a, d, u menjadi b-

23 Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud, seperti tampak pada contoh di bawah ini. ka-ki ku-da ba-ca bu-ku cu –ci ka–ki dan sebagainya. Proses perangkaian suku kata mejadi kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan- satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata dan dari kata ke dalam suku kata. Proses pembelajaran MMP yang melibatkan merangkai dan mengupas kemudian melahirkan istilah lain yaitu Metode Rangkai-kupas. Jika kita simpulkan langkah-langkah pembelajaran dengan metode suku kata adalah: 1 tahap pertama, pengenalan suku-suku kata; 2 tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata; 3 tahap ketiga perangkaian kata menjadi kalimat sederhana; 4 tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan; kalimat --------- kata-kata --------- suku-suku kata Metode suku katasilaba, saat ini tampaknya sedang populer dalam pembelajaran baca tulis Al-Quran yang disebut dengan metode Iqra. Proses pembelajaran MMP seperti yang digambarkan ke dalam langkah-langkah di atas, dapat pula dimodifikasi dengan mengubah objek pengenalan awalnya. Sebagai contoh pembelajaran diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu, kemudian kata ini dijadikan lembaga tertentu sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya kata dimaksud diuraikan atau dikupas menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya dilanjutkan 24 proses perangkaian huruf menjadi suku kata, dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain hasil pengupasan tadi dikembalikaan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata lembaga kata semula. d. Metode Global Metode ini disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat global. Untuk membantu pengenalan kalimat dimaksud biasanya digunakan gambar. Di bawah gambar tersebut ditulis sebuah kalimat yang kira- kira merujuk pada makna gambar tersebut. Sebagai contoh, jika kalimat yang diperkenalkan berbunyi „ini nani”, maka gambar yang cocok untuk menyertai kalimat itu adalah gambar seorang anak perempuan. Setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses pembelajaran MMP dimulai. Mula-mula guru mengambil sebuah kalimat dari beberapa kalimat yang diperkenalkan kepada anak pertama kali tadi. Kalimat ini dijadikan dasaralat untuk pembelajaran MMP. Melalui proses degloblalisasi selanjutnya anak mengalami proses belajar MMP. Sebagai contoh, di bawah ini dapat Anda lihat bahan untuk MMP yang menggunakan Metode Global. 1 Memperkenalkan gambar dan kalimat. ini dadu ini kuda Gambar 2.1 gambar dan kalimat 2 Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-huruf. ini dadu 25 ini dadu i-ni da-du i-n-i d-a-d-u e. Metode SAS Struktural Analitik Sintetik Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat yang bertujuan membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak. Selanjutnya melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Dengan demikian proses penguraian dan penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS meliputi; 1 kalimat menjadi kata-kata 2 kata menjadi suku-suku kata; dan 3 suku kata menjadi huruf-huruf Pada tahap berikutnya anak-anak didorong melakukan kerja sintetis menyimpulkan. Satuan bahasa yang telah terurai dikembalikan lagi kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, dari suku kata menjadi kata, dari kata menjadi kalimat lengkap. Dengan demikian, melalui proses sintesis ini, anak- anak akan menemukan kembali wujud struktur semula, yakni sebuah kalimat utuh. Melihat prosesnya, metode ini merupakan campuran dari metode-metode membaca permulaan seperti yang telah kita bicarakan di atas. Oleh karena itu, penggunaan metode SAS dalam pengajaran MMP pada sekolah-sekolah kita di tingkat sekolah dasar pernah dianjurkan, bahkan diwajibkan pemakaiannya oleh 26 pemerintah. Beberapa manfaat yang dianggap sebagai kelebihan metode ini diantaranya sebagai berikut: 1 Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik ilmu bahasa yang memandang satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan- satuan bahasa di bawahnya, yakni kata, suku kata dan huruf. 