Permainan Flash Card KAJIAN TEORI

31 kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak dini. Kartu-kartu tersebut biasanya ditampilkan dengan berbagai warna yang menarik karena anak-anak lebih menyukai benda. http:domba- bunting.blogspot.com200904kartu-bergambar-flashcard.html Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti 1992:30 “Media kartu atau flash card biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat digunakan mengembangkan perbendaharaan kata pada umumnya dan pada bahasa asing pada khususnya” flash card dapat digunakan untuk melatih anak menghafal asosiasi antara gambar dan kata-kata, di kemudian hari maka ia akan mengingat dan dapat mengucapkannya. Inilah yang disebut “membaca”. Namun bila anak melihat kata-kata baru, ia tak dapat mengucapkannya karena belum pernah diperkenalkan sebelumnya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Flash Card merupakan kartu yang berisikan kata atau gambar. Media Flash Card dapat digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata pada aspek perkembangan bahasa. Kartu ini dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat. Ukuran dari Flash Card dapat disesuaikan dengan kebutuhan kelas, maksudnya ukuran media Flash Card untuk kelas sempit akan berbeda dengan ukuran media Flash Card pada kelas yang luas dan anak didiknya banyak. 3. Kelebihan Media Flash Card Dina Indriana 2011: 69 menyebutkan beberapa kelebihan media flash card yaitu mudah dibawa karena ukurannya dan praktis dalam pembuatan dan penggunaan. Selain itu, media flash card mudah diingat karena gambar yang disajikan berwarna-warni serta berisikan huruf atau angka yang mudah dan menarik sehingga merangsang otak untuk lebih lama mengingat pesan yang ada dalam media tersebut. Kelebihan media flash card lainnya adalah menyenangkan karena dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat digunakan dalam bentuk permainan Flash card berisikan kata atau rangkaian huruf pada halaman belakang yang merupakan keterangan dari gambar yang terdapat pada 32 halaman depan. Flash card ini dapat digunakan untuk mengenalkan kata pada anak melalui proses mengenalkan bunyi-bunyi huruf. Misalnya, pada halaman depan terdapat gambar buku dan pada halaman belakang terdapat kata ”buku”. Pada mulanya anak diajak untuk melihat gambar pada halaman depan kemudian baru mengenalkan bunyi-bunyi huruf pada halaman belakang yang merupakan keterangan gambar. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian anak karena anak kerap bosan dan tidak tertarik pada media yang hanya menjadikan huruf-huruf saja. Setelah anak diajak untuk mengenal bunyi-bunyi huruf, baru kemudian anak diajak untuk menggabungkan bunyi-bunyi huruf tersebut menjadi suku kata atau kata. Pengajaran membaca menggunakan media flash card akan menggunakan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan kartu bergambar. Anak akan diperlihatkan dan dibacakan media flash card secara satu persatu dengan cepat dengan rentang waktu 1-5 detik. Hal ini akan membuat anak tidak terlalu lama memperhatikan gambar sehingga anak tidak bosan dalam memperhatikan media flash card yang sedang dijelaskan oleh oleh guru. Dari pendapat yang telah disebutkan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa flash card memiliki beberapa kelebihan. Beberapa kelebihan tersebut antara lain mudah dibawa, praktis dalam pembuatan dan penggunaan, mudah diingat, dapat digunakan untuk mengenalkan kata pada anak melalui proses mengenalkan bunyi-bunyi huruf, serta menyenangkan karena dapat digunakan sebagai media pembelajaran sekaligus dapat digunakan dalam bentuk permainan. 