44
sehingga terjadi penurunan aktivitas fisik, kurangnya perhatian yang diperoleh dari keluarga, ditingalkan oleh anak-anaknya karena dari diri
mereka sudah berkeluarga, beban psikologis yang diberika keluarga dan ditinggalkan oleh orang-orang terkasih. Selain itu adanya permasalah yang
dialami oleh Lansia menyebabkan adanya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan lanisa khususnya yang mengikuti kegiatan di
Paguyuban tersebut adalah mendapatkan kebahagiaan psikologis dan kebahagiaan itu dapat diperoleh dari kegiatan yang dilakukan bersama-
sama dalam paguyuban. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah kesamaan subjek dalam penelitian yaitu lansia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dalam
penelitian ini membahas tentang fenomenologi kesejahteraan lansia di
paguyuban sedangkan
pada penelitian
ini membahas
tentang pemberdayaan lansia. Di dalamnya akan dibahas tentang kegiatan
pemberdayaan lansia melalui kegiatan kegamaan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
3. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengurangi Kemiskinan
Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM-Mandiri”, oleh Syukron Munjazi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
Konsentrasi Pengembangan Masyarakat, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Penelitian ini merupakan penelitian Studi
45
Kasus Implementasi di Kelurahan Demangan, Gondokusuman Kota Yogyakarta.
Penelitian ini mendiskripsikan mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan PNPM-Mandiri. Dalam penelitian ini
dapat diketahui bahwa usaha pemberdayaan dapat dilakukan untuk pengentasakan kemiskinan. Pemberdayaan tersebut dapat diwujudkan
melalui program PNPM-Mandiri. Usaha pemberdayaan tersebut dilakukan dengan membentuk usaha mandiri dan juga simpan pinjam dengan jumlah
anggota 640. Dalam jangka 2 tahun setelah adanya program tersebut tingkat kemiskinan di daerah tersebut mengalami penurunan sebanyak
0.18. Hal tersebut menunjukkan adanya pemberdayaan yang dilakukan secara berkelanjutan akan membawa dampak positif bagi masyarakat.
Peneliti memilih penelitian tersebut sebagai penelitian yang relevan karena adanya kesamaan topic penelitian yaitu mengenai pemberdayaan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah peneliti meneliti tentang pemberdayaan lansia, akan tetapi peneliti
tersebut meneliti tentang pemberdayaan masyarakat. Selain itu peneliti tersebut
meneliti tentang
pemberdayaan melalui
program PBPM
sedangkan peneliti ini meneliti tentang pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini akan mendiskribsikan tentang pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan dan juga
mendiskribsikan mengenai hasil pemberdayaan yang dilakukan serta
46
faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan lansia tersebut.
C. Hubungan Antar Gejala
Kondisi lanjut usia yang ada di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkriangan, Kabupaten Sleman mayoritas adalah petani dan yang lainnya
adalah mereka yang menganggur di rumah atau hanya sekedar menjaga cucu di rumah. Para lanjut usia belum mempunyai kegiatan yang dapat membuat
mereka menjadi aktif. Seorang lanjut usia harus mempunyai kegiatan atau aktifitas yang dilakukan secara rutin agar lansia tidak mengalami penurunan
fisik dan kognitif secara cepat. Menurut penelitian lansia akan cepat mengalami stoke dan pikun ketika tidak lagi mempunyai aktifitas fisik
maupun non fisik yang dilakukan secara rutin. Oleh karena itu, diperlukan suatu aktifitas atau kegiatan yang mewadahi para lansia untuk melakukan
kegiatan secara rutin agar tidak mengalami kejenuhan dan juga stress. Para lansia membutuhkan suatu pemberdayaan, dimana pemberdayaan
merupakan suatu pembebasan diri untuk menentukan keputusan yang akan diambil. Lansia yang berada di Dusun Gatak, Wukirsari mempunyai
ketertarikan yang besar dalam bidang keagamaan. Selain itu Lansia juga mempunyai kebutuhan spiritual untuk dipenuhi, yaitu kebutuhan untuk
mendalami bidang keagamaan sebagai bekal ketika mereka akan berpulang pada hakikat seorang makhluk ciptaan Tuhan. Berdasarkan keinginan dan
karakteristik dari Lansia maka dibutuhkan pemberdayaan berupa kegiatan
47
keagamaan yang dilaksanakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkriangan, Kabupaten Sleman.
Dengan demikian, perlu adanya sebuah wadah bagi lansia untuk melakukan kegiatan, dan juga mengembangkan diri. Berdasarkan kebutuhan
dari para lansi, warga Dusun Gatak bermusyawarah untuk membuat kegiatan untuk para lansia. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam pemberdayaan lansia
melalui kegiatan keagamaan. Pemberdayaan lansia tersebut diadakan satu minggu sekali, dengan tujuan agar tidak memberatkan lansia yang sudah
mengalami penurunan fungsi fisik. Kegiatan tersebut berupa belajar membaca Al-Qur’an, mengkaji ayat-ayat Al-Quran, mengkaji hadits dan juga ceramah
keagamaan. Oleh
karena itu,
penelitian ini
akan mengkaji
tentang pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan di Dusun Gatak, Wukirsari,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
48
Secara ringkas, hubungan antar gejala dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti dalam gambar I:
Gambar I. Hubungan Antar Gejala Analisis Kebutuhan:
Perlu adanya kegiatan pemberdayaan untuk lanjut usia
khususnya di Dusun Gatak, Wukirsari, Sleman
Analisis Masalah: Jumlah lansia yang sangat banyak,
lansia belum mempunyai kegiatan yang bersifat memberdayakan, banyak
lansia yang belum bisa mengaji, dan belum ada yang memfasilitasi lansia
untuk dapat belajar
Pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan Lansia di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman
49
D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitaian yang diajukan adalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana
pemberdayaan lansia
melalui kegiatan
keagamaan yang
diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman untuk memberdayakan lansia:
a. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman? b. Apa metode yang dipakai dalam penyampaian materi pemberdayaan lansia
melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?
c. Apa saja materi yang disampaikan dalam pemberdayaan lansia melalui kegiatan
keagamaan diselenggarakan
di Dusun
Gatak, Wukirsari,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman? 2. Bagaimana hasil dari pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang
diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?
a. Apa saja perubahan kognitif yang didapatkan dari pemberdayaan lansia melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak,
Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman? b. Apa saja perubahan perilaku yang didapatkan dari pemberdayaan lansia
melalui kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di Dusun Gatak, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?