2 Metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh karena itu, pengajaran akan lebih bermakna bagi anak karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya ingat dan pemahaman anak. 3 Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri menemukan sendiri. Anak mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Dengan begitu anak akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya sendiri. Penerapan pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini tampak dapat diamati dalam contoh berikut: Ini mama ini mama I - ni ma - ma I – n - i m – a – m - a I - ni ma - ma ini mama ini mama Salah satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah metode membaca global. Menurut Purwanto 1997:32, “Metode global adalah metode yang melibatkan sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini ialah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang bernama Decroly”. Kemudian Depdiknas 2000:6 mendefinisikan bahwa metode global adalah cara membaca kalimat secara utuh. Metode global di dalam 27 penelitian ini di dasarkan pada pendekatan kata. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dengan menampilkan kata di bawah gambar. Metode global ini dapat diterapkan dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan mealului permainan flash card karena dalam metode ini memperkenalkan gambar serta kalimat, dalam penerapan permainan flash card hanya memperkenalkan gambar serta kata dan kalimat. Kelebihan dari metode ini adalah menngunakan gambar, maka anak akan lebih cepat dan mengerti. Sementara kelemahan dari metode ini, mungkin anak akan menghafal gambar saja, dan tidak terlalu memperhatikan kata dan kalimat. 6. Tinjauan Manfaat Membaca Permulaan Steinberg 1982: 214-215 dalam Dhieni 2007: 5.3 mengemukakan bahwa setidaknya ada empat keuntungan mengajarkan anak usia dini dilihat dari segi proses belajar-mengajar, sebagaimana uraian berikut ini: a. Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak. b. Situasi akrab dan informal di rumah dan di KB atau TK merupakan faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar. c. Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan, serta mudah diatur. d. Anak-anak usia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat. Dhieni 2008:55 juga menambahkan beberapa alasan mengapa perlu menumbuhkan cinta membaca pada anak, yaitu: a. Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik, sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca. b. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit secara baik c. Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal, dan membuat belajar lebih mudah. 28 d. Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak. e. Membaca dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih sayang. f. Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan. g. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka. 7. Penilaian Membaca Permulaan Penilaian dilakukan untuk mengetahui nilai dari semua pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Harun Rasyid, Mansyur dan, Suratno 2009: 12, mengemukakan bahwa penilaian merupakan usaha-usaha yang dilakukan guru maupun anak dalam pembelajaran yang sudah dilakukan, hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk melakukan perubahan aktivitas belajar mengajar yang lebih baik dari sebelumnya. Anita Yus 2005: 31, menambahkan bahwa penilaian khususnya di Taman Kanak-kanak lebih banyak digunakan untuk mendeskripsikan ketercapaian perkembangan anak, dengan demikian penilaian dapat digunakan untuk mengetahui dan menetapkan aspekaspek perkembangan yang telah dicapai dan aspek-aspek perkembangan yang belum dicapai oleh anak dalam kurun waktu tertentu. Ketercapaian perkembangan dapat dinyatakan dalam bentuk huruf, angka, dan deskripsi. Aspek perkembangan bahasa dalam indikator kemampuan membaca yang diteliti dalam penelitian ini yaitu menyebutkan bermacam-macam kata benda yang ada dilingkungan sekitar, menyebutkan kata-kata dengan suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama, menghubungkan gambarbenda dengan kata, membaca gambar yang memiliki katakalimat sederhana, dan membuat coretan bermakna. 29 Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa penilaian kemampuan membaca permulaan pada anak adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui ketercapaian aspek-aspek perkembangan bahasa yang dinyatakan dalam bentuk huruf, angka dan deskripsi dalam indikator kemampuan membaca permulaan, yakni menyebutkan bermacam-macam kata benda yang ada dilingkungan sekitar, menyebutkan kata-kata dengan suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama, menghubungkan gambarbenda dengan kata, membaca gambar yang memiliki katakalimat sederhana, dan membuat coretan bermakna. Dalam penelitian ini istilah yang digunakan dalam penilaian kemampuan membaca permulaan yakni jika anak bisa 4, jika anak bisa dengan sedikit bantuan 3, jika anak bisa dengan banyak bantuan 2, jika anak tidak mencoba1.