4. Penggunaan Media Flash Card dalam Pembelajaran Proses pembuatan media flash card menurut Dina Indriana 2011: 135- 137 yaitu menyiapkan kertas tebal sebagai penampang gambar, kemudian menandai dengan menggunakan pensil dan penggaris ukuran 25 cm x 30 cm. setelah itu, memotong kertas sesuai tanda lalu tempelkan 33 gambar. Terakhir memberikan tulisan atau pesan pada bagian belakang kartu tersebut sesuai dengan objek yang ada di bagian depannya. Menurut Dina Indriana 2011: 137-138 langkah-langkah persiapan untuk menggunakan media flash card antara lain mempersiapkan media flash card, mempersiapkan tempat, dan mengkondisikan anak. Proses persiapan yang harus dilakukan oleh guru adalah menguasai materi pembelajaran dengan baik dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media flash card. Guru juga perlu mempersiapkan bahan dan alat pendukung yang diperlukan. Langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan media flash card. Guru perlu menyiapkan jumlah flash card yang sesuai dengan urutan, susunan, dan kebutuhan. Pada proses mempersiapkan tempat, berkaitan dengan posisi guru sebagai penyampai pesan yang sesuai dengan kondisi dan posisi duduk anak. Proses terakhir adalah mengkondisikan anak. Anak harus dikondisikan sekaligus diperkenalkan pada posisi duduk yang memungkinkan anak dapat melihat media dengan jelas. Posisi yang baik adalah dengan membentuk lingkaran dengan guru menerangkan dengan memutar pada poros lingkaran. Proses penggunaan media flash card dalam pembelajaran Dina Indriana, 2011: 138-139 antara lain: a. Flash card yang telah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke siswa. b. Cabut flash card satu per satu setelah guru selesai menerangkan. c. Berikan flash card yang telah diterangkan tersebut kepada anak yang dekat dengan guru. Mintalah anak untuk mengamati kartu tersebut, selanjutnya diteruskan kepada anak lain hingga semua anak mengamati. d. Jika sajian menggunakan cara permainan, letakkan flash card secara acak pada sebuah kotak yang berada jauh dari anak. Kemudian siapkan anak yang akan berlomba. Setelah itu, guru memerintahkan anak untuk mencari kartu yang berisi gambar, teks, 34 atau lambang sesuai perintah. Setelah mendapatkan kartu tersebut anak kembali ke tempat semula. Terakhir, anak menjelaskan isi kartu tersebut. Penggunaan media flash card dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Guru menyusun media flash card kemudian dipegang setinggi dada dan menghadap ke anak. 2. Guru menerangkan dan membacakan satu per satu flash card tersebut secara cepat dalam waktu 1-5 detik. 3. Kemudian anak diberikan tugas sebagai berikut: a. Membacakan media flash card satu persatu b. Menunjukkan media flash card yang mempunyai huruf awal yang sama seperti yang ditunjukkan guru. c. Menunjukkan media yang mempunyai huruf akhir yang sama seperti yang ditunjukkan guru. d. Menghubungkannya antara gambar dengan kata e. Membuat coretan bermakna pada gambar 5. Peran Guru dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Permainan Flash Card Penerapan permainan flash card dalam meningkatkan kemampuan membaca dini, tidak lepas dari pengawasan dan bimbingan guru sebagai fasilitator disekolah. Permainan flash card ini merupakan sarana untuk mendekatkan anak dengan anak dan anak dengan guru. Guru sangat berperan dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di TK. Permainan flash card sangat mengasyikkan bagi anak, anak tidak menyadari dirinya sedang menambah perbendaharaan kata karena pembelajaran dilakukan dengan bermain. Montolalu 2007:12 menjelaskan bahwa peran guru dalam kegiatan bermain di sekolah sangat penting. Guru dapat berperan sebagai perencana, guru harus merencanakan suatu pengalaman yang baru agar 35 anak terdorong untuk mengembangkan minat dan kemampuannya. Guru berperan sebagai fasilitator artinya guru harus mampu memfasilitasi seluruh kebutuhan anak pada saat kegiatan bermain berlangsung. Guru sebagai pengamat, guru sebagai model, guru sebagai motivator dan guru sebagai teman. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam pembelajaran melalui permainan flash card yaitu sebagai fasilitator, perencana, pengamat, model dan motivator untuk menfasilitasi anak, sehingga kemampuan membaca permulaan dapat ditingkatkan dan distimulasikan sedini mungkin sesuai dengan kemampuan perkembangan anak, sehingga anak bisa mengikuti dengan perasaan riang tanpa beban. Pengembangan kemampuan membaca permulaan akan lebih efektif bila guru membantu anak menentukan dan memecahkan masalah dengan menerapkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

