Setting Penelitian Penentuan Informan dan Objek Penelitian

56 Tabel 4. Penentuan Pengurus Masjid Sebagai Informan N o. Nama L P Jabatan Status Mengikuti perencanaan Pekerjaan Mempunyai Waktu Luang 1. HJ L Ketua Aktif Mengikuti PNS Tidak mempunyai 2. TH L Sekretaris Tidak Aktif Mengikuti Pegawai Tidak mempunyai 3. MD L Bendahara Tidak aktif Mengikuti Petani Mempunyai 4. RW L Takmir Aktif Mengikuti Petani Mempunyai 5. AN L Humas Aktif Mengikuti Pegawai Mempunyai Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa pengurus yang memenuhi kriteria menjadi informan adalah RW dan AN. Pengurus yang aktif, mengikuti proses perencanaan serta mempunyai waktu luang dapat memberikan informasi tentang pemberdayaan lansia di Dusun Gatak lebih detail. RW dan AN dipilih untuk memperoleh informasi tentang proses pembentukan atau perencanaan, dan latar belakang dibentuknya pemberdayaan lansia di Dusun Gatak. RW dan AN selaku pengurus yang ikut dalam pembertukan serta membantu jalannya pemberdayaan. RW merupakan takmir Majid Al-Iman Dusun Gatak, dan AN adalah pengurus Masjid di Dusun Gatak. Selain itu informan dalam penelitian ini adalah lansia sebagai sasaran program. Pemilihan lansia sebagai informan menggunakan teknik purposive sampling. Lansia yang mengikuti pemberdayaan lansia ini berjumlah 37 orang. Dari 37 orang lansia tersebut akan dipilih lansia yang memenuhi kriteria untuk menjadi informan penelitian. 57 Kriteria untuk para lansia agar dapat menjadi informan yaitu sebagai berikut: 1 Lansia aktif mengikuti setiap kegiatan dalam pemberdayaan lansia 2 Mempunyai kondisi kesehatan yang baik 3 Dapat berkomunikasi dengan baik Secara rinci penentuan lansia sebagai informan dapat dilihat dari tabel 5: Tabel 5. Penentuan Lansia Sebagai Informan No. Nama LP Umur Status Kondisi Kesehatan Dapat berkomunikasi dengan baik 1. SY P 60 Aktif Sehat Bisa 2. SD P 61 Aktif Sehat Bisa 3. SM P 65 Aktif Sehat Bisa 4. WJ P 61 Aktif Sehat Bisa Berdasarkan tabel 5 lansia yang dijadikan sebagai informan adalah lansia yang aktif, sehat, serta dapat berkomunikasi dengan baik. Peneliti memilih empat orang yang memenuhi kriteria yaitu SY, SD, SM, dan WJ. Dengan pertimbangan tersebut peneliti dapat memperoleh informasi mengetahui sejauh mana pemahaman, tanggapan dan hasil kegiatan yang didapatkan oleh lansia dari kegiatan keagamaan yang telah diikuti.

