahan, Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi. Banyak kesamaan dengan pendapat Utami Munandar, Clark 1988 mengemukakan karakteristik kreativitas seperti berikut ini: Memiliki kedisiplinan diri yang tinggi, memiliki kemandirian yang tinggi, cenderung sering menentang otoritas, memiliki rasa humor, mampu menentang tekanan kelompok, lebih mampu menyesuaikan diri, Senang berpetualang, toleran terhadap terhadap hal-hal yang membosankan, menyukai hal-hal yang kompleks, memiliki kemapuan berpikir divergen yang tinggi, memiliki memori dan atensi yang baik, memiliki wawasan yang luas, mampu berpikir periodik, memerlukan situasi yang mendukung, Sensitive terhadap lingkungan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki nilai estetik yang tinggi, dan lebih bebas dalam mengembangkan intergrasi peran seks.

D. Metode Inkuiri

Maslichah Asy’ari 2006: 52 pendekatan inkuiri merupakan pendekatan penemuan yang menuntut kemampuan lebih komplek. Dalam metode inkuiri siswa dengan proses mentalnya sendiri dapat menemukan suatu konsep atau prinsip, sehingga dalam menyusun rancangan percobaan dilakukan kemampuannya sendiri. 24

a. Konsep dasar inkuiri

Menurut Wina Sanjaya 2006: 196, metode pembelajaran inkuiri SPI adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukakn melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Metode pembelajaran ini juga dinamakan stategi heuristic, yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heurikein yang berarti saya menemukan. Menurut Harumni 2011: 90, metode pembelajaran merupakan bentuk dari pendekatan yang berorientasi kepada siswa student centered approach. Dikatakan demikian karena dalam metode ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Inkuiri akan efektif manakala: 1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dalam metode inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar. 2. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan berbentuk fakta tau konsep yang sudah jadi, tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian. 3. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu. 25 4. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Metode inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan berpikir. 5. Jika jumlah siswa yang belajar tidak terlau banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru. 6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan metode yang berpusat pada siswa. Menurut Wina Sanjaya 2006: 197, ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran ikuiri. 1. Metode inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya metode inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri. 2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mecari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang ditanyakan, sehingga dapat diharapkan menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan demikian, metode pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. 3. Tujuan dan penggunaan metode pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan 26 kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam metode pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya ditutut agar menguasai materi pembelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Menurut Harumni 2011: 88, metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Metode pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heustik, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan Maslichah Asy’ari 2006: 27 prinsip inkuiri atau penemuan perlu diterapkan dalam pembelajaran sains karena pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sedang alam sekitar penuh dengan fakta tau fenomena yang dapat merangsang siswa ingin tahu lebih banyak. Oleh karena itu guru perlu memfasilitasi keigintahuan anak tersebut dalam menemukan jawabannya sendiri lewat proses sains yang dilakukan. Penggunaan SPI terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru yakni: 27 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri bukan ditentukan oleh nama siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tatapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. 2. Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur iteraksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan directing agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuan bicara saja walaupun ada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu 28 sendiri. 3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai peranannya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagaian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan-kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, beratnya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji. 4. Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpkir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik atak kiri maupun atak kanan; baik otak reptile, otak limbic, maupun atak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan atak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. 29 5. Prinsip Keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

b. Langkah-langkah Inkuiri Terbimbing

Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Inkuiri terbimbing atau Inkuiri Terbimbing. Penerapan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran di kelas harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut Wina Sanjaya, 2009: 202-205 : 1. Orientasi Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif dimana guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi yaitu menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa; menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh 30 siswa untuk mencapai tujuan dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya; serta menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi kepada siswa. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu permasalahan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan harus menantang siswa untuk berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah yaitu masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa untuk menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti serta konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. 3. Mengajukan hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang dikaji sehingga kebenarannya perlu diuji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan hipotesis menebak pada siswa yaitu dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu persoalan yang dikaji. Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengelaman. 31 4. Mengumpulkan data Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan data adalah proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual karena membutuhkan motivasi yang kuat, ketekunan serta kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Maka dari itu, tugas guru dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan. 5. Menguji hipotesis Menguji hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan adalah hal terpenting dalam menguji hipotesis. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan kesimpulan ini adalah langkah terakhir dalam penerapan metode inkuiri di dalam pembelajaran. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui inkuiri terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa. Pembelajaran dengan cara dapat memberikan kesempatan yang seluas- luasnya kepada siswa untuk terlibat aktif, sehingga lebih banyak 32 kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan konsep diri, sikap ilmiah, percaya diri, dan sifat mandiri siswa. Pengelaman-pengelaman keberhasilan siswa dalam praktik IPA dapat menumbuhkan motivasi berprestasi lebih baik dalam kemauan keras untuk belajar lebih lanjut.

E. Hasil Belajar.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 35

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO PUSAT

1 9 67

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS III DI SD 2 BLUNYAHAN KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, PROVINSI YOGYAKARTA.

0 1 189

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BOGO WIJIREJO PANDAK BANTUL.

0 1 258

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI.

0 0 335

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAMATI DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUHAN, SEWON.

0 1 187

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V SD PACAR SEWON BANTUL.

2 2 83

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MEDIA GAMBAR BERBENTUK PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD BANGUNHARJO SEWON BANTUL.

1 7 203

T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Pendekatan Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor ota Salatiga Semester I Tahun Pel

0 0 109

PenInGkATAn AkTIVITAS BelAJAR IlMU PenGeTAHUAn SOSIAl denGAn MenGGUnAkAn STRATeGI INQUIRY DISCOVERY LEARNING PAdA SISWA kelAS VI Sd n MOnGGAnG SeWOn BAnTUl YOGYAkARTA TAHUn AJARAn 20142015

0 0 5