C. Hakikat Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 dan 0-8 tahun menurut para pakar pendidikan anak. Menurut Mansur 2005: 88 anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50 kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80 dan pada usia 18 tahun mencapai 100 Slamet Suyanto, 2005: 6. 36 Sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14, upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut dilakukan melalui Pendidikan anak usia dini PAUD. Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak- kanak TK dan Raudatul Athfal RA dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini jalur nonformal berbentuk kelompok bermain KB, taman penitipan anak TPA, sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan seperti bina keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi PAUD atau yang kita kenal dengan satuan PAUD sejenis SPS. Ragam pendidikan untuk anak usia dini jalur non formal terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok taman penitipan anak TPA usia 0-6 tahun; kelompok bermain KB usia 2-6 tahun; kelompok satuan PAUD sejenis SPS usia 0-6 tahun Harun, 2009: 43. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian stimulasi tersebut harus diberikan melalui lingkungan keluarga, PAUD jalur non formal seperti tempat penitipan anak TPA atau kelompok bermain KB dan PAUD jalur formal seperti TK dan RA. 2. Karakteristik Anak Usia Dini Anak usia dini memiliki karakteristik yag berbeda dengan orang dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara dan berbeda. Kartini Kartono 1990: 109 menjelaskan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik 1 bersifat egosentris naif, 2 mempunyai relasi sosial dengan benda-benda dan manusia yang sifatnya sederhana dan primitif, 3 ada kesatuan jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan sebagai satu totalitas, 4 sikap hidup yang fisiognomis, yaitu 37 anak secara langsung membertikan atributsifat lahiriah atau materiel terhadap setiap penghayatanya. Pendapat lain tentang karakteristik anak usia dini dikemukakan oleh Sofia Hartati 2005: 8-9 sebagai berikut: 1 memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2 merupakan pribadi yang unik, 3 suka berfantasi dan berimajinasi, 4 masa potensial untuk belajar, 5 memiliki sikap egosentris, 6memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek, 7 merupakan bagian dari mahluk sosial. Sementara itu, Rusdinal 2005: 16 menambahkan bahwa karakteristik anak usia 5-7 tahun adalah sebagai berikut: 1 anak pada masa praoperasional, belajar melalui pengalaman konkret dan dengan orientasi dan tujuan sesaat, 2 anak suka menyebutkan nama-nama benda yang ada disekitarnya dan mendefinisikan kata, 3 anak belajar melalui bahasa lisan dan pada masa ini berkembang pesat, 4 anak memerlukan struktur kegiatan yang lebih jelas dan spesifik. Secara rinci Snowman Djauhar Siddiq, Nelva Rolina Unik Ambarwati, 2006:19-22 mengungkap tentang ciri-ciri anak Prasekolah 3- 6 tahun yang biasanya ada di Taman Kanak-kanak, yang meliputi aspek fisik, sosial emosional, kognitif, dan bahasa, sebagai berikut: a anak prasekolah umumnya sangat aktif dan telah memiliki penguasaan kontrol terhadap tubuhnya. Untuk itu guru perlu mengembangkan pembelajaran yang aktif agar anak dapat menyalurkan energi yang berlebih dalam diri anak, salah satunya yakni melalui permainan yang edukatif; b setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istrahat yang cukup, hal ini agar anak dapat melakukan aktivitas selanjutnya; c otot- otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari-jari tangan; d dapat bermain dan berkawan, umumnya mereka dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial. Anak Taman Kanak-kanak biasanya sudah memiliki teman akrab dan berteman dalam kelompok-kelompok kecil; e menyadari peran dari jenis kelamin melalui kesadaran terhadap alat permainan dan aktivitas bermain yang dipilih anak; f anak Taman