Deskripsi Subyek Penelitian dan Permasalahan Yang Dihadapi Rata-rata Nilai tertinggi 55 Jumlah siswa yang belum tuntas 11 Persentase siswa yang tuntas

53 sekolah juga menyambut baik dengan kedatangan peneliti. Dengan beberapa pertimbangan maka kelas VB digunakan untuk penelitian. Karena kelas VB yang memiliki nilai yang kurang baik pada disemester genap. Ketika ulangan harian beberapa siswa memiliki nilai dibawah KKM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Deskripsi Subyek Penelitian dan Permasalahan Yang Dihadapi

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus, dan dalam setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi ini dijadikan dasar untuk menentukan keputusan perbaikan pada siklus berikutnya. Pada prasiklus guru melakukan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, pada siklus 1 dan disusul dengan siklus 2. Pembelajaran dilakukan melalui metode inkuiri terbimbing. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas VB yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 6 orang siswa perempuan dan 11 orang siswa laki- laki. Kebanyakan siswa berasal dari keluarga yang status ekonomi dengan latar belakang pekerjaan orang tua rata-rata sebagai buruh dan petani. Dari 23 siswa-siswi dikelas V memiliki karakteristik yang berbeda-beda ada yang memiliki sifat yang pendiam, aktif, suka bertanya, pemalu dan hiperaktif. Masalah ini yang menuntut guru supaya dapat mengondosisikan siswa-siswinya tersebut dapat belajar bersama-sama didalam ruangan kelas. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti hasil belajar siswa untuk mata pelajaan IPA kelas V SDN Monggang masih dikatakan 54 rendah. Selain itu masih banyak siswa yang hasil belajarnya masih rendah selain itu masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar IPA dikelas. Hal ini karena guru masih mendominasi dalam pembelajaran dan yaitu guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam proses pembelajaran, dan sehingga siswa cenderung pasif dan diam dalam proses pembelajaran.

3. Deskripsi Pembelajaran IPA Sebelum Tindakan

Pada awal penelitian, peneliti selaku observer beserta teman observer lain melakukan pengamatan pembelajaran IPA di kelas VB. Ditemukan permasalahan sebagai berikut: beberapa siswa yang masih kurang memperhatikan penjelasan guru, berbicara dengan teman sebangku, dan tidak mengerjakan tugas dengan baik. Keseriusan siswa dalam belajar kurang dan juga siswa sering bosan dengan kegiatan pembelajaran yang selalu mendengarkan guru dan mengerjakan soal latihan dari buku modulnya. buku latihan siswa Berdasarkan permasahan di atas, selanjutnya guru dan peneliti melakukan diskusi yang digunakan sebagai dasar penentuan langkah tindakan dalam proses pembelajaran IPA dikelas VB, yaitu melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing menggunakan metode yang dikembangkan oleh Kemmis Tagart yaitu meliputi empat tindakan yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, obsevasi, dan refleksi untuk setiap siklus. 55