2. Penentuan Objek Penelitian

Menurut Spradley dalam Sugiyono 2010: 297-298 penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu, tempat place, pelaku actors, dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, 58 dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi” di dalamnya. Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka objek dari penelitian ini adalah pemberdayaan lansia melalui kegaiatan keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Teknik pengumpulan data penelitian yang pertama yaitu dengan metode observasi. Dalam tahap pertama ini akan dilakukan observasi atau survei dimana informan penelitian berada. Obeservasi dilakukan untuk mengetahui siatuasi dan kondisi informan penelitian yang sebenarnya. Peneliti mengamati kegiatan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang ada di Dusun Gatak. Peneliti mengamati gejala-gejala yang muncul selama kegiatan dan juga saat lansia berada di rumah dengan dipandu oleh panduan observasi yang telah disusun berdasarkan data atau informasi yang ingin didapatkan. Adanya pengamatan yang jeli dari peneliti dapat ditemukan permasalahan yang tampak atau muncul dari informan penelitian yaitu ustadzustadzah, pengurus Masjid, dan para lansia. 2. Wawancara Tahap kedua untuk mengumpulkan data yaitu dengan wawancara. Wawancara dilakukan ustadzustadzah, pengurus Masjid, dan para lansia 59 untuk memperoleh data yang sebenarnya. Peneliti akan mewawancarai tentang pertanyaan-pertanyaan umum yang akan menjadi permulaan sebagai gambaran umum lokasi, kemudian dilanjutkan tentang kegiatan keagamaan yang berlangsung, metode, dan materi yang digunakan dalam kegiatan. Kemudian peneliti akan lebih fokus pada permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Wawancara akan menjadi sumber pengumpulan data yang valid jika dilakukan secara sistematis dan menggunakan teknik komunikasi yang baik sehingga informan penelitian dapat merasa nyaman dan terbuka dalam proses wawancara yang sedang berlangsung. Komunikasi dan keakraban yang dibangun dengan baik akan memudahkan peneliti dalam melakukan proses penelitian dan akan lebih mudah dalam menemukan data dan permasalah yang jelas dan valid. 3. Dokumentasi Dokumentasi sangat penting dan menjadi salah satu teknik pengumpulan data karena dengan adanya dokumentasi dapat menjadi sebuah bukti bahwa penelitian yang dilakukan benar adanya. Selain itu dokumentasi juga dapat membantu mempermudah peneliti dalam menumukan ide-ide baru dalam pemecahan masalah yang sebenarnya terjadi di lingkungan informan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono 2010: 307 dalam penelitian kualitatif yang merupakan instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama selanjutnya dibantu oleh alat-alat pengumpul data 60 yang lain seperti pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Peneliti sebagai instrument itu sendiri berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, analisis data, dan membuat kesimpulan dari temuan yang didapatkan. Berdasarkan pendapat tersebut maka instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. 1. Pedoman Observasi Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui fakta atau fenomena yang ada dalam pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak. Fakta atau fenomena tersebut dapat berupa perilaku dari informan penelitian, proses pelaksanaan pemberdayaan, dan respon kecil yang terlihat saat pelaksanaan pemberdayaan. Observasi dilakukan langsung pada pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkriangan, Kabupaten Sleman. 2. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui informasi lebih mendalam mengenai pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan, hasil kegiatan, serta faktor pendorong dan penghambat pemberdayaan lansia di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkriangan, Kabupaten Sleman. 61

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan empat tahap analisis data meliputi proses reduksi data, penyajian data, verivikasi data dan kesimpulan data. 1. Reduksi data Data Reduction Reduksi data ini adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan diri pada hal-hal yang penting. Setelah mendapatkan fokus pada hal-hal yang akan diteliti maka perlu dicari tema yang sesuai dengan fokus masalah. Di lapangan peneliti akan memfokuskan diri pada pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan. Mencakup pelaksanaan pemberdayaan, metode, materi kegiatan, hasil pemberdayaan lansia, faktor pendorong, dan penghambat dan lain-lain yang berhubungan dengan fokus penelitian. Lamanya waktu penelitian dan banyaknya informasi mengenai informan penelitian tidak menutup kemungkinan wawasan pemikiran dari peneliti akan semakin berkembang sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan di lapangan. 2. Penyajian data Data Display Setelah melakukan tahap reduksi data maka langkah selanjutnya dalah penyajian data atau mendisplaykan data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk diskriptif atau dalam bentuk uraian singkat, bagan dan lain-lain. Dalam tahap reduksi data telah ditemukan fokus masalah dan juga tema dari penelitian. Pada tahap ini temuan-temuan di lapangan akan diuraikan dan disajaikan secara sistematis.

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN SAYURAN ORGANIK DI DESA WUKIRSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN

14 65 146

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI SHELTER DONGKELSARI DESA WUKIRSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 4 93

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK TERNAK SAPI “LEMBU AJI” DI DUSUN PONDOK KULON KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

2 5 161

PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KORBAN ERUPSI MERAPI DI HUNIAN TETAP (HUNTAP) DONGKELSARI DESA WUKIRSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN.

1 5 177

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNY DI SMK N 1 CANGKRINGAN Sintokan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

0 2 125

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNY LOKASI SMK N 1 CANGKRINGAN Sintokan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman.

4 29 103

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNY SMK NEGERI 1 CANGKRINGAN Sintokan Wukirsari Cangkringan Sleman Yogyakarta.

0 4 34

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN Lokasi: SMP NEGERI 1 CANGKRINGAN Watuadeg, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta 10 Agustus-12 September 2015.

0 0 113

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN Lokasi: SMP NEGERI 1 CANGKRINGAN Watuadeg, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta 10 Agustus-12 September 2015.

0 1 118

PELAKSANAAN NILAI DEMOKRASI DI SD NEGERI KIYARAN 2 DESA WUKIRSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN.

0 0 76