B. Permainan Flash Card

1. Pengertian Permainan Banyak para ahli mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang sangat penting. Menurut Hurlock Musfiroh, 2008:1, bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Manurut solehuddin Musfiroh, 2008:29, bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar anak. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain berarti memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dengan cara-cara yang dapat dikategorikan sebagai bermain berarti telah berusaha membuat pengalaman belajar itu dirasakan dan dipersepsikan secara alami oleh anak yang bersangkutan sehingga menjadi bermakna baginya. 30 Montolalu 2007:7 mengatakan bahwa di Taman Kanak-kanak terdapat dua kategori bermain, yaitu bermain bebas dan bermain terpimpin. Bermain bebas adalah bentuk permainan aktif baik dengan alat maupun tanpa alat yang dilakukan didalam maupun luar ruangan, pada saat bermain anak bebas memilih dan menggunakan alat yang ingin digunakannya. Bermain terpimpin anak tidak bebas, melainkan terikat pada peraturan permainan atau kegiatan tertentu, biasanya alat permainan diciptakan oleh guru sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa permainan merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi anak yang mampu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Permainan bagi anak yaitu permainan yang mengandung nilai pendidikan karena melalui permainan tersebut anak belajar mengembangkan segenap aspek. 2. Pengeertian Media Flash Card Flash card adalah media pembelajaran berbentuk kartu bergambar yang berukuran 25cm x 30cm. Gambar yang ditampilkan adalah gambar tangan, foto, atau, gambar yang sudah ada yang ditempelkan pada lembar kartu-kartu tersebut. Kelebihan dari media flash card adalah bersifat portabel, praktis pembuatan dan penggunaanya, gampang diingat karena gambar-gamabar berwarna sangat menarik perhatian, menyenangkan sebagai media pembelajaran bahkan bisa digunakan dalam bentuk permainan indriana, 2011:68-69 Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata yang diperkenalkan oleh glenn doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania dalam Domba, 2009. Gambar-gambar pada flash card dikelompokkan-kelompokkan dalam beberapa seri: binatang, buah-buah, warna, bentuk, abjad, angka, profesi, dan sebagainya. Kartu- kartu tersebut dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat, hanya dalam waktu beberapa detik untuk masing- masing kartu. Tujuan dari metode itu adalah melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan 31 kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak dini. Kartu-kartu tersebut biasanya ditampilkan dengan berbagai warna yang menarik karena anak-anak lebih menyukai benda. http:domba- bunting.blogspot.com200904kartu-bergambar-flashcard.html Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti 1992:30 “Media kartu atau flash card biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat digunakan mengembangkan perbendaharaan kata pada umumnya dan pada bahasa asing pada khususnya” flash card dapat digunakan untuk melatih anak menghafal asosiasi antara gambar dan kata-kata, di kemudian hari maka ia akan mengingat dan dapat mengucapkannya. Inilah yang disebut “membaca”. Namun bila anak melihat kata-kata baru, ia tak dapat mengucapkannya karena belum pernah diperkenalkan sebelumnya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Flash Card merupakan kartu yang berisikan kata atau gambar. Media Flash Card dapat digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata pada aspek perkembangan bahasa. Kartu ini dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat. Ukuran dari Flash Card dapat disesuaikan dengan kebutuhan kelas, maksudnya ukuran media Flash Card untuk kelas sempit akan berbeda dengan ukuran media Flash Card pada kelas yang luas dan anak didiknya banyak. 3. Kelebihan Media Flash Card Dina Indriana 2011: 69 menyebutkan beberapa kelebihan media flash card yaitu mudah dibawa karena ukurannya dan praktis dalam pembuatan dan penggunaan. Selain itu, media flash card mudah diingat karena gambar yang disajikan berwarna-warni serta berisikan huruf atau angka yang mudah dan menarik sehingga merangsang otak untuk lebih lama mengingat pesan yang ada dalam media tersebut. Kelebihan media flash card lainnya adalah menyenangkan karena dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat digunakan dalam bentuk permainan Flash card berisikan kata atau rangkaian huruf pada halaman belakang yang merupakan keterangan dari gambar yang terdapat pada