41
c. Tujuan Kegiatan Keagamaan
M. Utsman 2002:10, mengemukakan bahwa untuk memperoleh derajat ketaqwaan dan bukti dari keberimanan adalah dengan melakukan ibadah seperti
sholat, puasa, zakat, dan haji yang berfungsi sebagai pendidik pribadi manusia, membersihkan jiwanya, mengajarkan banyak hal-hal terpuji dan bermanfaat yang
dapat membantu menanggung beban hidup serta membentuk kepribadian yang harmonis dan sehat jiwanya.
Kegiatan keagamaan mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut: 1 Membina dan membangaun hubungan yang teratur dan serasi anatara
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada
Tuhan.
2 Memberikan inspirasi, motivasi dan stimulasi agar masayarakat dapat aktif dalam berkegiatan dan berakhlaq mulia.
3 Menambah dan mendalami ilmu pengetahuan agama sebagai tuntunan di dunia dan sebagai bekal di akhirat.
4 Menjalin silaturrahim antar sesama umat beragama. Berdasarkan tujuan kegiatan keagamaan di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan keagamaan dilakukan sebagai pemenuhan kewajiban sebagai makhluk tuhan dan juga dilakukan atas dasar kebutuhan diri. Kegiatan keagamaan tidak
hanya bermanfaat untuk diri sendiri akan tetapi juga membawa manfaat untuk orang lain agar tidak hanya terjalin hubungan baik dengan Tuhan akan tetapi ada
hubungan baik juga dengan orang lain.
B. Penelitian yang relevan
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Biastika Nur Hafida dengan judul “Pemberdayaan Lansia
Potensial Melalui Program Bantuan Sosial di Kelurahan Wirobrajan Kota Yogyakarta” dari Fakultas Ilmu Sosial pada tahun 2014.
Metode
42
penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan
data yang
dilakukan adalah
menggunakan metode
wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tentang upaya yang
dilakukan pemerintah dalam memberdayakan lansia potensial melalui program bantuan sosial di Kelurahan Wirobrajan Kota Yogyakarta dan
mendiskripsikan factor pendukung dan hambatan dari upaya dari pemberdayaan tersebut. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam dalam
meningkatkan kualitas
kehidupan lansia
potensial adalah
dengan melakukan upaya pelayanan keagamaan dan menal spiritual, uapaya
pelayanan kesehatan, upaya pelayanan kesempatan kerja, upaya pelayanan pendidikan
dan pelatihan,
upaya pelayanan
untuk mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum, upaya pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum, serta
pemberian bantuan sosial. Dalam pelaksanaan program tersebut terdapat faktor pendukung dan
penghambat. Faktor pendukung lansia potensial yaitu lansia mempunya motivasi yang tinggi, fasilitassarana pemberdayaan ynag memadahi dan
peran aktif para kader atau pengurus dalam mendampingi pemberdayaan. Faktor penghambatnya yaitu alokasi dana bantuan yang masih sangat
kurang, masih kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai kegitaan lansia potensial dan hambatan dari dalam diri lansia sendiri yaitu
penuruanan daya tahan fisik.