a. Siklus I

1. Perencanaan Penentuan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini berdasarkan pada kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di SD tersebut dan kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah dan guru kelas. Serta Standar Kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas VB sekolah dasar terkait dengan hasil belajar yang bersifat yang bersifat kognitif ini adalah pembentukan tanah karena pelapukan. Pemahaman tentang pembentukan tanah karena pelapukan didalam kehidupan sehari-hari. Untuk melakukan tindakan ini diperlukan suatu rancangan tindakan yang akan digunakan sebagai bahan intervensi yaitu penyusunan rencana pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing. Rancangan kegiatan ini mengoptimalkan peran siswa untuk dapat menemukan sendiri pada materi yang yang sedang dipelajari. Guru merancang untuk seminimal mungkin terlibat dala proses pembelajaran agar siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang mereka bahas kepada teman-teman dikelasnya. Kegiatan pembelajaran dalam siklus I dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing ini. Siswa bekerja sama didalam kelompok untuk berusaha menemukan hal yang belum mereka ketahui dan memahami materi yang sedang 56 dipelajari dari guru dengan menggunakan percobaan. Peran guru mengajar dan mengondisikan siswa dan menanggapi pertanyaan- pertanyaan yang belum jelas dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan siklus I ini dengan dua kali pertemuan pertama mempelajari jenis-jenis batuan. Pertemuan kedua mempelajari jenis- jenis pelapukan batuan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan percobaan dengan benda-benda yang sudah disiapkan oleh guru. Dan siswa melakukan percobaan secara berkelompok dan menuliskan hasil pengamatan kedalam LKS lembar kerja siswa. 2. Pelaksanaan a Pertemuan pertama Pertemuan pertama dalam siklus I menggunakan metode inkuiri terbimbing ini mempelajari jenis-jenis batuan. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi atau bahan pengait yang sesuai dengan tema yang akan dipelajari yaitu jenis-jenis batuan karena pelapukan. Dalam kegiatan apersepsi guru menanyakan kepada siswa “ apakah siswa sering melihat jenis-jenis batu yang ada disekitar rumah?”. Dari pertanyaan guru tentang batuan, siswa diarahkan kepada topik yang akan dipelaja ri yaitu “jenis-jenis batuan”. Dari kondisi tersebut guru mengondisikan siswa membentuk kelompok kerja yang ada. Setelah kelompok kerja terkondisikan, guru meminta perwakilan untuk mengambil benda- 57 benda untuk melakukan percobaan yang telah disiapkan guru. Pada saat siswa melakukan percobaan guru membagikan LKS untuk di kerjakan siswa secara berkelompok. Dalam pelaksanaan percobaan siswa diajak bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing. Siswa terlihat aktif dalam melakukan percobaan dan pengamatan serta siswa mencari tahu jawaban sendiri dibuku modul siswa. Walaupun sekali-kali siswa bertanya kepada guru tentang hal yang belum mereka mengerti dan belum jelas. Kemudian siswa menuliskan hasil percobaan dan pengamatan kedalam LKS tersebut. Hasil pengamatan dipresentasikan didepan kelas secara berkelompok. b Pertemuan Kedua Pelaksanaan penelitian pada pertemuan kedua mempelajari tentang jenis-jenis pelapukan pelaksanaan pembelajaran berawal dari apersepsi dengan cara guru mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, kemudian guru member pertanyaan kepada siswa “apakah kalian pernah melihat batu dan kayu yang lapuk disekitar rumah?” dengan serentak siswa, menjawab pernah. Setelah apersepsi selesai dilakukan, guru meminta siswa membentuk kelompok sesuai dengan kelompok kerja kelas. Siswa kemudian mengkondisikan untuk dapat membentuk kelompok 58 dengan tertib. Pada saat siswa bekerja berkelompok guru membagikan LKS lembar kerja siswa. 3. Observasi Peneliti bersama observer yang lain melakukan observasi pada saat proses pembelajaran hasil observasi ditemukan guru melaksanakan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dimulai dengan apersepsi dilanjutkan kegiatan inti yaitu siswa aktif melakukan percobaanpengamatan tentang jenis-jenis batuan dan jenis pelapukan dilanjutkan diskusi mengerjakan LKS, kemudian wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Siswa nampak antusias mengikuti proses pembelajaran. Namun tidak seluruh siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri. Setelah dilakukan tes hasil belajar hasilnya belum memenuhi kriteria keberhasilan. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Inkuiri Terbimbing. Keterlaksanaan pembelajaran yaitu . Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menerapkan inkuiri terbimbing, keterlaksanaan pembelajaran, yaitu Data hasil belajar siklus I. Pada siklus I tes dilaksanakan diakhir pertemuan kedua dengan hasil tes disajikan pada lampiran 4 hal 88 berikut rekap hasil tes siklus I disajikan pada tabel 6. 59 Tabel 4. Data Hasil Bejalar Siswa Siklus I No Data hasil belajar Keterangan 1. Nilai total 1250

2. Rata-rata

73,82

3. Nilai tertinggi 55

4. Nilai terendah 80 5. Jumlah siswa yang tuntas 6

6. Jumlah siswa yang belum tuntas 11

7. Persentase siswa yang tuntas

35,29

8. Persentase siswa yang tidak tuntas

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 35

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO PUSAT

1 9 67

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS III DI SD 2 BLUNYAHAN KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, PROVINSI YOGYAKARTA.

0 1 189

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BOGO WIJIREJO PANDAK BANTUL.

0 1 258

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI.

0 0 335

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAMATI DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUHAN, SEWON.

0 1 187

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS V SD PACAR SEWON BANTUL.

2 2 83

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MEDIA GAMBAR BERBENTUK PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD BANGUNHARJO SEWON BANTUL.

1 7 203

T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Pendekatan Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor ota Salatiga Semester I Tahun Pel

0 0 109

PenInGkATAn AkTIVITAS BelAJAR IlMU PenGeTAHUAn SOSIAl denGAn MenGGUnAkAn STRATeGI INQUIRY DISCOVERY LEARNING PAdA SISWA kelAS VI Sd n MOnGGAnG SeWOn BAnTUl YOGYAkARTA TAHUn AJARAn 20142015

0 0 5